Gambaran Umum Objek Penelitian Analisis Regresi Linier Berganda

43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian dalam hal ini adalah wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Tebing Tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner hingga pengembalian kuesioner yang memerlukan waktu kurang sekitar satu bulan. Kantor Pelayanan Pajak pratama Tebing Tinggi adalah merupakan unit terkecil dalam dirjen Pajak yakni dibawah naungan Kantor wilayah Pematang Siantar , ruang lingkup kerjanya terdiri dari dua kabupatenkota yakni Kabupaten Serdang Bedagai dan Kotamadya Tebing Tinggi. Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Deskripsi Jumlah Persentase Jumlah Kuesioner yang disebar 105 100 Jumlah kuersioner yang tidak kembali - - Jumlah Kuesioner yang pengisiannya tidak lengkap 5 5 Jumlah Kuesioner yang dapat diolah 100 95 Sumber : Data diolah penulis 2015 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang terkumpul yaitu sebanyak 100 eksemplar 100 dari total 100 eksemplar yang disampaikan. Dengan demikian jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 100 eksemplar 100. Universitas Sumatera Utara 44

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui karakteristik responden di bawah ini:

4.2.1 Jenis Kelamin

Analisis Frekuensi jenis kelamin responden ini bertujuan untuk mengetahui siapakah responden yang menjadi objek penelitian ini. Tabel 4.2 Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persen Laki-laki 57 57.0 Perempuan 43 43.0 Total 100 100.0 Sumber : Data diolah penulis 2015 Berdasarkan hasil pengolahan data primer dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, terlihat sebesar sebagian besar adalah laki-laki dengan persentase sebesar 57 dan perempuan sebanyak 43 orang 43. Universitas Sumatera Utara 45

4.2.2 Penghasilan Perbulan

Analisis Frekuensi penghasilan perbulan ini bertujuan untuk mengetahui berapa perbandingan pemasukan perbulan masyarakat yang menjadi sampel pada penelitian ini. Tabel 4.3 Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan Jumlah Pemasukan Perbulan Frekuensi Persen Rp. 1.000.000 - Rp. 3.000.000 3 3,0 Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.000 51 51,0 Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000 38 38,0 Rp. 10.000.000 8 8,0 Total 100 100,0 Sumber : Data diolah penulis 2015 Berdasarkan hasil pengolahan data primer dari 100 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki penghasilan Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000 sebanyak 51 orang 51. Responden yang memiliki penghasilan Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 adalah sebanyak 38 orang 38. Kemudian untuk responden yang berpenghasilan diatas Rp. 10.000.000 adalah sebanyak 8 orang 8. Dan memiliki penghasilan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 adalah sebanyak 7 orang 7. Universitas Sumatera Utara 46

4.2.3 Usia

Analisis Frekuensi usia ini bertujuan untuk mengetahui usia masyarakat yang menjadi sampel pada penelitian ini. Tabel 4.4 Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persen 20 ~ 30 3 3 31 ~ 40 54 54 41 ~ 50 39 39 51 ~ 60 4 4 Total 100 100 Sumber : Data diolah penulis 2015 Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan responden paling banyak memiliki usia 31- 40, sebanyak 54 orang 54. Kemudian antara usi 41-50 sebanyak 39 orang 39. Usia antara 51-60 sebanyak 4 orang 4 dan usia 20-30 sebanyak 3 orang 3.

4.2.4 Pendidikan

Analisis frekuensi pendidikan ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan masyarakat yang menjadi sampel pada penelitian ini. Tabel 4.5 Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan. Pendidikan Frekuensi Persen SMA Sederajat 7 7 D3 43 43 S1 48 48 Pasca Sarjana 2 2 Total 100 100 Sumber : Data diolah penulis 2015 Universitas Sumatera Utara 47 Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa pendidikan responden paling banyak adalah sarjana dengan total 48 orang 48. Kemudian pendidikan D3 sebanyak 43 orang 43. SLTA Sederajat sebanyak 7 orang 7. Dan pasca sarjana sebanyak 2 orang 2. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah berpendidikan Sarjana dan D3 sehingga memiliki pengetahuan tentang pajak lebih baik.

4.3 Hasil Instrumen Uji Data

4.3.1 Uji Kuesioner 4.3.1.1 Uji Validitas Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Noor 2011:130 menyatakn agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang, dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 30 responden. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengukur derajat ketepatan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Suatu data dikatakan valid sah, Jika setiap butir pertanyaan yang meliputi variabel dependen dan variabel independen memiliki keterkaitan yang tinggi satu sama lain. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS For Windows Release 21, di mana analisis hasil dapat dilakukan dengan membaca kolom Corrected Item-Total Correlation CITC, apabila nilai Universitas Sumatera Utara 48 korelasi hitung data melebihi CITC maka data tersebut dikatakan valid sah yakni � � �� . Perhitungan � �� akan terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan koefisien � �� . Selanjutnya bila koefisien CITC � maka data dinyatakan valid demikian sebaliknya. Adapun rumus yang digunakan adalah : Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan X 1 , Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X 2 , dan Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Y. Hasil uji validitas dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.6 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan X 1 Sumber : data diolah penulis 2015 Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0,574 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0,565 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0,732 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0,394 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0,436 0,3 Valid � �� : � � : ��� � �� � � �� 8 ∗∗ Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 4.7 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X 2 Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0,655 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0,406 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0,672 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0,388 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0,446 0,3 Valid Sumber : data diolah penulis 2015 Tabel 4.8 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Kepatuhan Pelaporan tentang Pepajakan Y Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0.609 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0.572 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0.239 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0.580 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0.544 0,3 Valid Sumber : data diolah penulis 2015 Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelas yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 Augustine dan Kristaung, 2013 : 70. Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.6 hingga 4.7 Terhadap Universitas Sumatera Utara 50 pertanyaan-pertanyaan pada variabel Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan X 1 , Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X 2 , dan Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Y, diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,70 Ghozali, 2013. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyan yang valid. Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Nilai Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan Kesimpulan Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan X 1 0.762 0.7620.7 Reliabilitas Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X 2 0.731 0.7310.7 Reliabilitas Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Y 0.740 0.7400.7 Reliabilitas Sumber : data diolah penulis2015 Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0.7 , maka kuesioner penelitian bersifat reliabel Ghozali, 2013. Diketahui bahwa kuesioner dari variabel Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan X 1 , Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X 2 , dan Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Y bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0.7. Universitas Sumatera Utara 51

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah suatu model regresi mempunyai distribusi data normal atau tidak pada variabel dependen, independen ataupun keduanya. Suatu model regresi dapat katakan baik jika mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal. Cara untuk mendeteksi suatu model regresi normal atau tidak, dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memiliki distribusi data yang normal. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memiliki distribusi data yang normal. Hasil dari uji normalitas model regresi terhadap Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi dapat dilihat pada gambar berikut ini : Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variabel Y Sumber : Data diolah oleh penulis 2015 Berdasarkan gambar 4.1 di atas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola penyebaran berdistribusi normal. Dengan demikan, model regresi dalam penelitian memiliki distribusi data normal. Universitas Sumatera Utara 53

4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan, atau yang lain. Bila varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Suatu model regresi dapat katakan baik jika tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatter plot. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.2 Scatterplot Dependent Variabel Y Sumber : Data diolah penulis 2015 Berdasarkan gambar 4.2 diatas, terlihat bahwa secara keseluruhan titik-titik tidak membentuk pola teratur. Hal ini menunjukkan hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 55

4.3.2.3 Uji Multikolonieritas

Uji asumsi klasik seperti multikolonieritas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Variance Inflation Factor VIF. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance value kurang dari 0,1 maka terjadi multikolonieritas. Untuk hasil uji multikolonieritas penelitian ini dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10 Tabel Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant X1 .497 2.013 X2 .497 2.013 Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai VIF variabel X 1 sebesar 2.013 dan variabel X 2 sebesar 2.013. Semua variabel memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 VIF 10. Sementara pada nilai tolerance untuk variabel X 1 dan X 2 , lebih dari 0.1 yaitu X 1 sebesar 0.497 dan X2 sebesar 0.497. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas atau tidak ada hubungan atau korelasi yang tinggi antar Universitas Sumatera Utara 56 masing-masing variabel independen dalam model regresi wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel independen bila nilai variasi independen dimanipulasi, diubah-ubah atai dinaik-turunkan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi. Sedangkan variabel independennya adalah Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tentang Sanksi Perpajakan X1 dan Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X2. Berikut ini adalah hasil analisis statistik pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil Analisis Model Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant .747 .315 X 1 .273 .099 .270 X 2 .526 .100 .515 Sumber : Data diolah Penulis Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.11 diatas, maka dapat diperoleh persamaan model regresi linier sebagai berikut : Y = 0.747 + 0.273X 1 + 0.526X 2 Dari persamaan regresi linier berganda diatas, dapat dijelaskan bahwa : α = konstanta sebesar 0.747 artinya apabila semua variabel independen dianggap konstan bernialai 0, maka nilai variabel dependen yang terjadi sebesar 0.747. Universitas Sumatera Utara 57 Variabel X 1 sebesar 0.273. artinya apabila X 1 mengalami kenaikan sebesar 1 sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka X 1 akan mengalami kenaikan sebesar 0.273. Variabel X 2 sebesar 0.526, artinya apabila variabel X 2 mengalami kenaikan sebesar 1 sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka X2 akan mengalami kenaikan sebesar 0.526.

4.5 Uji Hipotesis dengan Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran, Dan Karakteristik Personal Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali).

0 1 7

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK PADA KEPATUHAN Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Boyolali).

0 2 16

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO.

0 0 140

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 10

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 2

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 5

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 1 21

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 1 3

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 12

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO

0 0 20