Cara Penilaian Kecemasan Penatalaksanaan non farmakologi

25 j Gejala pernapasan ditandai dengan rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan terkecik, merasa nafas pendeksesak, sering menarik nafas panjang. k Gejala gastrointestinal ditandai dengan sulit menelan, mual, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum dan setelah makan, rasa panas di perut, perut terasa kembung atau penuh, muntah, defekasi lembek, berat badan menurun, konstipasi. l. Gejala urogenital ditandai oleh sering kencing, tidak dapat menahan kencing, amenorrhoe, menorrhagia, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, frigiditas, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang, impoten. m. Gejala otonom ditandai dengan mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing, sakit kepala, kepala terasa berat, bulu-bulu berdiri. n. Perilaku sewaktu wawancara ditandai dengan gelisah, tidak tenang, jari gemetar, mengerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat, nafas pendek dan cepat, muka merah.

2.2.5 Cara Penilaian Kecemasan

Cara penilaian tingkat kecemasan menurut awari 2007 sebagai berikut: a.Skor 0 : tidak ada gejala sama sekali. b.Skor 1 : 1 dari gejala yang ada. c.Skor 2 : separuh dari gejala yang ada. d.Skor 3 : lebih dari separuh gejala yang ada. e.Skor 4 : semua gejala ada. Penilaian hasil yaitu dengan menjumlahkan nilai skor item 1 sampai dengan 14 dengan ketentuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 26 a.Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan. b.Skor 14 sampai dengan 20 = kecemasan ringan. c.Skor 21 sampai dengan 27 = kecemasan sedang. d.Skor 28 sampai dengan 41 = kecemasan berat. e.Skor 42 sampai dengan 56 = kecemasan berat sekalipanik.

2.2.6 Penatalaksanaan non farmakologi

a. Distraksi Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap cemas yang dialami. Stimulussensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorphin yang bisa menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli cemas yang ditransmisikan ke otak Potter dan Perry, 2006. Menurut Heru 2008 dalam Siswantinah 2011 salah satu distraksi yang efektif adalah dengan Murottal mendengarkan bacaan Al- Qur’an, yang dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam ataulebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendaliemosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. b. Relaksasi Universitas Sumatera Utara 27 Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri Potter dan Perry, 2006. Instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur kecemasan yang dalam penggunaannya dalam metode observasi dan wawancara. Alat ukur dengan menggunakan HARS berisi tentang intensitas kecemasan yang dirasakan klien. Untuk mendukung jalannya penelitian, penelitian menggunakan