5. Al-Khoisyum
yaitu tempat keluar bunyi huruf hijaiyah
yang terletak dibagian hidung dengan suara berdengung seperti Nun mati atau Tanwin yang
didengungkan, atau Nun atau Mim yang bertasydid.
3.1.2. Hasil Observasi Langsung
Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan penulis di Perumahan Taman Pondok Cabe pada pengajian
Al-Qur’an yang diadakan di lingkungan tersebut, maka hasil yang didapatkan adalah bahwa sebagian besar masyarakat Perumahan
Taman Pondok Cabe sudah dapat mengucapkan makharijul huruf hijaiyah
dengan baik dan benar, namun ada beberapa huruf saja yang masih keliru dalam membedakan pengucapannya yaitu huruf
‘ain dengan huruf alif
huruf sa dengan huruf sya
ε
, huruf da
Ω
dengan huruf dhod , huruf ha’
dengan huruf ha
.
3.1.3. Hasil Kuisioner
Metode kuisioner dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden tentang makharijul huruf hijaiyah.
Kuisioner dibagikan kepada 50 responden yang ada di lingkungan Perumahan Taman Pondok Cabe dengan hasil yang didapatkan
yaitu :
48
Tabel 3.0. Kuisioner Kondisi Masyarakat Untuk Mengetahui Pemahaman Makharijul Huruf.
Nilai No
Pertanyaan Yang Diajukan 3
2 1
Jumlah 1
Mementingkan bisa baca Al-Qur’an terlebih dahulu kemudian tajwid
dan makhrajnya 15
20 10
5 50
2 Bisa
baca Al-Qur’an
dengan memperhatikan
tajwid dan
makhrajnya 20
15 8
7 50
3 Dapat membedakan pengucapan
makhraj antara huruf yang satu dengan yang lainnya
30 10
5 5
50 4
Perlu media pembelajaran untuk belajar makhraj
25 13
1 11
50 Keterangan Nilai :
: Tidak penting 1
: Kurang penting 2
: Penting 3
: Sangat penting
Dari data di atas, maka dapat ditentukan nilai rata-rata dari setiap butir yaitu :
Butir 1 : Menunjukkan tingkat bisa baca Al-Qur’an terlebih dahulu dan tidak memandang tajwid dan makhrajnya.
Nilai butir tersebut adalah 15 x 3 + 20 x 2 + 10 x 1 + 5 x 0 = 45 + 40 + 10 + 0 = 95, oleh karena
respondennya ada 50, maka nilai rata-rata pada butir ini adalah 95 : 50 = 1,9.
49
Butir 2 : Dalam butir 2 ini menunjukkan kebalikan dari butir 1, dimana butir 2 ini lebih memperhatikan makhraj dan
tajwid dalam membaca Al-Qur’an. Karena pertanyaan
seperti ini merupakan pertanyaan terbalik, maka nilai yang diberikan juga terbalik, bukan urut dari besar ke
kecil tetapi dari kecil ke besar, sehingga urutan nilainya menjadi 0, 1, 2, 3. Nilai butir tersebut adalah 7 x 0 +
8 x 1 + 15 x 2 + 20 x 3 = 0 + 8 + 30 + 60 = 98. Rata-rata nilai dalam butir ini adalah 98 : 50 = 1,96.
Butir 3 : Menunjukkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengucapkan
makharijul huruf
dan dapat
membedakannya sehingga
bacaan huruf
yang dibacanya terdengar jelas perbedaannya dari masing-
masing huruf hijaiyah. Nilai dalam butir ini adalah 30 x 3 + 10 x 2 + 5 x 1 + 5 x 0 = 90 + 20 + 5 + 0 =
115, maka rata-rata nilai dalam butir ini adalah 115 : 50 = 2,3.
Butir 4 : Menunjukkan tingkat
tingginya belajar dengan
menggunakan alat bantu, karena dengan metode ini seseorang dapat mengulangnya kembali jika mereka
belum mengerti. Nilai butirnya adalah 25 x 3 + 13 x 2 + 1 x 1 + 11 x 0 = 75 + 26 + 1 + 0 = 103, maka
rata-rata nilai dalam butir ini adalah 103 : 50 = 2,06.
50
Dari hasil analisis terhadap nilai keempat butir kuesio ner kondisi masyarakat dalam memahami makharijul huruf hijaiyah
dapat disimpulkan bahwa nilai yang paling tinggi adalah nomor 3 yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah sebagian mengerti
bagaimana membedakan bunyi huruf hijaiyah namun ada beberapa huruf yang mereka belum dapat mengucapkannya
dengan baik, kemudian nilai tertinggi selanjutnya disusul dengan nomor 4, ini menunjukkan bahwa makharijul huruf yang belum
mereka pahami dapat mereka pelajari dengan adanya alat bantu. Kemudian dilanjutkan dengan nomor 2, dimana dalam butir ini
masyarakat tidak hanya sekedar bisa membaca Al-Qur’an, namun mereka juga ingin mempelajari tajwid dan makhrajnya. Dan yang
paling kecil nilainya adalah nomor 1, dimana masyarakat beranggapan bahwa yang penting bisa baca Al-Qur’an saja tanpa
perlu tahu tajwid dan makhrajnya dengan baik.
3.1.4. Hasil Studi Pustaka