Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas

4. Hasil Uji Autokorelasi

Pendeteksian masalah autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin- Watson atau uji d. Nilai d memiliki batas 0 sampai dengan 4, dan juga memiliki batas bawah d L dan juga batas atas d U . Dari Tabel 4.6. diperoleh nilai hitung Durbin- Watson sebesar 2,034. Dari tabel statistik Durbin-Watson dengan alpha 5 diperoleh nilai d Durbin-Watson berada diantara upper bound d U dan 4 - d U atau dapat ditulis sebagai berikut, d U d 4 - d U . Pada tabel nilai Durbin-Watson dengan n = 80, k = 7, nilai d L sebesar 1,453 dan nilai d U sebesar 1,831 atau dapat ditulis sebagai berikut, d U d 4 - d U atau 1,831 2,034 2,169. Hal ini dapat di artikan bahwa hipotesis awal H diterima, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif pada persamaan regresi. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b .718 a .515 .439 227.064 2.034 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, LgBV, LgPER, BETA, EPS, DER, ROA, LgROE a. Dependent Variable: Harga Saham b. Sumber : Hasil Penelitian, 2007 data diolah Pada penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Anastasia 2001 terjadi problem autokorelasi. Hasil uji ini dapat dimaklumi, karena masalah autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu time series, hal ini disebabkan karena kesalahan pengganggu pada seseorang individukelompok cenderung mempengaruhi kesalahan pengganggu pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya Ghozali, 2005.

5. Hasil Uji Linearitas Model

Uji Linearitas dilakukan dengan uji Lagrange Multiplier dengan memasukkan nilai residual sebagai variabel terikat dan variabel bebas dikuadratkan kemudian dimasukkan ke dalam regresi baru, maka dari Tabel 4.7. terlihat nilai R 2 sebesar 0,384. Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas Model Model Summary b .620 a .384 .025 248.429606 1.889 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, LgPER2, SqrtBETA, LgBV2, SqrtROA, LgROE2, SqrtEPS, SqrtDER a. Dependent Variable: Unstandardized Residual b. Sumber : Hasil Penelitian, 2007 data diolah Nilai c 2 hitung diperoleh dengan mengalikan R 2 hasil persamaan regresi baru yaitu 0,384 dengan n jumlah pengamatan observasi yaitu sebanyak 80, sehingga nilai yang diperoleh menjadi 30,72. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai c 2 tabel dengan df = 80 – 7 = 73 dan alpha 5 diperoleh nilai 93,94 Oleh karena nilai c 2 hitung lebih kecil dari c 2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa model yang layak dipakai untuk model regresi dalam penelitian ini adalah model regresi linear.

4.3. Hasil Uji Hipotesis

Sebelum melakukan uji hipotesis, pertama sekali dilakukan uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model, yaitu variasi variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi R 2 dapat dilihat dalam Tabel 4.8. sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Model Summary b .718 a .515 .439 227.064 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, LgBV, LgPER, BETA, EPS, DER, ROA, LgROE a. Dependent Variable: Harga Saham b. Sumber : Hasil Penelitian, 2007 data diolah Nilai R 2 yang dihasilkan adalah sebesar 0,515 atau 51,5 yaitu, menunjukkan kemampuan variabel faktor fundamental yang terdiri dari ROA, LgROE, DER, LgPER, EPS, LgBV dan risiko sistematik Beta dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada harga saham sebesar 51,5, sedangkan sisanya 48,5 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Nilai R 2 yang kecil dapat diartikan bahwa kemampuan variabel bebas independent variable dalam menjelaskan variasi variabel terikat dependent variable sangat terbatas. Dan secara umum koefisien determinasi untuk data silang tempat cross-section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan Kuncoro, 2003 : 221.

1. Uji Serempak Uji F

Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan uji F dimana jika signifikansi F hitung lebih kecil dari alpha 5, maka keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H a diterima. Berdasarkan Tabel 4.9. dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 6,821 dan F tabel ∽ = 2,010, sehingga F hitung lebih besar dari F tabel , dan signifikansi F hitung adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari alpha 5, sehingga keputusan yang diambil adalah H ditolak dan H a diterima. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa faktor fundamental yang terdiri dari return on assets