11
3.2 Pemeriksaan Radiografis
Pemeriksaan radiografi sangat penting dalam mendiagnosa cemento ossifying fibroma karena sering diperlukan untuk membedakannya dengan lesi fibro-osseous
lainnya. Berbagai teknik foto ronsen dapat dilakukan tergantung lokasi cemento ossifying fibroma. Radiografi periapikal dan panoramik dapat digunakan untuk semua
kasus cemento ossifying fibroma. Pada kasus-kasus cemento ossifying fibroma mandibula, digunakan teknik true occlusal, sedangkan untuk cemento ossifying
fibroma yang berlokasi di regio anterior kedua rahang digunakan teknik oblique anterior. Occipitomental dan lateral sinus view digunakan untuk kasus-kasus yang
melibatkan antrum maksila.
5,6
Gambar 3. Gambaran radiolusen awal cemento ossifying fibroma pada daerah edentulous prosesus alveolaris White
SC, Pharoah MJ. Oral radiology principles and interpretation. United States: Mosby, 2000: 458
Cemento ossifying fibroma terlihat berupa lesi unilokular atau multilokular yang berbatas jelas. Terdapat 3 pola batas dari gambaran radiografi
cemento ossifying
12 fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas sklerotik, gambaran lesi dengan batas
sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.
5,18
Kematangan lesi akan menentukan derajat radiopak. Pada tahap awal lesi menunjukkan gambaran radiolusen yang sempurna, pada tingkat pertengahan lesi
menunjukkan gambaran berupa campuran radiolusen-radiopak tergantung jumlah materi kalsifikasi dan pada tingkat akhir dapat terlihat gambaran radiopak yang
sempurna.
7,18
Gambar 4. Gambaran radiografi menunjukkan area campuran radiopak dan radiolusen yang berbatas jelas pada regio 46 sampai 48 dan tampak batas
inferior mandibula yang masih utuh. Jayachandran S, Sachdeva S. Cemento-ossifying fibroma of mandible: report of two case. JIAOMR
2010; 221: 54
Salah satu gambaran diagnostik yang penting dari cemento ossifying fibroma adalah bahwa terdapat suatu pola pertumbuhan sentrifugal. Oleh karena itu lesi
tumbuh dengan ekspansi yang sama pada semua arah dan terlihat sebagai sebuah massa tumor yang bulat.
5
13
Gambar 5. CT scan foto menunjukkan lesi juga ekspansi kearah bukal dan lingual dengan bentuk tulang trabekular
terlihat jelas dalam lesi, korteks bukal mengalami erosi dan menjadi sangat tipis. Syafriadi M. Patologi mulut tumor
neoplastik dan non neoplastik rongga mulut. Yogyakarta: Andi, 2008: 21-9
Efek cemento ossifying fibroma terhadap struktur sekitarnya antara lain; perubahan posisi gigi, dapat terjadi resorpsi akar, dan hilangnya lamina dura. Lesi ini
dapat juga menyebabkan perubahan letak kanalis alveolaris inferior dan lantai sinus maksilaris.
7,14
14
Gambar 6. Gambaran panoramik yang menunjukkan lesi tidak beraturan, lesi menunjukkan batas jelas dan tampak area dengan bintik-bintik
radiolusen ini menandakan peningkatan kalsifikasi dari tumor. Kamadjaja DB. Cemento ossifying fibroma of the jaws. Den J majalah
kedokteran gigi. 2009; 42: 165
Gambaran radiografi yang dilaporkan dalam literatur bervariasi tabel 3. Pada penelitian yang dilakukan McDonald-jankowski DS, kebanyakan dijumpai lesi
campuran dengan batas jelas, sedangkan Sciuba dan Youni dengan gambaran radiolusen. Alasan perbedaan ini mungkin rata-rata usia yang lebih muda dibanding
pada penelitian McDonald-jankowski DS. Pada tabel 4 akan terlihat alasan di atas. Studi pada usia yang termuda memiliki proporsi lesi yang radiolusen lebih tinggi,
sedangkan pada penelitian McDonald-jankowski DS dengan usia tertua terlihat paling rendah. Gambaran radiolusen yang utuh hanya terlihat pada kasus-kasus yang lebih
muda. Klasifikasi akan meningkat sesuai pertambahan usia.
10
15
3.3 Pemeriksaan Histopatologis