1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap usaha memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan, baik untuk jenis usaha dagang, manufaktur ataupun jasa. Pada usaha jasa, untuk memperoleh laba
dan agar mampu bertahan diperlukan modal dan investasi yang memadai guna memperoleh keuntungan yang maksimal sehingga mampu bertahan di masa yang
akan datang. Faktor internal dan eksternal sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
yang diperoleh usaha. Keuntungan yang diperoleh akan berdampak positif bagi kelangsungan kinerja suatu usaha pada masa yang akan datang. Kinerja usaha
terbentuk karena adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bengkel ini.
Faktor Internal terdiri dari kekuatan
strength
yaitu segala sesuatu yang bagus yang dapat di perbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki
kapabilitas penting. Kelemahan
weakness
adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan
perusahaan. Perusahaan harus dapat menggunakan kekuatannya untuk memenangkan persaingan. Sedangkan kelemahan yang ada, harus diperbaiki.
Strategi dibangun berdasarkan kekuatan perusahaan dan apa yang terbaik yang dapat diperbuat oleh perusahaan, serta berusaha menghindari kelemahan dan
kekurangan perusahaan. Faktor Eksternal terdiri dari peluang pasar dan tantangan
Universitas Sumatera Utara
2 yang merupakan faktor terbesar yang membentuk strategi perusahaan. Peluang
dan tantangan tidak hanya mempengaruhi daya tarik dari suatu situasi perusahaan, tetapi intinya diperlukan untuk pelaksanaan suatu strategi. Untuk bisa cocok dan
sesuai dengan situasi perusahaan, strategi harus ditujukan untuk mencapai peluang dan sesuai dengan kapabilitas perusahaan Situmorang, 2011:344.
Dalam pelaksanaannya, manajemen strategis adalah tentang bagaimana memperoleh dan mempetahankan keunggulan kompetitif. Istilah ini dapat
diartikan sebagai “segala sesuatu yang dapat dilakukan dengan jauh lebih baik
oleh sebuah peruahaan bila dibandingkan dengan peruahaan- perusahaan saingan”.
Ketika perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuat oleh perusahaan saingan, atau memiliki sesuatu yang sangat diinginkan oleh
perusahaan saingan, itu dapat mempresentasikan keunggulan kompetitif. Memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif sangat penting bagi
keberhasilan jangka pnjang sebuah organisasi David, 2009:11. Selain modal yang dibutukan untuk berdirinya suatu usaha, pembinaan
kewirausahaan sangat mendukung untuk bertahannya suatu usaha. Dalam menjalankan usaha, diperlukan adanya jiwa kewirausahaan agar usaha yang
dijalankan akan berhasil. Jiwa kewirausahaan ini salah satunya didapat dari pembinaan kewirausahaan yang nantinya diharapkan akan meningkatkan jiwa
kewirausahaan pemilik usaha sehingga dapat meningkatkan kinerja usaha yang dijalankan Suryana, 2003:3.
Menurut Suryana 2003:49 suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik
Universitas Sumatera Utara
3 dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan.
Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat oleh pengusaha. Kinerja suatu usaha yang dapat dirumuskan melalui suatu
perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Usaha kecil dan menengah UKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
besar UU No. 20 Th. 2008. Usaha kecil memiliki kriteria hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 sedangkan usaha menengah memiliki
kriteria hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,500.000.000,00 UU No. 20 Th. 2008.
UKM memberikan kontribusi yang maksimal bagi penerimaan negara di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan bahwa persentase
jumlah UKM dibanding total semua unit usaha pada tahun 2014 adalah 99,90, kemudian pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang dapat diserap sektor
UKM mencapai 97,16 dari total angkatan kerja. Walaupun dengan jumlah persentase total unit yang besar, ternyata tidak dibarengi dengan kebijakan-
kebijakan dari pemerintah yang maksimal terhadap UKM padahal UKM sendiri masih memiliki permasalahan yang perlu dapat penanganan yang membuat
kemampuan UKM dalam berkiprah dalam perekonomian nasional tidak maksimal.
Akan tetapi
dewasa ini
pemerintah mulai
menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
4 keberpihakannya kepada UKM dengan melakukan pemberdayaan UKM dan
mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung UKM. Kota Sibolga merupakan kota yang sedang berkembang. Banyak terdapat
UKM yang sedang berkembang di Kota Sibolga, salah satunya adalah Bengkel Graha Auto Karya yaitu suatu usaha yang bergerak di bidang jasa. Usaha yang
menawarkan jasa Bengkel mobil dan doorsmeer ini dalam 3 tiga tahun belakangan ini mengalami penurunan kinerja yang diukur dari jumlah laba bersih
yang diterima dalam setiap bulannya. Penurunan laba bersih tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1
Laba Bersih Bengkel Graha Auto Karya Periode Januari 2014-Desember 2014
No. Bulan
Laba Rp.
1 Januari 2014
45.007.500 2
Februari 2014 44.782.600
3 Maret 2014
42.586.300 4
April 2014 42.213.000
5 Mei 2014
41.342.800 6
Juni 2014 40.544.100
7 Juli 2014
40.009.100 8
Agustus 2014 43.780.500
9 September 2014
38.678.200 10
Oktober 2014 37.123.000
11 November 2014
37.004.000 12
Desember 2014 36.960.700
Sumber: Data Primer 2014, diolah 2015.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan laba pada beberapa bulan terakhir. Hal ini muncul sejak muncul pesaing usaha sejenis di daerah sekitar
Bengkel Graha Auto Karya semakin meningkat, dimana usaha-usaha yang bermunculan adalah usaha-usaha yang sudah mengikuti pelatihan ataupun
pembinaan kewirausahaan yang diadakan pemerintah maupun pihak swasta.
Universitas Sumatera Utara
5 Bengkel-bengkel pesaing itu yaitu Bengkel Dolphin, Bengkel Marsada, dan
Bengkel Prima. Usaha-Usaha tersebut juga dinilai dengan modal yang relatif lebih besar
dibanding Bengkel Graha Auto Karya sehingga fasilitas yang ada di Bengkel- Bengkel yang baru bermunculan itu lebih membuat para konsumen nyaman.
Selain itu, bila dibandingkan dengan bengkel pesaing maka keahlian dan kecepatan kerja karyawan Bengkel Graha Auto Karya juga kalah dengan bengkel
pesaing. Hal yang paling menonjol dalam hal ini adalah dalam sisi pandang waktu, yaitu bengkel pesaing lebih cepat menyelesaikan pekerjaan dibanding
Bengkel Graha Auto Karya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Kinerja Usaha Bengkel Graha Auto Karya.”
1.2 Perumusan Masalah