7
BAB 3 DIAGNOSA CEMENTO OSSIFYING FIBROMA MANDIBULA
Cemento ossifying fibroma merupakan lesi yang jarang dijumpai. Dalam penentuan diagnosis definitif membutuhkan gambaran klinis, radiografi, dan
histopatologis yang akurat sehingga penatalaksanaannya sesuai indikasi.
5
3.1 Pemeriksaan Klinis
Cemento ossifying fibroma sering ditemukan pada dekade kedua dan keempat dari kehidupan. Lesi ini biasanya dapat terjadi pada penderita dari berbagai
usia tetapi biasanya ditemukan pada usia dewasa muda. Biasanya lesi ini terjadi pada rentang usia 20-40 tahun. Beberapa laporan kasus lain menyatakan cemento
ossifying fibroma terjadi pada rentang usia 16-63 tahun.
5,8,14
Beberapa laporan penelitian cemento ossifying fibroma lebih dominan terjadi pada wanita dibanding pria. Perbandingan antara wanita dengan pria 5:1. Ada juga
yang menyatakan dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar lesi timbul pada regio premolar-molar mandibula.
5,13,19
8 Tabel 2. Distribusi kasus-kasus cemento ossifying fibroma mandibula menurut usia dalam
dekade. Jumlah kasus cemento ossifying fibroma pada pria dan wanita dalam tanda kurung Mcdonald-Jankowski DS, Dentomaxillofacial radiology 1998; 27: 303
Dekad e
Eversole Dkk
Sciubba younai
Summe rlin
Su dkk Mcdonald
Jankowski Total
tas e
pria 1
1 1:0 1 1:0
1 128:4
1510:4 7
71 2
8 2:6 5 2:3
9 199:10
4113:19 18,5
41 3
184:14 3 1:2
15 252:23
5 0:5 667:44
30 14
4 182:16
3 1:2 8
12 3:9 7 0:7
486:34 22
15 5
81:7 4 1:3
6 7 1:6
3 0:3 283:19
13 14
6 8 0:8
1 0:1 3
4 0:4 160:13
7 7
3 2:1 1 1:0
43:1 2
75 8
0 0:0 0 0:0
9 0 0:0
0 0:0 1 0:1
10:1 0,5
Total 6412:5
187:11 42
7523:52 200:20
21942:13 5
100 perbedaan pria: wanita yang dikemukakan ole Su, dkk begitu mencolok
Secara klinis cemento ossifying fibroma tanpa disertai rasa sakit, pertumbuhannya lambat pada rahang dimana pergeseran gigi merupakan gambaran
klinis awal dari cemento ossifying fibroma. Jika tumor ini timbul pada anak-anak disebut dengan juvenile aggressive cemento ossifying fibroma dimana terlihat pada
usia muda, lebih agresif secara klinis, dan lebih vaskular pada pemeriksaan patologis. Secara umum cemento ossifying fibroma bersifat asimtomatis dan dapat
menyebabkan wajah asimetris. Bagaimanapun lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya menyebabkan pembengkakan dan kecacatan dari
wajah.
4,5,7,9,22
9
Gambar 1. Gambaran ekstra oral berupa
pembengkakan pada regio bukal kiri mandibula dan menyebabkan wajah asimetris. Kamajaja DB.
Cemento ossifying fibroma of the jaws Den J majalah kedokteran gigi. 2009; 42: 165
Cemento ossifying fibroma memiliki batas yang jelas dari sekeliling tulang dan akan terus tumbuh besar dengan lambat sampai dihilangkan dengan bedah.
Beberapa laporan kasus cemento ossifying fibroma pada mandibula menunjukkan perluasan pembengkakan ke arah bukal dengan tulang daerah lingual yang normal.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapp dkk, yang menyatakan bahwa cemento ossifying fibroma sering ditandai dengan ekspansi tulang ke arah
bukal dan lingual.
5
10
Gambar 2. Gambaran klinis intraoral cemento ossifying fibroma pembengkakan pada kiri mandibula yang meluas ke mukosa
bukal kiri. Kamadjaja DB. Cemento ossifying fibroma of the jaws. Den J majalah kedokteran gigi. 2009; 42: 165
Distribusi terjadinya cemento ossifying fibroma bervariasi diantara berbagai kelompok etnik yang berbeda. Cemento ossifying fibroma paling sering ditemukan
pada penderita berkulit putih diikuti penderita berkulit hitam negroid. Distribusi cemento ossifying fibroma pada kelompok etnik yang lain jarang dijumpai.
Berdasarkan penelitian terhadap cemento ossifying fibroma yang dilakukan di Nigeria, dijumpai adanya pembengkakan, perubahan posisi gigi dan rasa sakit.
Sedangkan penderita di Amerika penduduk asliurban dijumpai tanpa simtom. Oleh karena itu cemento ossifying fibroma ditemukan tanpa kebetulan. Pada penelitian
yang dilakukan MacDonal-Jankowski DS di Hongkong, 11 kasus ditemukan secara kebetulan, hanya 8 kasus cemento ossifying fibroma yang menimbulkan
pembengkakan dan rasa sakit.
10
11
3.2 Pemeriksaan Radiografis