4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai
koefisien regresi struktur modal sebesar -0.241 dengan signifikansi 0.015, yang berarti bahwa setiap adanya penurunan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan
sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.241 satuan. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis 1 H
1
yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sekaligus menjawab
perumusan masalah pertama penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan yang telah dilakukan oleh
Solihah dan Taswan 2002, yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 atau secara tepatnya terjadi sebelum krisis moneter dan pada awal tahun terjadinya
krisis moneter. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga, pada tahun 1993 sampai tahun 1997 terjadi perubahan perekonomian dimana meningkatnya nilai
rupiah terhadap kurs dollar, suku bunga bank, tingkat inflasi sehingga berpengaruh pada peningkatan penggunaan hutang. Meskipun kebijakan hutang oleh penelitian
terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku
ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
model. Solihah dan Taswan 2002 pengaruh kebijakan penggunaan hutang pada periode penelitian tahun 1993 sampai tahun 1997 dapat digunakan untuk
mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, untuk dapat menghindari penggunaan investasi sia-sia yang pada akhirnya meningkatkan
nilai perusahaan meskipun tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan Hasnawati 2005, yang
menyatakan bahwa secara parsial keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan namun tidak signifikan pada 259 perusahaan di Jakarta Stock
Exchange dengan periode penelitian 2001. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga, periode tahun 2001 merupakan periode setelah krisis moneter. Namun
periode penelitian yang singkat pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange memungkinkan hasil yang kurang mewakili keadaan sampel yang diteliti,
apalagi penelitiannya meneliti pada 259 perusahaan yang didalamnya terdapat perbedaan karakteristik perusahaan, meskipun kebijakan hutang oleh penelitian
terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku
ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation model. Namun hasil penelitiannya diduga sebagai dampak dari keadaan setelah krisis
moneter. Pengaruh penggunaan hutang secara positif meningkatkan nilai perusahaan namun tidak signifikan. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah krisis moneter antara periode tahun 1993
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
sampai tahun 2001 kebijakan penggunaan hutang oleh manajemen perusahaan secara langsung dan positif meningkatkan nilai perusahaan meskipun tidak signifikan.
Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan Trade-Off Theory yang menyatakan bahwa dengan asumsi titik target struktur modal belum optimal
peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, teori tersebut menjelaskan bahwa ketika struktur modal berada
diatas target titik optimum maka setiap peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Berdasarkan bukti empiris bahwa rata-rata penggunaan hutang pada
periode penelitian 2004 sampai dengan tahun 2006 sudah sangat tinggi sekali yang ditunjuki oleh rasio DER dari tahun 2004 sampai tahun 2006 rata-rata sampel sebesar
1.077 dan meningkat terus sampai 1.202, meskipun belum ada karakteristik tertentu untuk titik optimum penggunaan hutang dari struktur modal suatu perusahaan, namun
berdasarkan penelitian Sugihen 2003:208 titik optimum struktur modal berkisar antara 0.3 sampai 0.4. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan panduan angka
tersebut untuk titik optimum penggunaan hutang dari struktur modal. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil temuan yang dilakukan oleh Wahyudi
dan Hartini 2004, yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go publik yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang
dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia dengan jumlah 168 perusahaan sebagai sampel. Konsistenan penelitian ini diduga, periode tahun 2002 dan 2003 keadaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
perekonomian mulai kondusif sehingga setiap penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun keputusan pendanaan diukur dengan rasio
dari total hutang terhadap total ekuitas yang menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas,
selanjutnya keputusan pendanaan diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total aktiva yang mengukur prosentase dana yang disesuaikan oleh kreditur dalam
membiayai aktiva perusahaan, lalu keputusan pendanaan diukur juga dengan rasio dari total hutang jangka panjang terhadap total ekuitas yang menunjukkan
perbandingan antara klaim keuangan jangka panjang yang digunakan untuk mendanai kesempatan investasi jangka panjang dengan pengembalian rate of return jangka
panjang pula, keputusan pendanaan diukur juga dengan rasio dari total hutang terhadap perkalian antara jumlah saham yang beredar dikalikan dengan closing price,
sedangkan nilai perusahaan diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku perlembar saham.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil temuan yang telah dilakukan oleh Sriwardany 2006, yang menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh
negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa kebijakan struktur modal perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi
penurunan harga saham pada 156 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode penelitian tahun 2000 sampai tahun 2004. Konsistenan penelitian ini diduga
keadaan perekonomian mulai kondusif sehingga setiap penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun struktur modal diukur dengan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
menggunakan hutang terhadap aktiva dan perubahan harga saham mencerminkan nilai perusahaan.
Periode penelitian tahun 2004 sampai tahun 2006 perekonomian secara perlahan-lahan mulai berkembang dan secara signifikan penggunaan hutang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun pengaruhnya lemah namun hasil penelitian ini bisa diprediksi bahwa penurunan penggunaan hutang perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memiliki pengaruh yang lemah, meskipun secara langsung yang dilakukan dalam penelitian ini struktur modal
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan diduga struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara tidak langsung, yang mana dalam penelitian ini tidak
mengikut sertakan variabel tidak langsung seperti hasil temuan yang dilakukan oleh Sugihen 2003 yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung
negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 dengan jumlah 98
perusahaan sebagai sampel. Struktur modal diukur dengan menggunakan rasio dari ekuitas terhadap aktiva dan hutang terhadap aktiva, sedangkan nilai perusahaan
diukur dengan menggunakan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah dengan program
aplikasi AMOS. Total hutang tahun 2004 dibandingkan dengan total hutang tahun 2006
meningkat 136 lihat tabel 20 dan diikuti dengan peningkatan nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan tahun 2006 yang tercatat 127 dari nilai ekuitas tahun 2004.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
peningkatan total aktiva sampai tahun 2006 diduga disebabkan adanya penambahan investasi yang dilakukan perusahaan yang ditunjukkan dengan peningkatan aktiva
tetap, tetapi prosentase peningkatan aktiva tetap tidak sebanding dengan prosentase peningkatan piutang dagang dan persediaan.
Tabel 20. Pengamatan Hutang, Ekuitas, Aktiva
Tahun Keterangan
2003 2004 2005
Total Debt Total Equity
Total Aktiva Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
Equity Pershare Struktur Modal
Pertumbuhan Perusahaan Nilai Perusahaan
Rata-Rata Total Debt Rata-Rata Total Equity
Rata-Rata Total Aktiva Rata-Rata Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
Rata-Rata Equity Pershare Rata-Rata Struktur Modal
Rata-Rata Pertumbuhan Perusahaan Rata-Rata Nilai Perusahaan
30,305,997.000 27,294,732.000
59,539,242.000 40,992,982,059.000
157,189.899 48.447
17.204 53.079
673,466.600 606,549.600
1,323,094.267 910,955,156.867
3,493.109 1.077
0.382 1.180
36,392,675.000 30,273,035.000
68,609,827.000 44,539,672,959.000
170,102.053 53.003
16.875 52.329
808,726.111 672,734.111
1,524,662.822 989,770,510.200
3,780.046 1.178
0.375 1.163
41,104,455.000 34,779,605.000
77,786,212.000 51,135,526,527.000
174,065.591 54.083
16.293 57.240
913,432.333 772,880.111
1,728,582.489 1,136,345,033.933
3,868.124 1.202
0.362 1.272
Sumber: Lampiran 2,3,4 Peningkatan nilai ekuitas diduga disebabkan oleh peningkatan penjualan saham,
terbukti dengan meningkatnya rata-rata jumlah saham yang beredar dengan signifikan dari 910,955,157.867 lembar pada tahun 2004 menjadi 1,136,345,033.933 lembar
pada tahun 2006.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
Peningkatan jumlah hutang lancar meningkat diduga tambahan modal kerja yang digunakan untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Peningkatan hutang
lancar diduga berasal dari kredit pemasok, pinjaman bank, yang mana prosentase peningkatan hutang lancar sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 jauh lebih
tinggi dari pada peningkatan hutang tidak lancar lihat tabel 21.
Tabel 21. Pengamatan Piutang Dagang, Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan, Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba
Ditahan, Laba Operasi
Tahun Keterangan
2004 2005 2006 Prosentase
Piutang Dagang Persediaan
Aktiva Tetap Penjualan
Laba Operasi Hutang Lancar
Hutang Tidak Lancar Laba Ditahan
7,604,924 12,221,239
23,299,600 71,686,435
6,605,788 17,313,507
12,991,508 14,550,737
9,812,005 16,228,265
26,770,340 97,308,666
7,616,903 22,968,253
13,433,419 17,551,431
10,607,761 17,507,305
30,016,252 111,523,345
9,215,805 25,939,374
15,138,080 21,655,000
139 143
129 156
140 150
117 149
Sumber: Lampiran 5,6 Peningkatan jumlah hutang tidak lancar lihat tabel 21 diduga disebabkan oleh
melemahnya nilai rupiah terhadap dollar dan akumulasi tunggakan bunga suku bunga yang tinggi. Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar menyebabkan hutang
nilai rupiah terhadap dollar menjadi meningkat. Tingginya suku bunga Bank, dan kemampuan untuk melunasi hutang sangat lemah mengakibatkan terjadinya
penunggakan hutang yang perusahaan dan industri tidak mampu untuk melunaskannya dan akhirnya penggunaan hutang perusahaan menjadi meningkat.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
Bukti empiris penelitian ini menemukan pengaruh secara langsung dan negatif antara struktur modal terhadap nilai perusahaan terjadi pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 meskipun pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah lemah.
4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan