14 Menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.
2.1.9 Asuhan Keperawatan Fraktur
a. Pengkajian Pengkajian adalah proses yang mencakup pengumpulan informasi tentang
gejala-gejala terakhir juga manifestasi penyakit sebelumnya Smeltzer dan Bare, 2002: 595.
Pengkajian pada pasien fraktur meliputi Ningsih, 2009 : 1 Aktivitas atau istirahat
Tanda : keterbatasan gerak atau kehilangan fungsi motorik pada bagian yang terkena dapat segera atau sekunder, akibat pembengkakan atau nyeri.
2 Sirkulasi Tanda : hipertensi kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri
atau ansietas atau hipotensi hipovolemia. Takikardi respon stres, hipovolemia. Penurunan atau tidak teraba nadi distal, pengisisn kapiler lambat capillary
refille, kulit dan kuku pucat atau sionatik. Pembengkakan jaringan atau massa hematom pada sisi cidera.
3 Neurosensori Gejala : hilang gerak atau sensasi, spasme otot. Kebas atau kesemutan
parestesi Tanda : diformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan atau rotasi, krepitasi,
spasme otot, kelemahan atau kehilangan fungsi. Angitasi berhubungan dengan nyeri, ansietas, dan trauma lain.
Universitas Sumatera Utara
15 4 Keamanan Tanda : laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan dan perubahan
warna kulit. Pembengkakan lokal dapat meningkatkan secara bertahap atau tiba-tiba.
b. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan
mengatasi kebutuhan spesifikpasien serta respons terhadap masalah aktual dan resiko
tinggi. Label
diagnosa keperawatan
memberi format
untuk mengekspresikan bagian indentifikasi masalah dari proses keperawatan Doenges,
2000: 8. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien fraktur collum femur menurut Muttaqin 2011 salah satunya yaitu: ansietas berhubungan dengan
krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan status kesehatan atau ekonomi atau fungsi peran.
c. Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan adalah presripsi untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakanintervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai
hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan. Intervensi ini mempunyai maksud mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik
pasien serta harus menyertakan kekuatan-kekuatan pasien yang telah di identifikasi bila memungkinkan Doenges, 2000 : 10.
Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasional, akan menjalani operasi, status ekonomi dan perubahan fungsi peran Muttaqin, 2008.
Tujuan : ansietas hilang atau berkurang
Universitas Sumatera Utara
16 Kriteria Hasil : klien mengenal perasaanya, dapat mengidentifikasi penyebab atau
faktor yang mempengaruhi dan menyatakan ansietas berkurang atau hilang. Intervensi :
1 Kaji tanda verbal dan non verbal ansietas, dampingi klien dan lakukan tindakan bila klien menunjukan perilaku merusak.
Rasional : reaksi verbal atau nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah.
2 Hindari konfrontasi Rasional : konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja
sama, dan mungkin memperlambat penyembuhan. 3 Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi ansietas. Beri lingkungan yang
tenang dan suasana penuh istirahat. Rasional : mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.
4 Orientasikan klien terhadap tahap-tahap prosedur operasi dan aktivitas yang diharapkan.
Rasional : orientasi tahap-tahap prosedur operasi dapat mengurangi ansietas Muttaqin, 2008 : 222.
d. Evaluasi Evaluasi pada masalah keperawatan fraktur adalah Muttaqin, 2008 :
ansietas berkurang.
2.2 Kecemasan 2.2.1 Definisi kecemasan