Perkembangan indikator ekonomi makro dalam bisnis properti dari tahun 2002 sampai dengan prediksi 2007 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :
PDB, TINGKAT INFLASI DAN BI RATE
Tahun 2002 - 2006 dan Prediksi Tahun 2007P
3.6 4.1
4.5 5.5
5.8 6.1
10 .03
6. 4
17 .7
5
6.2 5
5.7 5
13.1 8.48
7.41 12.75
9.75 8.5
5. 06
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
2002 2003
2004 2005
2006 2007P
Tahun
Pers en
PDB Tingkat Infasi
BI Rate
Sumber : BI diolah oleh PSPI, Desember 2006
Gambar 1.2 : Grafik Garis PDB, Tingkat Inflasi dan BI Rate
Melihat Gambar 1.2. di atas, terlihat bahwa PDB Pendapatan Domestik Bruto mengalami peningkatan dari tahun 2002 sampai dengan 2007. Hal ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik karena didorong oleh tingginya tingkat konsumsi terutama konsumsi pemerintah dan
ekspor. Dari sisi usaha swasta, tingkat konsumsi meningkat meskipun belum terlalu kuat. Dari sisi aliran dana investasi, belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang
signifikan. Dari sisi penawaran, sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan komunikasi terus menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dan diprediksikan akan
diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sisi masyarakat, daya beli yang lemah
sebagai akibat dari kenaikan BBM pada Oktober 2005 belum pulih sepenuhnya. Penurunan tingkat inflasi dan BI rate yang terjadi di tahun 2006, tidak
membawa bisnis properti ke arah yang lebih baik, karena rendahnya tingkat inflasi ini dapat diinterprestasikan sebagai menurunnya daya beli masyarakat terhadap
tingginya harga barang setelah kenaikan harga-harga akibat kenaikan BBM pada Oktober 2005. Hal ini terlihat pada bulan September-Oktober 2006 lalu yang
menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran relatif tidak berbeda dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Akibat rendahnya daya beli
masyarakat, mendorong banyak perusahaan mengurangi produksi dan menunda ekspansi, serta berlomba menurunkan harga atau mencegah terjadinya kenaikan
harga. Begitu juga pada sektor properti, memasuki akhir tahun 2006 banyak pengembang mulai bersifat pasif dan menunggu perkembangan meningkatnya daya
beli masyarakat. Faktor fundamental sektor properti sangat dipengaruhi oleh indikator ekonomi makro, akan tetapi indikator ekonomi makro pada tahun 2006
tidak menunjukkan pengaruhnya terhadap perbaikan kinerja di sektor properti. Seharusnya dengan naiknya PDB, menurunnya tingkat inflasi serta BI rate dapat
meningkatkan kinerja sektor properti secara keseluruhan. Dengan kondisi ekonomi makro yang belum begitu stabil, setiap investor
yang ingin melakukan investasi di pasar modal melakukan analisis terhadap saham yang ingin dibelinya karena mengharapkan keuntungan dari dana yang akan
ditanamkannya, baik itu berupa dividend maupun capital gain. Kekuatan dan keakuratan analisis yang dilakukan investor mempengaruhi besar kecilnya
keuntungan yang akan diterima. Kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor, mengenai waktu yang paling tepat untuk membeli saham tertentu
dan kapan harus menjual kembali saham tersebut ke pasar.
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Apakah faktor fundamental return on assets, return on equity, debt to equity ratio, price earning ratio, earning per share, book value dan risiko sistematik beta
memiliki pengaruh terhadap harga saham properti di Bursa Efek Jakarta?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental return on assets, return on
equity, debt to equity ratio, price earning ratio, earning per share, book value dan risiko sistematik beta secara serempak terhadap harga saham properti di
Bursa Efek Jakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental return on assets, return on
equity, debt to equity ratio, price earning ratio, earning per share, book value dan risiko sistematik beta secara parsial terhadap harga saham properti di Bursa
Efek Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menambah wawasan dan pandangan kepada peneliti, tentang faktor
fundamental dan risiko sistematik dalam mempelajari pergerakan harga saham properti di Bursa Efek Jakarta serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.
2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada mengenai pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik
terhadap harga saham dalam kaitannya dengan ilmu manajemen keuangan dan investasi.
3. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik mendalami dunia investasi, untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru yang berguna
bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Sebagai pedoman bagi para investor khususnya dan masyarakat umumnya,
dalam memberikan informasi yang lebih lengkap, dan jelas mengenai pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham properti di Bursa
Efek Jakarta, sehingga dapat mempertimbangkan pengambilan keputusan yang akurat dalam menginvestasikan dana nya di pasar modal.
1.5. Kerangka Pemikiran