bagian barat Jawa-Bali, di daerah ini terdapat alat tenun disebut Cacak yaitu dua buah tiang pendek yang diberi belahan untuk menempatkan papan guna menggulung
benang yang akan ditenun, alat ini biasanya ditempatkan pada sebuah amben yaitu balai-balai terbuat dari bambu.
Tenun ikat adalah kain tenun yang dibuat dengan tehnik tenun di mana benang pakan, lungsi atau dua-duanya dicelup sebelum ditenun, benang-benang yang
diikat tidak kena warna, sehingga setelah dilepas pengikatnya akan timbul pola-pola yang diinginkan. Kain ikat lungsi juga ada yang dikombinasikan dengan hiasan
manik-manik. Hiasan pada kain adat mencerminkan unsur-unsur yang sangat erat hubungannya dengan kepercayaan, pemujaan kepada leluhur, pemujaan terhadap
keagungan alam, serta dapat menunjukkan status sosial bagi pemakaiannya. Widodo 2006 menyatakan goncangan dibidang produksi kain tradisional
terjadi pada waktu adanya revolosi pembuatan kain tradisional pada sekitar tahun 1911, ketika pemerintah Hindia Belanda mengintrodusir Alat Tenun
bukan Mesin ATMB. Alat ini terbuat dari kayu, di mana digunakan torak- torak yang dihubungkan dengan tali, sehingga apabila salah satu alat tenun
digerakkan, maka secara otomatis alat lainnya akan bergerak. Alat ini hanya dapat untuk membuat kain sederhana, seperti kain polos, lurik, ikat dan
sebagainya.
II.4. Konsep Business Development Services BDS
Istilah BDS dalam konteks pengembangan UKM, kini setidaknya telah dikenal luas. Istilah ini penting bagi pengembangan UKM pada aspek non finansial.
Secara singkat, BDS kerap diartikan sebagai jasa non-finansial yang bertujuan meningkatkan kinerja suatu perusahaan individual.
Rohana Situmorang : Pengaruh Peran Business Development Service BDS Terhadap Pendapatan Pengusaha Pertenunan Di Kota Pematangsiantar, 2009
USU Repository © 2008
Miehlbradt and McVay 2003 menyatakan pengertian BDS sebagai berikut: Business Development Services BDS refers to the wide range of services
used by enterpreneurs to help them operate efficiently and grow their business with the broader purpose of contributing to economic growth, employment
generation and property alleviation.
Secara khusus, Commite of Donor Agencies for Small Enterprise Development mendefinisikan BDS sebagai jasa non-finansial yang meningkatkan
kinerja perusahaan aksesnya ke pasar dan kemampuannya untuk bersaing yang mencakup beraneka ragam jenis usaha yang dirancang untuk melayani kebutuhan
perusahaan secara individual, bukan untuk melayani komunitas bisnis secara luas. Sutrisno 2002 menyatakan bahwa, setidaknya secara generik, BDS diartikan
sebagai jasa non-finansial yang bertujuan meningkatkan kinerja, akses ke pasar dan kemampuan bersaing suatu perusahaan individual, yang tersedia
untuk jangka waktu singkat atau sementara.
Lingkup aneka jasa yang dimaksud antara lain: pelatihan manajemen dan teknik jangka pendek, konsultasi masalah manajerial dan teknis perbaikan dan
pemeliharaan, desain produk, sertifikasi produk dan proses, konsultasi jasa teknologi informasi dan komputer, jasa informasi, jasa riset pasar, pialang perdagangan, jasa
iklan dan hubungan dengan masyarakat, jaringan pialang, jasa akuntansi, sekretarial, perpajakan dan hukum, konsultasi finansial dan kepialangan serta konsultasi dan
pelatihan pembukuan usaha baru. Selanjutnya Sutrisno 2002 menyatakan bahwa: suatu strategi realistik dengan
kinerja tinggi dan ekonomis untuk menciptakan jasa pengembangan usaha BDS, setidaknya harus didasarkan pada tiga tiang utama, yaitu: Harus
diciptakan kondisi untuk menggairahkan pengembangan sektor swasta, Sektor swasta bagaimanapun memerankan peran yang signifikan bagi
pengembangan UKM, oleh karenanya pemerintah harus mengkondisikan iklim usaha yang kondusif yang berdampak positif bagi pasar dan bisnis,
2Pengembangan pasar BDS yang semakin diprioritaskan, Artinya pola
Rohana Situmorang : Pengaruh Peran Business Development Service BDS Terhadap Pendapatan Pengusaha Pertenunan Di Kota Pematangsiantar, 2009
USU Repository © 2008
penyediaan jasa BDS yang berdasar pada ketersediaan dan subsidi pemerintah, harus digeser kearah pola yang mengembangkan lingkungan pasar yang efektrf,
sehingga memungkinkan penyediaan BDS secara komersial atas dasar permintaan pasar, 3Upaya mengembangkan pasar BDS swasta seyogianya
dilengkapi dengan pengurangan dan rasionalisasi keteriibatan sektor pemerintah, pengurangan peran konvensional pemerintah dalam penyediaan jasa dapat
didorong dengan cara memperketat aturan pengembalian ongkos cost recovery BDs agar program ini bisa berlanjut secara finansial, menggunakan sektor
swasta untuk menyalurkan BDS yang didanai oleh pemerintah dan melakukan evaluasi lebih ketat terhadap dampak yang terkait dengan lokasi anggaran untuk
BDS. Rasionalisasi pengucuran dana pemerintah untuk BDS dapat diikuti dengan swastanisasi program yang telah sepenuhnya mencapai cost recovery.
Indikator perkembangan pasar, merupakan salah satu hal untuk mengukur kinerja intervensi, selain indikator pengkajian dampak
Business Development Services atau Layanan Pengembangan Bisnis BDS LPB adalah Jasa layanan yang diberikan oleh Lembaga Penyediaan Layanan
Pengembangan Bisnis LPLPB kepada KUKM untuk menjalankan bisnisnya. Layanan tersebut bersifat dinamis, mencakup aspek yang luas sesuai dengan
kebutuhan KUKM, namun tidak termasuk layanan financial. Business Development Services harus mampu melakukan layanan secara
a profesional dalam memberikan layanan bisnis kepada UKM, b layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan UKM, c fee dihitung atas jasa layanan,
d pemberdayaan masyarat oleh dan untuk masyarakat, f menjembatani antara UKM dengan Pemda.
Sesuai dengan pedoman atau petunjuk teknis Business Development Services yang tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Rohana Situmorang : Pengaruh Peran Business Development Service BDS Terhadap Pendapatan Pengusaha Pertenunan Di Kota Pematangsiantar, 2009
USU Repository © 2008
Republik Indonesia Nomor 32.1KEPM.KUKM2003, fungsi Business Development Services BDS adalah:
a Memberikan layanan pengembangan bisnis pada Sentra KUKM terpilih
meliputi: layanan Informasi, layanan Konsultasi, dan layanan pelatihan b
Melakukan bimbingan pendampingan c
Menyelenggarakan Kontak Bisnis. d
Fasilitasi dalam memperluas pasar e
Fasilitasi dalam memproleh permodalan f
Fasilitasi dalam organisasi dan manajemen g
Fasilitasi dalam pengembangan teknologi h
Penyusunan proposal dalam pengembangan bisnis
II.5. Pengertian Pendapatan