1
BAB 1 PENDAHULUAN
Tumor merupakan suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal, tidak terkendali, dan tidak berguna bagi tubuh. Pada garis besarnya tumor dapat dibagi atas
dua bagian besar yaitu: tumor ganas dan tumor jinak. Tumor ganas mempunyai pertumbuhan yang cepat dan infiltratif kedalam jaringan induknya, dapat mengikuti
pembuluh limfe atau pembuluh darah, dan bersifat metastase yaitu dapat tumbuh ditempat lain yang jauh dari tempat induknya, contoh dari tumor ini antara lain:
osteosarkoma, fibrosarkoma, khondrosarkoma, limphosarkoma, liposarkoma. Tumor jinak mempunyai ciri-ciri pertumbuhan yang lambat, pada tumor ini dijumpai adanya
kapsul, tumbuh secara ekspansif dan tidak bermetastase, contoh dari tumor ini: osteoma, miksoma, ameloblastoma, cemento ossifying fibroma.
1,2
Cemento ossifying fibroma pada tulang rahang pertama kali dilaporkan pada tahun 1865 di Inggris. Secara umum terdiri dari jaringan fibrous yang memiliki
campuran dari trabekula tulang dan sementum. Para ahli menyatakan bahwa cemento ossifying fibroma adalah suatu proses neoplastik yang jarang ditemukan dan berasal
dari elemen-elemen yang terdapat didalam jaringan periodontal. Sebagai reaksi terhadap berbagai rangsangan yang terjadi pada sel jaringan periodontal, maka
jaringan periodontal akan memproduksi lesi yang terdiri dari sementum, tulang lamelar, jaringan fibrous atau kombinasi ketiganya.
3
Secara klinis cemento ossifying fibroma tanpa disertai rasa sakit, pertumbuhannya lambat pada rahang, dan biasanya terjadi pada dekade kedua dan
2 keempat. Jenis tumor ini banyak dijumpai pada wanita dibandingkan dengan pria.
Sebagian besar cemento ossifying fibroma terdapat pada regio premolar-molar dan tampak lebih agresif pada penderita usia muda.
4,5
Secara klinis, radiografis, dan gambaran histopatologis tidak sulit untuk menegakkan diagnosa cemento ossifying fibroma, tetapi pembesaran tumor ini dapat
menunjukkan variasi dalam bentuk neoplastiknya. Oleh karena itu sangat penting untuk memperkirakan bentuk tumor ketika akan direncanakan suatu tindakan bedah
yang tujuannya untuk mengeliminasi tumor secara menyeluruh dan mencegah kembalinya tumor, dan pada waktu yang sama tindakan ini dapat mengembalikan
estetis dan gangguan fungsional pada pasien.
5
Penatalaksanaan cemento ossifying fibroma tergantung hasil pemeriksaan klinis, histopatologis, dan radiografis dari aktifitas kerusakan tulang. Cemento
ossifying fibroma dapat dirawat dengan bedah enukleasi atau kuretase karena lesi ini mempunyai massa berkapsul sehingga dapat dipisahkan dengan mudah dari tulang
normal sekitarnya. Bahkan meskipun cemento ossifying fibroma mencapai ukuran besar, dapat dipisahkan dari jaringan sekitarnya sehingga dapat diambil secara
keseluruhan. Rekonstruksi pasca enukleasi dapat dengan pemasangan kawat kirschner wire, bridging plate atau dengan autoplantasi dari tulang iga atau tulang
pinggul.
1,3,5,10
Skripsi ini akan membahas tentang pengertian, etiologi, gambaran histopatologis, gambaran klinis, dan gambaran radiografis cemento ossifying fibroma
pada mandibula serta perawatan yang dilakukan.
3
BAB 2 CEMENTO OSSIFYING FIBROMA