4.2.3 Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi struktur modal sebesar -0.237 dan koefisien regresi pertumbuhan perusahaan -0.080 dengan signifikansi
0.05, yang berarti bahwa setiap adanya penurunan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan
sebesar 0.237 satuan dan setiap adanya penurunan pertumbuhan perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.080. Hal ini
berarti bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang umumnya sebagai perusahaan berskala besar telah menggunakan hutang diatas titik
optimal dan peningkatan total aktiva tidak sebanding dengan peningkatan pada perubahan total aktiva.
Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis 3 H
3
yang menyatakan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
dan sekaligus menjawab rumusan masalah ketiga penelitian ini. Tabel 20 menunjukkan bahwa total hutang tahun 2004 dibandingkan dengan
total hutang tahun 2006 meningkat menjadi 136 dan dikuti dengan peningkatan nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan pada tahun 2006 yang tercatat hanya 127
dari tahun 2004. Peningkatan jumlah hutang lancar jauh lebih tinggi dari pada
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
peningkatan hutang tidak lancar. Peningkatan hutang lancar dilakukan agar perusahaan memperoleh modal kerja untuk kelangsungan operasional perusahaan.
Peningkatan nilai ekuitas diduga disebabkan oleh peningkatan penjualan saham, terbukti dengan meningkatnya rata-rata jumlah saham yang beredar dengan signifikan
dari 910,955,157.867 lembar pada tahun 2004 menjadi 1,136,345,033.933 lembar pada tahun 2006 lihat 20.
Peningkatan total aktiva sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 diduga berasal dari peningkatan hasil dari kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan, meskipun
besarnya nilai penunggakan piutang dagang perusahaan, jumlah persediaan perusahaan yang tinggi sehingga terjadi kapasitas menganggur dari jumlah persediaan
tersebut. Laba ditahan perusahaan pun meningkat periode tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 terbukti semakin meningkatnya total aktiva perusahaan dan sebab itu perusahaan memiliki sumber dana dari modal sendiri terbukti dengan nilai ekuitas
meningkat meskipun lebih prosentasenya lebih rendah dari pada peningkatan total hutang. Selain itu juga adanya peningkatan pada laba operasi perusahaan diduga
adanya kenaikan unit penjualan dan terbukti dengan meningkatnya nilai penjualan perusahaan lihat tabel 21 dengan asumsi biaya operasi perusahaan tetap.
Perubahan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur diperkirakan adanya perubahan nilai hutang, nilai ekuitas, dan nilai total aktiva. Nilai perusahaan
meningkat pada tahun 2006 sebesar 1.272 jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya 1.180, artinya adanya peningkatan nilai perusahaan pada tahun 2006 sebesar 107.79
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
dibandingkan nilai perusahaan tahun 2004. Besarnya perubahan rata-rata nilai perusahaan tersebut dipengaruhi meningkatnya penggunaan hutang perusahaan,
meningkatnya nilai ekuitas perusahaan, meningkatnya nilai aktiva perusahaan, meningkatnya jumlah lembar saham yang beredar di bursa efek, meningkatnya nilai
DER yang dimiliki perusahaan berarti kenaikan total hutang perusahaan lebih tinggi dari pada kenaikan total ekuitas perusahaan, menurunnya nilai perubahan total aktiva
tingkat pertumbuhan perusahaan. Struktur modal meningkat pada perusahaan yang berskala besar meskipun
perusahaan dalam keadaan sulit masih tetap bisa menjalankan operasional perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar
saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaan perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan. Penelitian ini tidak konsisten dengan temuan yang dilakukan
oleh penelitian Solihah dan Taswan 2002 periode penelitian 1993 – 1997 ini merupakan periode keadaan sebelum terjadi krisis moneter dan pada saat awal
tahun terjadi krisis moneter, Hasnawati 2005 periode penelitian tahun 2001 merupakan periode setelah terjadi krisis moneter dan periode penelitian yang
terlalu singkat memungkinkan hasil yang kurang mewakili keadaan sampel yang diteliti meskipun menelitia pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Stock Exchange, dan Trade-Off Theory merupakan teori yang menjelaskan tentang penggunaan hutang di bawah titik optimum namun secara empiris
penggunaan hutang periode 2004-2006 sudah sangat tinggi sekali yang ditunjukkan dengan rasio DER meskipun periode penelitian ini penggunaan
hutang yang sangat tinggi sekali tetapi tetap dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan temuan Wahyudi dan Hartini 2004 periode
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008.
USU e-Repository © 2008