BAB IV INVASI MILITER AMERIKA SERIKAT KE IRAK
A. Invasi Militer Amerika Serikat
Penyerangan militer pasukan koalisi pimpinan AS ke Irak, tidak terlepas dari pengaruh kuat perancang perang di Pentagon. Hal ini menjadi bukti tak terbantahkan
betapa AS ingin mengobrak-abrik tatanan dunia sekehendak hatinya. Peristiwa penyerangan AS ke Irak ini tidak hanya bertujuan mencegah kemunculan kekuatan
yang akan menandinginya, AS juga berambisi untuk meneguhkan kekuasaannya atas seluruh jagad ini. Serangan AS ke Bagdad secara resmi juga akan menguntungkan
Israel. Selama ini Tel Aviv belum mampu menjadi kekuatan nomor satu di kawasan Timur Tengah karena masih ada Irak, satu-satunya negara Arab yang ditakuti Israel
karena diperkirakan memiliki kemampuan senjata pemusnah masal. Atas alasan ini pula, Irak dibombardir pasukan koalisi Pimpinan AS, kendati Kepala Tim Inspeksi
senjata PBB Hans Blix dan Kepala Badan Energi Atom Internasional, Dr. Mohammad al-Baradei telah menyatakan bahwa tidak ada bukti kepemilikan Irak terhadap senjata
mematikan itu.
56
Dalam kasus Irak, ada tiga kebohongan AS yang perlu diungkapkan
57
. Pertama
, AS berdalih bahwa Irak memiliki senjata nuklir dan itu sangat membahayakan perdamaian dunia. Jika memang demikian halnya, mengapa AS dulu berdiam diri
ketika rezim Saddam menggunakan senjata kimia untuk menghancurkan pertahanan
56
http:www.tempointeraktif.comhgluarnegeri20030426brk,20030426-03,id.html
57
Ibid., h. 2
militer Iran dalam perang Irak-Iran 1980-1988 ? mengapa AS tidak melucuti sistem persenjataan nuklir milik Israel, negeri yang melakukan pelanggaran HAM paling berat
di kawasan Timur Tengah. Kedua, alasan AS bahwa pemerintah Saddam tidak demokratis juga mentah. Dalam kenyataannya, pemerintah AS juga mendukung rezim-
rezim otoriter. Dalam hal ini, Arab Saudi adalah contohnya. Ketiga, Presiden Saddam Husein dituding memiliki keterkaitan khusus dengan jaringan Al-Qaeda. Jika ditelusuri
lebih lanjut, maka tuduhan AS itu akan tidak berdasar sama sekali. Bagaimana mungkin Al-Qaeda yang berideologi keras alias kaku dapat melakukan kerja sama dengan rezim
Saddam yang sekuler? Sejarah Perang Teluk 1991 juga membeberkan bahwa ketika Arab Saudi
dikabarkan berada dalam ancaman invasi Irak setelah Kuwait, Osama bin Laden justru bergegas menemui sejumlah petinggi kerajaan Arab Saudi untuk menawarkan bantuan
guna mempertahankan wilayah negara itu dan kemungkinan serangan militer Saddam.
58
B. Alasan-alasan Amerika Serikat AS Menginvasi Irak