juga memberikan efek neurotoksik yang dilihat dari dua garis besar yaitu dari pertama, dilihat dari segi riset neurobiologi, kedua, efek pada psikologi terhadap
pengguna itu sendiri Curran, 2000. Pada gangguan yang berkaitan dengan psikologi, hal yang dapat terjadi adalah seperti depresi, ansietas dan psikosis Huizink
Selain itu, terdapat juga beberapa efek samping yang didapati dari penggunaan ekstasi yaitu penurunan selera makan, peningkatan keringat, sensitif terhadap suhu
yang dingin, mulut menjadi kering, sering dahaga, palpitasi dan sulit untuk konsentrasi
et al, 2006.
Curran, 2000.
2.2. Sistem saraf pusat Otak dan neurotransmitter serotonin
Terdapat juga beberapa efek samping yang bersifat akut seperti hipertermia. Akibatnya, mereka akan coba kompensasi keadaan ini dengan meminum air yang
banyak. Namun, hal ini lebih membahayakan karena akan menyebabkan intoksikasi air seterusnya memicu kepada hiponatremia yang berat, kejang dan dapat berakibat
fatal. Komplikasi lain seperti sindrom serotonin yaitu perubahan status mental, hiperaktivitas autonomik, dan abnormalitas neuromuskular . Penghentian ekstasi
secara tiba-tiba pula dapat menimbulkan withdrawal syndrome yang ditandai dengan depresi yang terjadi sehingga beberapa minggu. Selain itu, dilaporkan juga terjadinya
aggresifitas pada mereka yang ‘berpuasa’ dari mengambil ekstasi Katzung, 2007.
2.2.1. Definisi
Sistem saraf pusat terbagi kepada dua yaitu otak dan medulla spinalis. Otak merupakan organ penting yang dilindung oleh tulang kranium tulang tengkorak
yang keras dan dilindungi oleh tiga lapisan pembungkus otak yang dinamakan meninges yaitu lapisan terluar adalah dura mater, diikuti oleh araknoid mater dan
lapisan paling dalam adalah pia mater.
Serotonin merupakan salah satu neurotransmitter yang terdapat di otak. Serotonin juga dikenali sebagai 5-hydoxytryptamine 5-HT Goldman, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Sintesa dan degradasi serotonin
Serotonin disintesa dari beberapa proses enzimatik dengan proses pertama dimulai dengan enzim tryptophan hydroxylase. Bahan bakunya adalah asam amino
triptofan. Maka, konsentrasi triptofan dalam tubuh merupakan substrat yang penting sebagai prekursor pembentukan serotonin. Serotonin dimetabolisme oleh monoamine
oxidase menjadi 5-hydroxyindoleacetic acid 5-HIAA. Hanya 1-2 konsentrasi serotonin yang terdapat dalam otak dan selebihnya terdapat dalam platlet, sel mast,
dan sel enterokromaffin di mukosa intestinal. Oleh karena serotonin tidak dapat menembusi sawar otak, maka otak harus mensintesa sendiri neurotransmitter ini
Goldman, 1994. 2.2.3. Jalur serotonergik
Neuron serotonin paling banyak terdapat di bagian median dan dorsal nukleus raphe, caudal locus cereleus, area postrema dan area interpedunkular. Dari bagian
medial dan dorsal ini, jalur ini proyeksi ke talamus, hipotalamus, dan ganglia basalis. Neuron medial juga proyeksi ke amigdala, korteks piriform, dan korteks serebral
Goldman, 1994. Jalur desending serotonin ini menginnervasi ke medulla spinalis, dan
memodulasi sensitivitas terhadap rasa sakit. Pada badan pineal, ia mengandung 50x ganda kandungan serotonin berbanding kadar serotonin di otak dan mengandung
semua enzim yang dibutuhkan untuk sintesis serotonin Goldman, 1994. Melatonin merupakan hormon yang disintesa dari serotonin. Oleh karena
aktivitas serotonin meningkat saat terjaga, arousal, dan berkurang saat REM sleep, maka dikatakan serotonin dalam badan pineal berfungsi dalam kontrol circadian
system Goldman, 1994.
2.2.4. Reseptor serotonin