Faktor Internal Faktor Eksternal

12

2.1.2 Faktor Internal Faktor Eksternal

Sebelum melakukan analisis terhadap kondisi sumber daya faktor-faktor internal dan lingkungan usaha faktor-faktor eksternal perlu di perhatikan sifat telaah faktor internal dan eksternal Situmorang, 2011:343. 1 Faktor Internal : Kekuatan strength segala sesuatu yang bagus yang dapat di perbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki kapabilitas penting. Kekuatan itu dapat berupa keahlian skill , keunggulankompetensi inti core competence , sumber daya, kemampuan bersaing, teknologi superior dan lain- lain. Kelemahan weakness adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan. Berikut adalah contoh kekuatan dan kelemahan: Tabel 2.1 Contoh Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan strength Kelemahan weakness : 1. Keunggulan inti 2. Keuangan bagus 3. Reputasi baik 4. Pemimpin besar 5. Mencapai skala ekonomi 6. Tehnologi canggih 7. Biaya rendah 8. Periklanan lebih baik 9. Inovasi produk 10. Berpengalaman 11. Pabrik lebih bagus 1. Arah strategi tidak jelas 2. Fasilitas using 3. Profibilitas kurang 4. Manajemen kurang 5. Keahlian tidak pas 6. Reputasi kurang 7. Kurang riset dan pengembangan 8. Citra pasar jelek 9. Jaringan distribusi kurang 10. Pemasaran kurang 11. Biaya tinggi Sumber: Situmorang 2011:344 Universitas Sumatera Utara 13 Perusahaan harus dapat menggunakan kekuatannya untuk memenangkan persaingan. Sedangkan kelemahan yang ada, harus diperbaiki. Strategi dibangun berdasarkan kekuatan perusahaan dan apa yang terbaik yang dapat diperbuat oleh perusahaan, serta berusaha menghindari kelemahan dan kekurangmampuan perusahaan. Analisis lingkungan internal meliputi kegiatan sebagai berikut Jatmiko, 2003:30: 1. Membentuk suatu komite yang melibatkan wakil-wakil manajer dan karyawan dari seluruh bagian fungsional yang ada di dalam organisasiperusahaan dan dilibatkan untuk melakukan analisis dan menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan organisasi perusahaan. 2. Membandingkan dengan hasil analisis lingkungan eksternal. Proses analisis lingkungan internal memberikan lebih banyak peluang para anggota organisasi untuk memahami bagaimana tentang pekerjaannya, departemennya dalam organisasi secara keseluruhan. 3. Kesimpulan dan keputusan. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah Matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Universitas Sumatera Utara 14 2 Faktor Eksternal: Peluang pasar merupakan faktor terbesar yang membentuk strategi perusahaan. Peluang industri berbeda dengan peluang perusahaan. Tidak semua perusahaan bisa memanfaatkan peluang industri. Hal ini tergantung dengan posisi dan kemampuan perusahaan dalam mengejar peluang yang ada. Tabel 2.2 Contoh Peluang dan Tantangan Peluang opportunities Tantangan threats : 1. Tambahan grup konsumen 2. Masuk pasarsegmen baru 3. Mengisi kekosongan barang 4. Integrasi vertiKal 5. Terjadi pertumbuhan 1. Persaingan biaya rendah 2. Barang subsitusi naik 3. Pertumbuhan pasar lambat 4. Perubahan peraturanUU 5. Perubahan selera konsumen Sumber: Situmorang 2011:345 Peluang dan tantangan tidak hanya mempengaruhi daya tarik dari suatu situasi perusahaan, tetapi intinya di perlukan untuk pelaksanaan suatu strategi. Untuk bisa cocok dan sesuai dengan situasi perusahaan, strategi harus ditujukan untuk mencapai peluang dan sesuai dengan kapabilitas perusahaan. Pentingnya analisis SWOT menyangkut evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, serta menggambarkan kesimpulan mengenai daya tarik situasi perusahaan untuk pelaksanaan suatu strategi strategic action . Analisis lingkungan eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor Jatmiko, 2003:30 yaitu: 1. Demografis, mencakup besarnya populasi, struktur usia, distribusi, geografis, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan. Universitas Sumatera Utara 15 2. Ekonomi, mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit, atau surplus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestik bruto. 3. Politikhukum, mencakup hukum perpajakan, filosofi, hukum pelatihan tenaga kerja, kebijakan dan filosofi pendidikan. 4. Sosial budaya mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam angkatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan, pergeseran dalam prepensi mengenai karakteristik produk dan jasa. 5. Teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada biaya penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi baru. 2.1.3 Keberhasilan Usaha Menurut Nasution 2001:12, sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, kepuasan pelanggan, perkembangan usaha serta penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Ranto 2007:20 keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, Universitas Sumatera Utara 16 tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Menurut Hutagalung 2008:50, sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

2.1.4 Analisis SWOT

Dokumen yang terkait

Perbedaan Celah Mikro Pasak Glass Prefabricated Fiber Reinforced Dan Pasak Pita Polyethylene Fiber Reinforced Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Total- Etch (Penelitian In Vitro).

5 86 97

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Selama 1500 Jam

0 3 73

Studi Eksperimental Efektivitas Pengekangan Kolom Lingkaran Dengan Menggunakan FRP (Fiber Reinforced Polymer).

0 0 23

Studi Eksperimental Penggunaan FRP (Fiber Reinforced Polymer) terhadap Perkuatan Kolom Beton Bertulang.

0 2 20

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Se 1500 Jam

0 0 12

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Se 1500 Jam

0 0 2

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Se 1500 Jam

0 0 6

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Se 1500 Jam

0 0 21

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Se 1500 Jam

0 0 3

Studi Eksperimental Perbandingan Nilai Kuat Lentur Pipa Baja Dengan Penambahan Carbon Fiber Reinforced Polymer (FRP) dan Pipa Baja Tanpa (FRP) Terhadap Rendaman Air Laut Se 1500 Jam

0 0 2