Stadium Larva Jentik Morfologi Nyamuk Aedes aegypti

16 seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung, dan barang- barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan akan terisi air. Nyamuk ini tidak dapat berkembang biak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah Supartha, 2008, dalam Sulina, 2012. Menurut Soegijanto 2006, tempat perindukan utama dapat dikelompokkan menjadi: 1 Tempat Penampungan Air TPA untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, dan sejenisnya, 2 Tempat Penampungan Air TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minuman hewan, ban bekas, kaleng bekas, vas bunga, perangkap semut, dan sebagainya, dan 3 Tempat Penampungan Air TPA alamiah yang terdiri dari lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, dan lain-lain. Untuk meletakkan telurnya, nyamuk betina tertarik pada kontainer berair yang berwarna gelap, terbuka, dan terutama yang terletak di tempat-tempat yang terlindung dari sinar matahari. Telur diletakkan di dinding kontainer di atas permukaan air, bila terkena air telur akan menetas menjadi larva atau jentik, setelah 5-10 hari larva berubah menjadi pupa dan 2 hari kemudian menjadi nyamuk dewasa Depkes R1, 2005. Nyamuk betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat berkembang biak yang sesuai dengan 17 kesenangan dan kebutuhannya. Aedes aegypti senang meletakkan telur di air tawar yang bersih dan tidak langsung menyentuh tanah, begitu selanjutnya masih banyak banyak variasi lain. Oleh karena itu, perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survei yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat membantu dalam program pengendalian vektor Sumantri, 2010.

2.2.1.1 Tempat Penampungan Air

Tempat penampungan air TPA adalah berbagai macam tempat yang digunakan untuk menamapung air guna kebutuhan sehari-hari, seperti: drum, tempayan, bak mandi, ember, dan lain-lain Roose, 2008. Tempat penampungan air berfungsi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti. Pada musim hujan, populasi nyamuk Aedes aegypti ini dapat meningkat karena telur-telur yang tadinya belum sempat menetas ketika tempat perkembang biakannya, yaitu tempat penampungan air, khususnya TPA bukan untuk keperluan sehari-hari dan alamiah, mulai terisi air hujan. Kondisi seperti ini akan dapat meningkatkan populasi nyamuk, sehingga penularan penyakit DBD dapat meningkat pula Kusumawardani, 2012.