Nilai kandungan zat ekstraktif kulit kayu Medang hitam ini relatif tinggi nilainya jika dibandingkan dengan jenis kayu medang yang pernah diteliti, diantaranya Medang
piawat Litsea firma Hook F yang diteliti Pari dan Lestari 1990, kelarutannya dalam air dingin sebesar 2,78, dalam air panas sebesar 4,02, dalam Alkohol Benzen 1:2
sebesar 4,04, dan dalam NaOH 1 sebesar 13,22. Begitu juga jika dibandingkan dengan kelarutan zat ekstraktf Kasiavera Cinnamomum burmanii Ness ex B.L, dimana
kelarutannya dalam air dingin sebesar 3,54, dalam air panas sebesar 5,16, dalam Alkohol Benzen 1:2 sebesar 4,86, dan dalam NaOH 1 sebesar 32,69 Gusmailina
dan Setiawan, 1996.
1. Zat Ekstrakif yang Larut Dalam Air Dingin
Nilai rataan kandungan zat ekstraktif berdasarkan letak ketinggian kulit pada batang dari pangkal ke ujung adalah 10,92 pangkal, 9,91 tengah, dan
7,17 ujung. Dari hasil ini terlihat makin ke ujung kangungan zat ekstraktifnya cenderung makin rendah.
Semakin tinggi letak kulit kayu dalam batang kandungan zat ekstraktif yang larut dalam air dingin cenderung semakin rendah. Kandungan zat ekstraktif
lebih tinggi pada kulit kayu bagian pangkal karena bagian ini lebih dekat dengan bagian akar dan tanah. Pada bagian pangkal ini sel-sel kulit kayunya
bagian luar telah mati dan tidak berkembang lagi, disamping air dan mineral zat ekstraktif terakumulasi pada bagian ini. Nilai kandungan zat ekstraktif
yang lebih tinggi pada kulit bagian pangkal sama halnya dengan kandungan zat ekstraktif kayu yang kebanyakan paling tinggi terdapat pada kayu bagian
pangkal. Uji F yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor perlakuan letak
ketinggian kulit kayu dalam batang terhadap kandungan zat ekstraktif yang
Ridwanti Batubara : Analisis Kandungan Kimia Zat Ekstraktif Kulit Kayu Medang Hitam Cinnamomum
Porrectum Roxb., 2009
USU Repository © 2008
larut dalam air dingin memperlihatkan hasil yang non signifikan. Hasil ini sepertinya bertentangan dengan pendapat diatas, namun tidak demikian. Nilai
non signifikan ini kemungkinan disebabkan kulit kayu yang diteliti pembentukannya dalam waktu yang sama, dimana kulit kayu tersebut dari
bagian pangkal ke ujung terbentuk hanya dalam waktu enam bulan saja karena enam bulan sebelumnya kulit kayunya telah dipanen.
Gambar 1. Proses Pembilasan Serbuk Dalam Kelarutan Air Dingin
Pada penelitian ini proses pembilasan tidak sempurna setelah diekstrak selama ± 48 jam, dimana sewaktu penyaringan air bilasannya tidak bisa menembus
kertas saring karena adanya lendir yang membalut serbuk dan tidak dapat ditembus oleh air dingin lihat Gambar 1. Lendir tersebut adalah getahresin
atau senyawa minyak. Seperti kita ketahui kayu medang merupakan kayu yang banyak mengandung getah serta menghasilkan minyak cinnamon sesuai
namanya serta memiliki aroma yang khas masuk suku Lauraceae dimana
Ridwanti Batubara : Analisis Kandungan Kimia Zat Ekstraktif Kulit Kayu Medang Hitam Cinnamomum
Porrectum Roxb., 2009
USU Repository © 2008
pada penelitian ini kulit kayu yang digunakan masih mengandung getah atau resin Gambar 2.
Adapun zat ekstraktif yang larut dalam air dingin diantaranya berupa: glukosa, fruktosa, karbohidrat, gula, pektin, zat warna dan asam-asam tertentu.
getah
Gambar 2. Kulit Kayu Medang Hitam C. porrectum yang Begetah.
2. Zat Ekstrakif yang Larut Dalam Air Panas