23
pribadi dengan variabel dependennya adalah Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi.
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Tentang Sanksi Perpajakan
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan perturan perundang-undangan norma perpajakan akan dituruti dan ditaatidipatuhi,
dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan Mardiasmo, 2011;39. Wajib pajak akan
memenuhi kewajiban perpajakannya bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya
Pandangan tentang sanksi perpajakan tersebut diukur dengan indikator Yadnyana, 2009 sebagai berikut :
a. Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak yang cukup berat
b. Sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan.
c. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak.
d. Sanksi harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi. e. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan
Penelitian yang dilakukan Larasati 2013 menunjukkan Persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap pelaporan
wajib pajak orang pribadi. Selain itu penelitian yang juga dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
24
Fuadi 2012 menunjukkan Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang UMKM.
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai
berikut: H1: Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tentang Sanksi Perpajakan
Berpengaruh Positif Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi.
2.3.2 Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi
Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia untuk memahami ralistas dan bagaimana mereka bertindak atau bersikaf terhadap realitas.
Jatmico 2006 menjelaskan bahwa kesadaran adalah keadaan mengaetahui atau mengerti.
Irianto 2005 menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Pertama,
kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar
pajak karna merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pambayaran pajak dan
pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan
Universitas Sumatera Utara
25
pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.
Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan memebayaar karena pembayaran pajak
disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
Penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis ini, diungkapkan oleh Nur Hikmah 2012 yang menyebutkan Kesadaran wajib pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melalukan kegiatan usaha di KPP Pratama Semarang Barat. Sedangkan
Larasaty 2013 juga mengatakan Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap pelaporan wajib pajak orang pribadi.
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai
berikut: H2: Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Berpengaruh Positif
Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi
2.4 Kerangka Pemikiran