26 Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap
genangan air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.
b. Visual
Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya
jentik di setiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya.
Ukuran kepadatan populasi jentik dapat ditentukan dengan
mengukur:
1. Angka Bebas Jentik ABJ Jumlah rumah bangunan yang tidak ditemukan jentik
X 100 Jumlah rumah bangunan yang diperiksa
Jika nilai ABJ ≥ 95, maka sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes 2005.
2. House Index HI Jumlah rumah bangunan yang ditemukan jentik
X 100 Jumlah rumah bangunan yang diperiksa
Jika nilai HI ≤ 5, maka resiko terjadinya DBD rendah. sedangkan, jika nilai HI ≥ 5 maka resiko terjadinya DBD
tinggi. 3. Container Index CI
Jumlah container dengan jentik X 100
Jumlah container yang diperiksa
27 Jika nilai CI ≤ 5, maka resiko terjadinya DBD rendah.
sedangkan, jika nilai CI ≥ 5 maka resiko terjadinya DBD tinggi.
4. Breteau Index BI Jumlah container dengan jentik
X 100 Jumlah rumah yang diperiksa
c. Survei Perangkap Telur
Menurut Depkes RI 2005, survei perangkap telur dilakukan dengan cara memasang ovitrap yaitu berupa bejana, seperti potongan
bambu, kaleng, atau gelas plastik, yang bagian dalam dindingnya dicat warna hitam, kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut
dimasukkan padel berupa potongan bambu yang berwarna gelap sebagai tempat untuk meletakkan telur bagi nyamuk. Kemudian ovitrap
diletakkan di tempat gelap di dalam dan luar rumah. Setelah 1 minggu dilakukan pemeriksaan ada tidaknya telur nyamuk di padel. Perhitungan
ovitrap index adalah:
Jumlah padel dengan telur X 100
Jumlah padel diperiksa Untuk mengetahui gambaran kepadatan populasi nyamuk penular
secara lebih tepat, telur-telur pada padel tersebut dikumpulkan dan dihitung jumlahnya.
Kepadatan populasi nyamuk berdasarkan jumlah telur pada padel:
�� � ℎ � �� �� � ℎ ovitrap �� � ��� � �
= .......... telur per ovitrap