PERAWATAN CEMENTO OSSIFYING FIBROMA

20

BAB 4 PERAWATAN CEMENTO OSSIFYING FIBROMA

Penatalaksanaan cemento ossifying fibroma biasanya dilakukan dengan enukleasi atau reseksi tergantung dari ukuran atau lokasi lesi itu sendiri. Rekonstruksi mandibula pasca bedah dapat dilakukan dengan pemasangan kawat kirschner wire, bridging plate atau dengan autotransplantasi dari tulang iga atau tulang pinggul. 3,5

4.1.1 Enukleasi

Enuklesi adalah suatu proses pengambilan lesi secara keseluruhan. Enukleasi direkomendasikan apabila tumor lebar, berbentuk seperti mangkok dan terjadi erosi pada batas inferior di mandibula. 4 Terdapat beberapa keuntungan jika perawatan cemento ossifying fibroma yang besar dilakukan dengan enukleasi, contohnya; sedikit diperoleh trauma setelah bedah, susunan tulang yang baik dan solid, serta tidak kehilangan sensasi seperti tidak dibutuhkan bone graft setelah pengambilan tumor. 4,26 Teknik enukleasi diawali dengan insisi dan pembuatan flap mukoperiosteal. Flap harus dibuat lebih besar dari luasnya lesi. Kadang-kadang tulang yang mengelilingi lesi tipis. Jika dinding lesi melekat pada periosteum maka harus dipisahkan. Dengan pembukaan yang cukup maka lesi bisa diangkat dari tulang. Gunakan sisi yang konveks dari kuret dengan tarikan yang lembut. Setelah lesi 21 dikeluarkan maka rongga dibersihkan dan tulang-tulang yang tajam dihaluskan, kemudian flap ditutup dan dijahit kembali. 2,26

4.2.2 Reseksi

Reseksi adalah pengambilan tumor dengan cara menginsisi sampai ke jaringan yang sehat di sekitar tumor. Pada kasus-kasus tumor jinak mandibula yang besar, khususnya yang melibatkan hampir seluruh dimensi rahang, perawatan yang sering dilakukan adalah reseksi marginal atau segmental. Reseksi marginal atau segmental adalah reseksi tumor tanpa merusak kontinuitas dari tulang. Beberapa grup tumor benigna memiliki sifat untuk menjadi lebih agresif dan membutuhkan batas dari jaringan yang sehat untuk mengurangi terjadinya rekurensi. Reseksi marginalsegmental biasanya digunakan untuk membuang tumor ini. 3,5,26 Gambar 11. Reseksi segmental mandibula shah JP. Cancer of the head and neck. Canada: BC Decker inc, 2001: 115 22 Teknik reseksi secara umum, spesimen reseksi harus mencakup lesi dan 1 cm tepi tulang di sekitar lesi. Metode reseksi marginal merupakan pilihan terbaik jika batas tepi inferior mandibula masih utuh, rekonstruksi pasca reseksi bertujuan untuk mengganti struktur tulang yang hilang termasuk alveolus. Sedangkan jika lesi ditutupi batas inferior mandibula, maka semua ketebalan mandibula harus tercakup di dalam spesimen, dimana mengganggu kontinuitas mandibula. Rekonstruksi pada kasus ini sangat sulit karena fragmen mandibula harus baik hubungannya dengan fragmen lainnya terhadap fungsi sebenarnya dan harus simetris. Teknik reseksi mandibula relatif jelas. Pertama-tama dilakukan insisi lalu jaringan lunak dipisahkan dari tulang dengan menggunakan periosteal elevator. Dibuat mukoperiosteal flep. Segmen alveolus mandibula kemudian di reseksi dengan bur atau dengan betel hammer dan mukoperiostel flap dijahit kembali. 26 Gambar 12. Beberapa tipe reseksi mandibula. A. Reseksi marginal atau segemental mandibula dimana tidak mengganggu kontinuitas mandibula. B dan C. Reseksi mandibula parsial. Peterson LJ. Contemporary oral and maxillofacial surgery. 4 th ed. St Louis: The C.V Mosby, 2003: 493 23

BAB 5 PENATALAKSANAAN CEMENTO OSSIFYING FIBROMA MANDIBULA