Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Usu Terhadap Gangguan Haid Dan Siklusnya Pada Tahun 2015

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rubini A/P Rajandran

Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 23 Mei 1994

Agama : Hindu

Alamat : No.5 Kompleks Al-Abadi, Setia Budi, Medan Riwayat Pendidikan : - Tadika Sri Manja, Klang, Malaysia (2000-2001)

- SRK (2) Simpang Lima, Klang, Malaysia (2001-2006)

- SMK Sri Istana, Klang, Malaysia (2007-2011) - Malvern International College, Kuala Lumpur,

Malaysia (2012)

- Universitas Sumatera Utara, Medan (2012-sekarang)

Riwayat Organisasi : Persatuan Mahasiswa Malaysia USU (PM-USU) Persatuan Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI).


(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN

Kepada

Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU,

Salam Sejathera, Dengan hormat,

Saya Rubini Rajandran dengan NIM 120100443, mahasiswi dari Fakultas Kedokteran USU yang saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap Gangguan Haid dan Siklusnya pada Tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh.

Sehubungan dengan judul di atas, saya mohon kesediaan saudari untuk mengisi lembar pertanyaan (kuesioner) dengan jujur. Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan.Saya menjaminkan setiap data dalam penelitian ini akan dirahasiaan dan tidak akan saya gunakan di luar kepentingan penelitian ini. Terima kasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah disediakan.

Medan, ………... 2015 Peneliti,

Rubini A/P Rajandran 120100443


(3)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Umur : Stambuk : Alamat :

Saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Rubini Rajandran, mahasiswi Fakultas Kedokteran USU yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap Gangguan Haid dan Siklusnya pada Tahun 2015”. Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian bahwa segala informasi tentang penelitian ini akan dirahsiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti,maka saya bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Medan, ………….. 2015 Responden,


(4)

Lampiran 4

Kuesioner Pengetahuan Pilih jawaban yang menurut anda paling tepat.

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan haid dan siklus ?

a. Gangguan pada siklus, banyaknya darah dan lamanya darah pada wanita

yang sudah mengalami menstruasi.

b. Keadaan sehat secara keseluruhan tubuh.

c. Tidak tahu

2. Berapakah normalnya siklus menstruasi ?

a. >35 hari

b. 28-35 hari

c. Tidak tahu

3. Apa yang dimaksud dengan menstruasi atau haid ?

a. Pengeluaran darah yang diakibatkan karena sesuatu penyakit yang terjadi

setiap bulan.

b. Perlepasan endometrium yang disertai dengan perdarahan dan terjadi

setiap bulan kecuali pada saat hamil.

c. Tidak tahu

4. Berapakah lama haid yang dikatakan normal ?

a. 3-7 hari

b. >9 hari


(5)

5. Seorang wanita mengalami gangguan haid, tidak adanya haid untuk

sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Gangguan apa yang dialami oleh wanita ini?

a. Hipomenorea

b. Amenorea

c. Tidak tahu

6. Berapakah ganti pembalut saat haid yang normal dalam 1 hari ?

a. 2-4 pembalut

b. >5 pembalut

c. Tidak tahu

7. Bagaimana meghitung siklus haid yang normal ?

a. Tanggal dimulai haid yang lalu sampai mulai haid berikut.

b. Tanggal dimulai haid yang lalu ditambahi dengan angka lama haid.

c. Tidak tahu

8. Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari), dan gangguan ini disebabkan oleh gangguan hormonal.Gangguan yang dimaksudkan adalah?

a. Oligomenorea

b. Polimenorea

c. Tidak tahu

9. Apa yang dimaksud dengan dismenorea ?

a. Merupakan rasa nyeri saat menstruasi yang menganggu aktivitas sehari-hari wanita.

b. Perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa.


(6)

10. Usia berapakah haid pertama kali (menarche) yang normal terjadi pada remaja saat menstruasi ?

a. 10-16 tahun

b. 21-23 tahun


(7)

Lampiran 5

Frekuensi Karakteristik Responden

Um ur

24 25.0 25.0 25.0

53 55.2 55.2 80.2

17 17.7 17.7 97.9

2 2.1 2.1 100.0

96 100.0 100.0

18-19 tahun 20-21 tahun 22-23 tahun 24-25 tahun Total V alid

Frequenc y Percent V alid Percent

Cumulativ e Percent

Stam buk

39 40.6 40.6 40.6

35 36.5 36.5 77.1

22 22.9 22.9 100.0

96 100.0 100.0

2012 2013 2014 Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent


(8)

Lampiran 6

Frekuensi Pengetahuan Gangguan Haid dan Siklusnya

Pertanyaan 1

Apa yang dim ak s ud de ngan gangguan haid dan s iklus ?

92 95.8 95.8 95.8

4 4.2 4.2 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 2

Berapakah nor m alnya s iklus m e nstruas i ?

92 95.8 95.8 95.8

3 3.1 3.1 99.0

1 1.0 1.0 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 3

Apa yang dim aks ud de ngan m e nstruas i atau haid ?

91 94.8 94.8 94.8

3 3.1 3.1 97.9

2 2.1 2.1 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 4

Berapakah lam a haid yang dik atak an norm al ?

92 95.8 95.8 95.8

2 2.1 2.1 97.9

2 2.1 2.1 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent


(9)

Pertanyaan 5

Seorang w anita m e ngalam i gangguan haid, tidak adanya haid untuk dikitnya 3 bulan be rturut-turut. Gangguan apa yang dialam i ole h w anita

?

59 61.5 61.5 61.5

33 34.4 34.4 95.8

4 4.2 4.2 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total V alid

Frequenc y Percent V alid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 6

Berapakah ganti pem balut saat haid yang norm al dalam 1 hari ?

90 93.8 93.8 93.8

4 4.2 4.2 97.9

2 2.1 2.1 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 7

Bagaim ana m e ghitung s ik lus haid yang norm al ?

87 90.6 90.6 90.6

8 8.3 8.3 99.0

1 1.0 1.0 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 8

ik lus haid le bih pe nde k dari bias a (k urang dari 21 hari), dan gangguan in is e babk an oleh gangguan horm onal. Gangguan yang dim ak sudkan adal

?

70 72.9 72.9 72.9

22 22.9 22.9 95.8

4 4.2 4.2 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total V alid

Frequenc y Percent V alid Percent

Cumulativ e Percent


(10)

Pertanyaan 9

Apa yang dim aks ud de ngan dis m e nore a ?

78 81.3 81.3 81.3

16 16.7 16.7 97.9

2 2.1 2.1 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequenc y Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

Pertanyaan 10

sia berapakah haid pertam a k ali (m e narche) yang norm al te rjadi pad re m aja s aat m e ns truas i ?

95 99.0 99.0 99.0

1 1.0 1.0 100.0

96 100.0 100.0

Benar Salah Total V alid

Frequenc y Percent V alid Percent

Cumulativ e Percent

Kate gori Pengetahun

88 91.7 91.7 91.7

6 6.3 6.3 97.9

2 2.1 2.1 100.0

96 100.0 100.0

Baik Cukup Kurang Total V alid

Frequenc y Percent V alid Percent

Cumulativ e Percent


(11)

Lampiran 8


(12)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., Asrori, M., 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asrinah, Syarifah, J., Suciyanti., 2011. Menstruasi dan Permasalahannya.

Yogyakarta :Pustaka Panasea.

Bieniasz, et al., 2007. Menstrual Pattern And Common Menstrual Disorder InAdolescentGirls_A Retrospective Study. Endokrynol Diabetol Chor PrzemianyMateri Wieku Rozw. 12(3): 205-10. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1702657 [Accesed 5 April 2015]

Cakir, M et al., 2007. Menstrual Pattern And Common Menstrual Disorder Amon University Students In Turkey. Pediatrics International. 49 (6). Available from :http://www.interscince.wiley.com/jOrnal/118514616/abstract

[Accesed 5 April 2015].

Djamarah, B. S., Zain, A., 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Depkes RI, 2009. Majalah Kedokteraan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Available from :

http://www.depkesRI.go.id/reproduktif.health/IndonesiaMagazinephysician. html [Accesed 2 April 2015].

Dewi, Nilda S., 2012. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Ganong, W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hendrik, 2006. Problema Haid Tinjauan Syarikat Islam dan Medis. Solo : Penerbit Tiga Serangkai.

Isnaeni, D. N., 2010. Hubungan Antara Stress dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi DIV Kebidanan Jalur Regular, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Available from :


(14)

http://eprints.uns.ac.id/192/1/165240109201010581.pdf [Accesed2April2015]

Jalal, abd., 2010. Pengertian Pengetahuan (knowledge). Available from :http:///G:/pengertianPENGETAHUAN(KNOWLEDGE).html

[Accesed 10 April 2015].

Kusmiran, E., 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, Sri Kusuma D.S., 2009. Buku Ajar Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Neville, F. Hacker., and Moore, J. George, 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, A., Misaroh, S., 2009. Menarche. Yogyakarta : Mulia Medika. Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Tridasa Printer.

Riset Kesehatan Dasar, 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional.Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta : Sagung Seto.

Sianipar, dkk., 2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada SMU Di Kecamatan Pulau Gadung Jakarta Timur

Majalah Kedokteraan Indonesia, 59(7): 309-310.

Situmorang, H. S., Lufti, M., 2014. Analisis DataUntuk Riset Dan Bisnis. Medan : USU Press.


(15)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep diperlukan untuk menentukan keterkaitan antara variable-variable yang akan ditelitikan dan batas-batas lingkup penelitian. Ada dua jenis variable dalam suatu penelitian yaitu variable independen (variable bebas) dan variable dependen (variable terikat).

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Gambaran 3.1: Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2. Variable Penelitian 3.2.1. Variable bebas

Variable independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU yang diukur dengan skala baik,sedang dan kurang.

3.2.2. Variable terikat

Variable dependen dalam penelitian ini adalah gangguan haid dan siklusnya yang sering terjadi pada kaum wanita khususnya pada usia remaja.

3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang batasi ruang lingkup atau pengertian variable-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang haid dan siklusnya yang terdiri atas definisi, mekanisme, perubahan-perubahan selama haid serta jenis-jenis gangguan haid dan siklusnya. Pengukuran tingkat

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU

Gangguan Haid dan Siklusnya


(16)

pengetahuan mahasiswi mengenai gangguan haid dan siklusnya dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden.

-Cara Ukur : Pengukuran ini dilakukan dengan metode angket.

-Alat Ukur : Cara ukur adalah menggunakan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10.

-Skala Ukur : Tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai gangguan haid dan siklusnya dinyatakan dalam skala ordinal. Jawaban yang dijawab oleh responden akan skor berdasarkan :

Benar : Skor 3 Salah : Skor 2 Tidak tahu : Skor 1 Skor tertinggi : 30

-Hasil Ukur : Kemudian, dilakukan scoring

Pengetahuan Baik (total skor 83-100%) Pengetahuan Sedang (total skor 60-82%) Pengetahuan Kurang (total skor <59%)


(17)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain

cross sectional, dimana penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap gangguan haid dan siklusnya pada Tahun 2015.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini bermula dari bulan September–November 2015 yaitu dimulai pengambilan dan pengolahan data sehingga pembacaan hasil penelitian.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteraan USU. Pemilihan lokasi ini adalah berdasarkan jumlah serta karakteristik sampel yang memenuhi tujuan penelitian yaitu pada usia remaja yang telah mendapat. Selain itu, jarak yang relatif berdekatan dengan peneliti turut memudahkan penelitian dilakukan, di samping menghematkan kos penelitian.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU. Menurut survey awal yang dilakukan di Fakultas Kedokteraan USU, jumlah mahasiswi adalah 712 orang yang terdiri dari stambuk 2012, stambuk 2013 dan stambuk 2014.

4.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah sebagian daripada populasi dan dapat mewakili keseluruhan populasi serta mempunyai karakteristik yang mampu untuk mewakili populasi. Penentuan jumlah besar sampel yang digunakan diambil mengikut rumusan berikut :


(18)

n = Za²PQ d²

Dimana

n : jumlah sampel minimal

Za : penelitian menetapkan α sebesar 5% sehingga nilai Za=1,96 P : Prevalensi ditetapkan sebesar 0,5

Q : (1-P) = (1-0.5) = 0,5

d : ketepatan absolut yang dikehendaki (ditentukan peneliti) = 10% =0,1 n : (1,96)² (0.5) (0.5)

(0.1)² n : 96

Sampel pada penelitian akan diambil dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling, dimana jumlah sampel yang diperoleh akan dibagi merata untuk setiap stambuk secara proporsional, yaitu :

a) Mahasiswi Stambuk 2012 sebanyak : 288/712 × 96 = 39 orang b) Mahasiswi Stambuk 2013 sebanyak : 260/712 × 96 = 35 orang c) Mahasiswi Stambuk 2014 sebanyak : 164/712 × 96 = 22 orang

Maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 96 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling, dimana jumlah sampel yang diperoleh akan dibagi merata untuk setiap stambuk secara proporsional, yaitu :

a) Mahasiswi Stambuk 2012 sebanyak : 39 orang b) Mahasiswi Stambuk 2013 sebanyak : 35 orang c) Mahasiswi Stambuk 2014 sebanyak : 22 orang

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah angket dengan menggunakan kuesioner. Sampel menjawab kuesioner dilaksanakan di bawah pengawasan peneliti. Sekiranya ada pertanyaan atau terdapat perkara yang tidak difahami berkaitan dengan kuesioner akan diterangkan oleh peneliti. Mahasiswi


(19)

tidak dibenarkan meniru atau berbincang ketika menjawab kuesioner dimana peneliti sentiasa memantau mahasiswi ketika sesi penjawaban kuesioner berlangsung.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswi yang telah terpilih sebagai sampel pada survey ini. Data diperoleh dengan menggunkan kuesioner yang telah dirancang dan disiapkan oleh penelitian. Kuesioner diperlukan untuk mengumpulkan informasi tentang pengetahuan gangguan haid dan siklusnya. Sebelum digunakan, akan dilakukan uji validitas dan realibilitas dari kuesioner yang dibuat agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Angket yang digunakan dalam penelitian ini akan diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 21.0. Setelah uji validitas dilakukan, hanya soal-soal yang dinyatakan valid saja yang diuji reliabilitasnya.

4.7. Pengolahan dan Analisa Data

Hasil data yang diperoleh daripada jawaban responden akan dinilai menggunakan sistem perangkap lunak program computer SPSS. Setelah itu, dilakukan analisa data dengan cara deskriptif dengan melihat persentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam table. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :

a) Editing, yaitu memeriksa nama dan kelengkaoan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk.

b) Coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan saat mengadakan tabulasi dan analisa.

c) Entry, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Product and Service Solution for Windows).


(20)

d) Cleaning, yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan atau tidaknya pada kode, ketidak lengkapan data dan sebagainya.


(21)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian telah dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner yang telah diisi oleh 96 orang responden di Fakultas Kedokteran USU. Data kuisioner yang telah dikumpul kemudian dianalisa, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU yang terletak di Jalan dr.Mansur, Medan, Indonesia.

5.1.2. Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 96 orang mahasiswi yang terdiri dari 39 orang mahasiswi dari stambuk 2012, 35 orang mahasiswi dari stambuk 2013 dan 22 orang mahasiswi dari stambuk 2014. Dari keseluruhan responden gambaran karakteristik yang diamati adalah berdasarkan usia dan stambuk.

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Karakteristik Responden Penelitian

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan penelitian terhadap 96 responden, diperoleh karakteristik responden berdasarkan umur sebagai berikut :


(22)

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

18-19 24 25.0

20-21 53 55.2

22-23 17 17.7

24-25 2 2.1

Total 96 100.0

Dari tabel 5.1 terlihat bahwa kelompok terbesar responden terdapat pada umur 20-21 tahun yaitu sebanyak 53 orang (55.2 %) diikuti oleh kelompok umur 18-19 tahun sebanyak 24 orang (25.0%), kemudian 22-23 tahun sebanyak 17 orang (17.7%). Responden yang paling sedikit adalah dari umur 24-25 tahun yaitu 2 orang (2.1 %).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Berdasarkan penelitian terhadap 96 orang yang terdiri dari stambuk 2012, stambuk 2013 dan stambuk 2014, diperoleh karakteristik responden berdasarkan stambuk sebagai berikut :

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk Frekuensi (n) Persentase (%)

2012 39 40.6

2013 35 36.5

2014 22 22.9

Total 96 100.0

Dari tabel 5.2, terlihat bahwa kelompok terbesar responden adalah dari stambuk 2012 yaitu sebanyak 39 orang (40.6 %), diikuti dengan stambuk 2013 yaitu 35 orang (36.5%) dan kelompok terendah responden adalah dari stambuk 2014 yaitu sebanyak 22 orang (22.9%).

5.1.3.2. Pengetahuan Tentang Gangguan Haid dan Siklusnya

Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai gangguan haid dan siklusnya dengan menggunakan angket dapat dilihat sebagai berikut:


(23)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Gangguan Haid dan Siklusnya

No Pernyataan Jawaban

Benar Salah Tidak tahu 1 Apa yang dimaksud dengan gangguan haid dan

siklus? 92 (95.8%) 4 (4.2%) -

2 Berapakah normalnya siklus menstruasi ? 92 (95.8%)

3 (3.1%)

1 (1.0%) 3 Apa yang dimaksud dengan menstruasi atau

haid ? 91 (94.8%) 3 (3.15) 2 (2.1%) 4 Berapakah lama haid yang dikatakan normal? 92

(95.8%) 2 (2.1%)

2 (2.1%) 5 Seorang wanita mengalami gangguan haid,

tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Gangguan apa yang dialami oleh wanita ini ?

59 (65.1%) 33 (34.4%) 4 (4.2%)

6 Berapakah ganti pembalut saat haid yang normal dalam 1 hari ?

90 (90.8%) 4 (4.2%) 2 (2.1%) 7 Bagaimana meghitung siklus haid yang normal

? 87 (90.6%) 8 (8.2%) 1 (1.0%) 8 Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari

21 hari), dan gangguan ini disebabkan oleh gangguan hormonal. Gangguan yang dimaksudkan adalah ?

70 (72.9%) 22 (22.9%) 4 (4.2%)

9 Apa yang dimaksud dengan dismenorea ? 78 (81.3%)

16 (16.7%)

2 (2.1%) 10 Usia berapakah haid pertama kali (menarche)

yang normal terjadi pada remaja saat menstruasi ? 95 (99.0%) 1 (1.0%) -

Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa pernyataan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan ke-10 yaitu tentang usia berapakah haid pertama kali (menarche) yang normal terjadi pada remaja saat menstruasi dimana mayoritas responden (99.0%) menjawab benar. Hal ini berarti bahwa pada umumnya responden sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang gangguan haid dan siklusnya terutama tentang usia haid pertama yang normal pada remaja saat menstruasi.


(24)

Sedangkan, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan ke-5 yaitu seorang wanita mengalami gangguan haid, tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Gangguan apa yang dialami oleh wanita ini dimana mayoritas responden (34.4%) menjawab salah. Hal ini berarti bahwa pengetahuan responden tentang gangguan haid dan siklusnya belum menyangkut hal-hal spesifik. Dengan kata lain, pengetahuan responden tentang gangguan haid dan siklusnya masih terbatas terhadap hal hal yang umum saja.

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban terhadap ke-10 pertanyaan tersebut di atas, selanjutnya pengetahuan dapat dikategorikan kedalam 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.4. Kategori Pengetahuan Responden Tentang Gangguan haid dan Siklusnya

Kategori Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 88 91.7

Sedang 6 6.2

Kurang 2 2.1

Total 96 100.0

Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari 96 responden penelitian, 88 orang (91.7%) memiliki pengetahuan yang baik tentang gangguan haid dan siklusnya, 6 orang (6.3%) memiliki pengetahuan sedang dan 2 orang (2.1%) memiliki pengetahuan kurang. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki pengetahuan baik tentang gangguan haid dan siklusnyayaitu sebanyak 88 orang (91.7%). Berikut ini adalah gambar histogram pengetahuan responden tentang gangguan haid dan siklusnya.


(25)

0 20 40 60 80 100

Baik Cukup Kurang

Kategori Pengetahuan Responden Tentang Gangguan Haid dan Siklusnya

Gambar 5.1 Grafik Histogram Kategori Pengetahuan Responden Tentang Gangguan haid dan siklusnya.

5.1.3.3. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Stambuk

Tabel 5.5. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Stambuk

Stambuk Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

2012 2013 2014 35 31 22 3 3 0 1 1 0 39 35 22

Total 88 6 2 96

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa stambuk 2014 mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak dimana 22 orang yang terlibat berada dalam kategori baik. Diikuti oleh stambuk 2013 sebanyak 31 orang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dari 35 orang yang terlibat dan diikuti oleh stambuk 2012 yaitu sebanyak 35 orang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dari 39 orang yang terlibat.


(26)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan diatas dapat dilakukan pembahasan seperti berikut. Ternyata bahwa sebahagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya yang baik yaitu sebanyak 88 orang (91.7%) diikuti dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang sedang yaitu sebanyak 6 orang (6.2%) dan tingkat pengetahuan kurang adalah sebanyak 2 orang (2.1%).

Penelitian ini memperlihatkan bahwa mayoritas responden mengetahui tentang gangguan haid dan siklusnya. Hal ini karena pengetahuan mengenai gangguan haid dan siklusnya terdapat di kuliah, pembelajaran responden yaitu dalam blok Reproductive System (RPS) pada Semester III.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa pengetahuan mampu dikembangkan oleh manusia disebabkan karena manusia mempunyai Bahasa yang mampu dikomunikasi dari informasi yang diperoleh. Jika bahasa yang dikomunikasikan tersebut salah diterima, maka pengetahuan tentu tidak akan berkembang dengan baik.

5.2.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya, pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 10 tentang usia berapakah haid pertama kali (menarche) yang normal terjadi pada remaja saat menstruasi yaitu sebanyak 95 orang dengan persentase sebesar 99.0%. Hal ini karena, mendapat pengetahuan dari pengalaman pribadi sebagai seorang perempuan yang telah melalui haid pertama. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) yang menyatakan pengetahuan merupakan hasil dari suatu prodak pendidikan dan pengalaman yang nantinya akan memberikan sesuatu tingkat pengetahuan.


(27)

Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 5 tentang seorang wanita mengalami gangguan haid, tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut, gangguan apa yang dialami oleh wanita yaitu sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 34.4%. Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden tidak menguasai hal-hal yang spesifik pada gangguan haid dan siklusnya. Dengan kata lain, pengetahuan responden tentang gangguan haid dan siklusnya masih terbatas terhadap hal-hal yang umum saja.

5.2.3. Distribusi tingkat pengetahuan gangguan haid dan siklusnya berdasarkan stambuk

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan stambuk, dapat dilihat bahwa stambuk 2014 mempunyai tingkat pengetahuan yang paling banyak dimana sebanyak 22 responden yang terlibat, kesemua 22 responden berada pada kategori baik. Hai ini kerana, mahasiswi dari stambuk 2014 yang berada pada Semester III baru selesai kuliah di blok Reproductive System (RPS) dimana mereka akan mempelajari segala gangguan tentang sistem reproduksi wanita, maka pengetahuan mereka tentang gangguan haid dan siklusnya baik.

Sedangkan tingkat pengetahuan yang kurang pada responden dari stambuk 2012 dan stambuk 2013. Dimana dari stambuk 2012 sebanyak 35 responden berada pada kategori baik, 3 berada pada kategori sedang dan 1 berada pada kategori kurang. Manakala, dari stambuk 2013 sebanyak 31 responden berada pada kategori baik, 3 berada pada kategori sedang dan 1 berada pada kategori kurang. Ini kemungkinan, mahasiswi dari stambuk 2012 dan stambuk 2013 yang masing-masing berada pada Semester VII dan Semester VI telah melupakan ilmu yang telah dikuliah tentang sistem reproduksi pada Semester III disebabkan durasi waktu yang panjang.


(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran USU tentang gangguan haid dan siklusnya mayoritas berada dalam kategori baik yaitu, sebesar 88 orang (91.7%).

2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan dari mahasiswi stambuk 2014 paling baik berbanding tingkat pengetahuan mahasiswi dari stambuk 2013 dan 2012

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran dari peneliti, diantara:

1. Kepada mahasiswi Fakultas Kedokteran USU, disarankan untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian analitik sehingga dapat dilihat hubugan antara tingkat pendidikan dengan gangguan haid dan siklusnya.

3. Melakukan program eduksi kesadaran gangguan haid dan siklusnya dengan penyuluhan tentang faktor resiko gangguan haid dan siklusnya serta pencegahannya.

4. Mengambil langkah yang lebih proaktif dengan meningkatkan program kesadaran tentang gangguan haid dan siklusnya pada peringkat daerah.


(29)

5. Bagi pemerintah, khususya dinas pendidikan, untuk dapat terjun langsung memberikan ceramah ilmiah serta penerbitan buku mengenai gangguan haid dan siklusnya yang kurang diberi perhatian.

6. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman untuk penelitian-penelitian selanjutnya dengan lebih menambah karakteristik responden seperti berat badan responden dengan gangguan haid siklusnya.


(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1. Definisi Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mulai mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan itu ialah kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Satu kesatuan dalam mana obyek itu dipandang oleh subyek sebagai diketahui. Pengetahuan manusia itu adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran yaitu, benda atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahui, manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan, penyelidikan dan akhirnya mengetahui (mengenal) benda (Jalal, 2010).

2.1.2. Tingkatan Pengetahuan

Domain tingkat pengetahuan kognitif mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010), tingkat pengetahuan terdiri dari 6 (enam) tingkatan, yaitu :

a. Know (Tahu)

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk mengingat kembali (recall) tahap suatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan.


(31)

b. Comprehension (Memahami)

Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Application (Aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

d. Analysis (Analisa)

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitnya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.

e. Synthesis (Sintesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 antara lain : a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.


(32)

b. Informasi

Seorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

c. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelempok manusia dalam memenuhi kebutuhan meliputi sikap dan kepercayaan.

d. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

e. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat ekonomi akan menambah pengetahuan.

f. Umur

Jumlah tahun yang dilalui ibu sejak kelahiran hingga ulang tahun terakhir.

2.2 Remaja Putri

2.2.1. Definisi Remaja Putri

Remaja putri adalah tahapan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapai kematangan pada usia 12 tahun (Proverawati dan Misaroh, 2009).

2.2.2. Ciri Perkembangan Fisik

Sebagai makhluk yang lambat perkembangan, masa pematangan fisik ini berjalan lebih kurang 2 tahun dan biasanya dihitung haid yang pertama yang disebut sebagai menarche (Sarlito, 2004).

Menurut Asrinah (2011), perubahan fisik yang akan terjadi pada perempuan yang menginjak masa remaja adalah perubahan hormonal/menurut cirri perkembangan zat-zat yang ada dalam tubuhnya yakni menjadi aktif. Hormon


(33)

sangat berpengaruh terutama adalah estrogen dan progesterone. Antara perubahan yang terlihat pada perempuan adalah :

a) Keringat menjadi tambah banyak b) Tangan dan kaki bertambah besar

c) Bertambahnya panjang dan lebar tulang-tulang wajah, sehingga tidak tampak seperti anak kecil

d) Pantat menjadi lebih lebar e) Kulit dan rambut berminyak f) Bertambah besarnya indung telur g) Payudara bertambah besar

h) Muka cenderung tumbuh jerawat

i) Vagina mulai mengeluarkan cairan yang halus dijaga kebersihan j) Setiap bulan akan mengalami menstruasi (haid)

2.3 Haid dan Siklusnya

2.3.1. Definisi Haid dan Siklusnya

Haid atau sering disebut dengan menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium (Prawirohardjo, 2009). Menurut Ganong (2003), menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa hamil.

Menarche adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun (Suryasaputra Manuaba et al, 2009). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Semmelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15-19 tahun. Menurut Brown, menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan


(34)

umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun (Prawirohardjo, 2009).

Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa di mana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau juga dikatakan menopause (Prawirohardjo, 2009).

Rangsangan pancaindra ; korteks serebi, hipofisis (ovarial aksis) dan endrogan (uterus endometrium dan alat seks sekunder) diblok pubertas inhibitor (nukleus amigdale) melalui stria terminalis, menuju hipothalamus sehingga terhindar dari pubertas prekoks. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium,tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder (Suryasaputra Manuaba et al, 2009).

Dalam ovarium terjadi tumbuh-kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat peningkatan estrogen untuk merangsang nukleus supraoptikal (praoptikus), mengeluarkan luteinizing hormone surge (tinggi) yang berperan untuk ovulasi. Menstruasi yang disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai dua atau tiga tahun setelah menarke yaitu sekitar usia 17-18 tahun. Pubertas prekoksius terjadi bila menarke terjadi di bawah 10 tahun. (Suryasaputra

Manuaba et al, 2009). Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan

mulainya haid berikut. Haid mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan lebih atau kurang satu hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak


(35)

terlalu sama. Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang (Prawirohardjo, 2009).

Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari serta tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar). Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 yang lebih kurang 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah keluar lebih banyak. Jumlah darah lebih dari 80 cc dianggap patologik (Prawirohardjo, 2009).

2.3.2. Mekanisme Haid dan Siklusnya

Gambar 2.1: Siklus Menstruasi Dikutip dari : Moore et al, (2001)

Menurut Moore et al, (2001), siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium terbagi lagi menjadi 2 bagian , yaitu fase folikular dan fase luteal sedangkan siklus uterus dibagi menjadi fase menstruasi, fase proliferatif (pertumbuhan) dan fase sekresi.


(36)

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah :

1. FSH (follicle stimulating hormone) yang dikeluarkan hipothalamus untuk meransgang hipofisis mengeluarkan FSH.

2. LH (luteinizing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium. Pada umumnya hanya 1 folikel yang dapat merangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen (Moore et al, 2001).

Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis (Moore et al, 2001).

Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, akan membentuk korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH (Moore et al, 2001).

Korpus luteum akan menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut sebagai haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan (Moore et al, 2001).

Menurut Moore et al, 2001 pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Fase menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.


(37)

2. Fase proliferatif dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).

3. Fase sekresi. Fase sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

Menurut Moore et al,2001 siklus ovarium :

1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan. 2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan

jangka waktu rata-rata 14 hari.

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal (Moore et al, 2001) :

1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya.

2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium.

3. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian.


(38)

Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal.

4. Kadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum.

5. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi.

6. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

2.3.3. Perubahan-perubahan Selama Menstruasi

1) Perubahan Histologik pada Ovariun dalam Siklus Haid

Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Di samping itu, terdapat perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm panjang, 1,5-3 cm lebar, dan 0,6-1,5 tebal. Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus,tempat keluar-masuknya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf (Prawirohardjo, 2009).

Pada masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih beristhirahat dan baru pada masa pubertas mulai menuaikan faalnya. Perubahan-perubahan yang terdapat pada ovarium pada siklus haid sebagai berikut. Di bawah pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang akan tetapi hanya satu yang tumbuh terus sampai menjadi matang. Pada folikel ini, mula-mula sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda akan kemudian di antara sel-sel itu timbul suatu rongga yang berisi cairan yang disebut likuor folikuli (Prawirohardjo, 2009).

Ovum sendiri terdesak ke pinggir, dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum


(39)

di dalamnya itu disebut sebagai kumulus ooforus. Antara ovum dan sel-sel sekitarnya terdapat zona pellusida. Sel-sel-sel lainnya yang membatasi ruangan folikel yang disebut membrane granulosa (Prawirohardjo, 2009).

Dengan tumbuhnya folikel, jaringan ovarium sekitar folikel tersebut terdesak ke luar dan membentuk dua lapisan, yaitu teka interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan teka eksterna terdiri dari jaringan ikat yang padat. Dengan bertambah matang folikel hingga akhirnya matang benar, dan oleh karena pembentukan cairan folikel makin bertambah, maka folikel makin terdesak ke permukaan ovarium, malahan menonjol ke luar. Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis, dan pada suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah dan keluarlah cairan dari folikel bersama-sama ovum yang dikelilingi sel-sel kumulus ooforus (Prawirohardjo, 2009).

2) Perubahan Histologik pada Endometrium dalam Siklus Haid

Menurut Prawirohardjo (2009), pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami perubahan-perunahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu :

a) Fase menstruasi atau deskuamasi

Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan.Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Fase ini berlangsung 3-4 hari (Prawirohardjo, 2009).

b) Fase pascahaid atau fase regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung ± 4 hari (Prawirohardjo, 2009).


(40)

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu (Prawirohardjo, 2009) : 1) Fase proliferasi dini (early proliferation phase), berlangsung antara

hari ke-4 sampai hari ke-7.

2) Fase proliferasi madya (mid proliferation phase), fase ini berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10.

3) Fase proliferasi akhir (late proliferation phase), fase in berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14.

d) Fase prahaid atau fase sekresi

Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi (Prawirohardjo, 2009).

2.4. Gangguan Haid dan Siklusnya

2.4.1. Definisi Gangguan Haid dan Siklusnya

Gangguan haid dikatakan dengan kelainan yang terjadi pada saat wanita yang sudah mengalami menstruasi. Gangguan tersebut dapat berupa pada gangguan pada siklus, banyaknya darah dan lamanya waktu menstruasi (Asrinah, 2011).

2.4.2. Klasifikasi Gangguan Haid dan Siklusnya 1) Jenis-jenis Gangguan Haid

Menurut Prawirohardjo (2009), gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :

a) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea.

b) Kelainan siklus: Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea c) Perdarahan di luar haid: Metroragia


(41)

d) Gangguan lain yang ada hubungan dengan gangguan haid : Premenstrual tension (ketegangan prahaid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) ; dismenorea

2) Menurut Proverwati dan Misaroh (2009), adapun beberapa gangguan dalam menstruasi adalah sebagai berikut :

a) Dismenorrhea

Dismenorrhea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami menstruasi pertama (menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bias terus dialami selama periode menstruasi dibagi dua kategori, yaitu nyeri menstruasi primer dan sekunder (Proverwati dan Misaroh, 2009).

Faktor penyebab nyeri menstruasi primer belum diketahui dengan pasti. Tetapi untuk nyeri menstruasi sekunder, hampir sebagian besar disebabkan oleh kelainan rahim sampai dengan penggunaan alat kontasepsi dalam rahim.Cara untuk mengurangi dismenorrea (Proverwati dan Misaroh, 2009) :

1) Latihan aerobic, seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, membantu memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit.

2) Pakai kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa. 3) Pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode menstruasi. 4) Orgasme dapat meringankan kram menstruasi pada beberapa perempuan. 5) Latihan relaksi atau yoga, dapat membantu menanggulangi sakit.

Obat-obat yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi, diantaranya : Pereda nyeri (analgesic) golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI), misalnya; parasetamol atau asetamonofen (Panadol), ibuprofen (Ribunal,Ostarin), metampiron (Pyronal, Novalgin) dan obat-obat pereda nyeri lainnya (Proverwati dan Misaroh, 2009).

b) Hipermenorea atau Menoragia

Hipermenorea atau juga dikenali dengan menoragia adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab bias berasal dari rahim berupa mioma uteri dengan permukaan


(42)

endometrium lebih luas dari biasa, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid (irregular endometrial shedding) dan sebagainya (Proverwati dan Misaroh, 2009).

c) Hipomenorea

Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan/atau lebih kurang dari biasa. Hipomenorea disebabkan oleh kesuburan endometrium kurang akibat kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.Pengobatan diberikan berdasarkan kausa. Jika ditemukan kelainan pada organ seperti mioma maka penyebabnya harus dihilangkan (diangkat). Untuk kelainan hormon dapat diberikan progesterone seperti MPA 10 mg/hari (merk : provera atau prothyra) pada hari ke 16-25 siklus menstruasi. Atau berikan kombinasi esterogen-progesteron (pil KB) hari ke 16-25 siklus menstruasi (Proverwati dan Misaroh, 2009).

d) Polimenorea

Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberikan nama polimenoragia atau epimenoragia.Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal (Proverwati dan Misaroh, 2009).

e) Oligomenorea

Di sini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Biasanya perdarahan pada oligomenorea berkurang. Disebabkan oleh fase folikuler memanjang (Proverwati dan Misaroh, 2009).

f) Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer (usia 18 tahun ke atas tidak pernah dapat haid) dan amenorea sekunder (penderita pernah mendapat haid,tetapi kemudian tidak dapat lagi) Penyebab umum amenorea adalah (Proverwati dan Misaroh, 2009). :

1) Kelaianan kromosom 2) Gangguan hipotalamus


(43)

3) Penyakit pituitary

4) Kelainan organ reproduksi 5) Pubertas terlambat

6) Kegagalan dari fungsi indung telur

Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila penyebab adalah dari obesitas maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktifitas fisik yang berlebihan juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur dan penyebab susunan saraf pusat (Proverwati dan Misaroh, 2009).

g) Metrorrhagia

Perdarahan yang tidak teratur dan tidak menurut siklus, perdarahan irregular yang terjadi diantara 2 waktu menstruasi (Proverwati dan Misaroh, 2009).

h) Premenstrual Syndrome

PMS adalah berbagai gejala fisik, psikologis, dan emosional ; yang terkait dengan perubahan hormonal karena siklus menstruasi.

Ada beberapa jenis perawatan yang dapat dijalani untuk mengatasi sindrom pra-menstruasi (Proverwati dan Misaroh, 2009). :

1) Mengkonsumsi pil kontrasepsi oral

2) Obat anticemas : Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) yang dapat digunakan setipa hari atau selama 14 hari sebelum menstruasi

3) Obat nyeri over-the-counter (OTC) , yaitu obat-obatan penghilang nyeri seperti asam asetilsalisilat,asetaminofen,dan obat antiinflamasi nonsteroid. Obat-obatan ini dapat membantu menyembuhkan gejala fisik yang sifatnya sedang,seperti nyeri oto atau sakit kepala.

4) Melakukan diet, seperti mengurangi kafein (mengurangi rasa tertekan, mudah tersinggung, dan gelisah), garam, termasuk kandungan sodium pada makanan kemasan, mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan serat ; seperti roti, gandum, pasta, buah dan sayuran yang menambah asupan protein pada menu makanan mengkonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral


(44)

mengurangi gula dan lemak (meningkatkan energi dan menstabilkan mood), dan menghentikan konsumsi alcohol.

5) Kalau bisa lakukan olahraga seperti aerobik selama 30 menit selama empat hingga enam kali seminggu. Aerobik melatih otot besar yang membantu meredakan ketegangan saraf dan kecemasan, serta merentasi cairan yang menyebabkan perut terasa penuh.

6) Makan teratur, tidur cukup dan olahraga. Lakukan relaksasi seperti pijat atau hal lain yang membuat nyaman.

7) Lakukan terapi alternatif lain. Misalnya, mengkompres perut dengan bantal panas.

i) Pre Menstrual Tension (Tegangan prahaid)

Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon esterogen dan progesterone menjelang menstruasi. Premenstruasi tension terjadi pada umur 30-40 tahun. Gejala klinik dari premenstrual tension adalah gangguan emosional, gelisah, susah tidur, perut kembung, mual muntah, payudara tegang dan sakit, terkadang merasa tertekan. Terapi, olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alcohol), mengurangi stress, konsumsi antidepressant bila perlu, menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin, konsultasi dengan tenga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut (Proverwati dan Misaroh, 2009).

j) Mastodinia atau Mastalgia

Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid. Disebabkan oleh dominasi hormon esterogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hyperemia didaerah payudara (Proverwati dan Misaroh, 2009).

k) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)

Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari dipertengahan menstruasi. Hal ini karena pecahnya folikel Graf (Proverwati dan Misaroh, 2009).


(45)

2.4.3. Penyebab Gangguan Haid dan Siklusnya

Menurut Proverwati dan Misaroh (2009), terdapat banyak penyebab kenapa terdapat gangguan menstruasi dan siklusnya menjadi panjang atau sebaliknya ; a) Fungsi hormon terganggu

Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormon ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk menproduksi sel telur. Bila sistem ini terganggu, otomatis siklus menstruasi akan terganggu (Proverwati dan Misaroh, 2009).

b) Kelainan sistemik

Berdasarkan tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini biasanya mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tidak berkerja dengan baik. Juga pada penderita dengan penyakit diabetes, akan mempengaruhi sistem metabolisme sehingga siklus menstruasi tidak teratur (Proverwati dan Misaroh, 2009).

c) Stres

Stres adalah salah satu sebab menganggu sistem metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stress, mudah lelah, berat badan menurun drastic, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu maka siklus menstruasi ikut terganggu (Proverwati dan Misaroh, 2009).

d) Kelenjar Tiroid

Terganggunya fungsi kelenjar tiroid biasa menyebabkan tidak teratur siklus menstruasi. Gangguan bias berupa produksi kelenjar tiroid yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid). Pasalnya sistem hormonal tubuh ikut terganggu (Proverwati dan Misaroh, 2009).

e) Horman Prolaktin Berlebihan

Pada ibu yang menyusui, produksi hormon prolaktin cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tak kunjung menstruasi karena memang hormone ini akan menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin


(46)

bisa tinggi, biasanya disebabkan oleh kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak didalam kepala (Proverwati dan Misaroh, 2009).


(47)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja atau masa ‘adolescence’ yang merupakan suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan seperti timbul ciri-ciri seks sekunder dan perubahan emosional (Ali & Asrori, 2010). Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut dengan masa pubertas. Remaja perempuan mengalami masa pubertas lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki. Pubertas pada remaja perempuan juga ditandai dengan Menarche yaitu mendapatkan menstruasi atau haid pada pertama (Waryana, 2010).

Menstruasi atau sering disebut dengan haid adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada perempuan. Penelitian faktor resiko dari variabilitas siklus menstruasi adalah pengaruh dari berat badan, aktifitas fisik, serta proses ovulasi dan adekuatnya fungsi luteal. Perhatian khusus saat ini ditekankan pada perilaku diet dan stress. Gangguan menstruasi dapat menimbulkan risiko patologis apabila dihubungkan dengan banyaknya kehilangan darah, menganggu aktifitas sehari-hari, adanya indikasi inkompatibel ovarium pada saat konsepsi atau indikasi tanda-tanda kanker. (Kusmiran, 2011).

Pada perempuan-perempuan yang sedang mengalami perdarahan haid, biasanya mengeluhkan gejala-gejala yang terjadi dalam dua hari pertama, yang mungkin pada awal perdarahan haid tidak menampakkan gejala-gejala PMS-nya. Kebanyakan gejala-gejala tersebut yang timbul pada PMS (Premenstrual Syndrome) adalah ketidakstabilan emosi seperti mudah marah, sakit kepala, lemas, tidak bergairah hidup, nafsu makan menurun, aktivitas sehari-harian terganggu. Sifat dan itensitas dari gejala PMS tersebut mungkin bervariasi pada setiap siklus haidnya (Hendrik, 2006).

Menurut Riskesdas, 2010 (Riset Kesehatan Dasar) persentase remaja putri yang mendapatkan haid pertama pada usia 15-16 tahun di provinsi Sulawesi


(48)

tenggara yaitu sebanyak 22,8 %. Manakala persentase perempuan usia 10-59 tahun di provinsi Sulawesi tenggara yang mengalami haid tidak teratur yaitu 8,7%. Persentase yang terendah haid tidak teratur adalah di provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 8,7%. Sedangkan, persentase perempuan menurut siklus haid di Indonesia yang teratur sebanyak 68%, hamil atau nifas 2,5%, haid yang tidak teratur sebanyak 13,7 % manakala yang belum haid sebanyak 7,8% (Riskesdas, 2010).

Penelitian berdasarkan Isnaeni, (2010) tentang hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada wanita usia 20-29 pada tahun 2006 di Kelurahan Sidoarjo Kecamatan Pacitan didapatkan bahwa sebagian besar responden (64,9%) memiliki siklus menstruasi yang normal dan sebanyak 35,1% mengalami gangguan menstruasi yaitu polimenore 23,1%, oligomenore 69,2% dan amenore

7,7%. Responden yang cenderung mengalami gejala stress berat yaitu sebanyak 44,6% sehingga tidak dapat berkonsentrasi sepenuhnya dalam pelajaran.

Menurut data badan kesehatan dunia (World Health Organization) pada tahun 2007, sebesar 20% dari 515.000 kematian diseluruh dunia disebabkan anemia dan penderita lebih banyak adalah wanita dibandingkan oleh pria, yang salah satu penyebabnya adalah gangguan haid atau siklus haid yang tidak normal. Pemicu terjadinya anemia seperti hipermenore, polimenire dan metroragia yang dapat menyebabkan sindroma polistik pada wanita dengan berat badan kurang atau lebih 60%-70% dan 40-50% pada wanita dengan berat badan normal (Depkes, 2009). Tambahan, penelitian yang dilakukan di sejumlah negara termasuk negara-negara berkembang lainnya, mengungkapkan bahwa gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup banyak dihadapi oleh wanita, terutama pada usia remaja dan ini telah menjadi satu alasan tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran (Sianipar, 2009).

Cakir M et al, (2007) dalam penelitiannya di turki menemukan bahwa dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti oleh ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%). Mengenai gangguan lainnya, Bieniasz J et al, (2007) Wroclaw University di Polondia mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3 %,


(49)

amenorea sekunder 18,4 %, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5 %, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Selain itu, gangguan haid merupakan alasan utama yang menyebabkan remaja perempuan absen. Sindrom pramentruasi didapatkan pada 40% perempuan,dengan gejala berat pada 2-10% penderita (Sianipar, 2009).

Beberapa studi, menyatakan bahwa prevalensi pada populasi wanita usia 18-55 tahun mengalami gangguan dengan menstruasinya dan juga dari hasil penelitian pelajar lebih sering menunjukkan variasi menstruasi yang bermasalah, seperti menstruasi tidak teratur (Sianipar, 2009). Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur menstruasi, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya (Dewi, 2012).

Dari data dan fakta di atas, jelas bahawa gangguan haid terutama di kalangan remaja telah menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini mungkin, karena kurangnya tingkat pengetahuan serta informasi yang dimiliki sebagian besar perempuan tentang gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap gangguan haid dan siklusnya.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap gangguan haid dan siklusnya ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap gangguan haid dan siklusnya.

1.3.2. Tujuan Khusus


(50)

1. Mendapatkan informasi tentang pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteraan USU terhadap gangguan haid dan siklusnya.

2. Untuk mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU tentang gangguan haid dan siklusnya berdasarkan stambuk 2012, stambuk 2013 dan stambuk 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Kepada para mahasiswi sendiri tentang pengetahuan mereka terhadap gangguan haid dan siklusnya.

2. Kepada orang tua untuk membantu memberikan pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya kepada anak perempuan setelah haid pertama. 3. Kepada penelitian sendiri dan juga penelitian yang lain untuk dijadikan bahan


(51)

ABSTRAK

Gangguan haid dan siklusnya adalah suatu masalah kesehatan di kalangan kaum wanita yang kurang diperhatikan. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan insidensi gangguan haid dan siklusnya yang semakin meningkat. Antara lain adalah faktor primer dari masalah ini yaitu kurang pengetahuan dan edukasi tentang gangguan haid dan siklusnya. Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU tentang gangguan haid dan siklusnya.

Penelitian ini adalah suatu penelitian survey cross sectional yang bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 96 orang mahasiswi yang dipilih dengan menggunakan teknik acak stratifikasi sesuai kelas responden. Telah didistribusikan kuesioner yang mempunyai 10 pertanyaan dengan metode angket. Data yang diperoleh dari setiap responden telah di entry ke dalam program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) dan hasilnya telah ditampilkan dalam tabel distribusi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ternyata bahwa mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 88 orang (91.7%). Penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden mengerti tentang gangguan haid dan siklusnya.

Penelitian ini boleh diambil sebagai rujukan dalam mengeduksi kaum wanita supaya mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi lagi dan dalam tentang gangguan haid dan siklusnya.

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Gangguan Haid dan Siklusnya, Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU.


(52)

ABSTRACT

Menstrual disorders and cycle menstrual disorders is a health problem among womens which less observable.There are various factors that can be linked to the incidence of Menstrual disorders and cycle menstrual disorders which see tremendous increase. Among others, the primary factors leading to this problem is about the lack of knowledge and education in Menstrual disorders and cycle menstrual disorders. This research has been conducted to determine the level of knowledge of college students of Faculty of Medicine USU about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders.

This study is a descriptive study using cross-sectional survey method with total sample of 96 college students which were selected by using stratified random technique according to classes of respondents. Respondents were distributed with a questionnaire that has 10 questions related to knowledge about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders. The data obtained from each respondent were entered into the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) computer program and the results displayed into distribution tables.

Based on the results obtained, largely turned out that the students have good level of knowledge with a total sum of 88 people (91.7%). This study shows that most of the respondents knows about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders.

This study can be taken as guidance in educating barely woman in order to have a higher level of knowledge and deep knowledge about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders.

Keywords: Level of knowledge, Menstrual disorders and cycle menstrual disorders, College student of Faculty of Medicine USU.


(53)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS

KEDOKTERAN USU TERHADAP GANGGUAN

HAID DAN SIKLUSNYA PADA

TAHUN 2015

Oleh :

RUBINI A/P RAJANDRAN

120100443

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(54)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS

KEDOKTERAN USU TERHADAP GANGGUAN

HAID DAN SIKLUSNYA PADA

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RUBINI A/P RAJANDRAN

120100443

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(55)

(56)

ABSTRAK

Gangguan haid dan siklusnya adalah suatu masalah kesehatan di kalangan kaum wanita yang kurang diperhatikan. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan insidensi gangguan haid dan siklusnya yang semakin meningkat. Antara lain adalah faktor primer dari masalah ini yaitu kurang pengetahuan dan edukasi tentang gangguan haid dan siklusnya. Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU tentang gangguan haid dan siklusnya.

Penelitian ini adalah suatu penelitian survey cross sectional yang bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 96 orang mahasiswi yang dipilih dengan menggunakan teknik acak stratifikasi sesuai kelas responden. Telah didistribusikan kuesioner yang mempunyai 10 pertanyaan dengan metode angket. Data yang diperoleh dari setiap responden telah di entry ke dalam program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) dan hasilnya telah ditampilkan dalam tabel distribusi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ternyata bahwa mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 88 orang (91.7%). Penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden mengerti tentang gangguan haid dan siklusnya.

Penelitian ini boleh diambil sebagai rujukan dalam mengeduksi kaum wanita supaya mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi lagi dan dalam tentang gangguan haid dan siklusnya.

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Gangguan Haid dan Siklusnya, Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU.


(57)

ABSTRACT

Menstrual disorders and cycle menstrual disorders is a health problem among womens which less observable.There are various factors that can be linked to the incidence of Menstrual disorders and cycle menstrual disorders which see tremendous increase. Among others, the primary factors leading to this problem is about the lack of knowledge and education in Menstrual disorders and cycle menstrual disorders. This research has been conducted to determine the level of knowledge of college students of Faculty of Medicine USU about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders.

This study is a descriptive study using cross-sectional survey method with total sample of 96 college students which were selected by using stratified random technique according to classes of respondents. Respondents were distributed with a questionnaire that has 10 questions related to knowledge about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders. The data obtained from each respondent were entered into the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) computer program and the results displayed into distribution tables.

Based on the results obtained, largely turned out that the students have good level of knowledge with a total sum of 88 people (91.7%). This study shows that most of the respondents knows about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders.

This study can be taken as guidance in educating barely woman in order to have a higher level of knowledge and deep knowledge about Menstrual disorders and cycle menstrual disorders.

Keywords: Level of knowledge, Menstrual disorders and cycle menstrual disorders, College student of Faculty of Medicine USU.


(58)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan petunjuk dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya telah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh kerana itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. dr.Johny Marpaung, M.Ked(OG), Sp.OG selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

2. dr.Johannes H.Saing, M.Ked(Ped), Sp.A (K) selaku Dosen Penguji I dan Dr. dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K) selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Rajandran dan ibunda Indira Thevey, dan keluarga anggota lainnya atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus-putus sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.

4. Bapak/Ibu dosen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan panduan, tanggapan, dan saran sehingga hasil penelitian ini dapat diselesaikan.

5. Seluruh teman-teman 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 6. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah


(59)

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Desember 2015 Penulis

Rubini Rajandran 120100443


(60)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Pengetahuan ... 5

2.1.1. Definisi Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6

2.2. Remaja Putri... 7

2.2.1. Definisi Remaja Putri ... 7

2.2.2. Ciri Perkembangan Fisik ... 7

2.3. Haid dan Siklusnya ... 8

2.3.1. Definisi Haid dan Siklusnya ... 8

2.3.2. Mekanisme Haid dan Siklusnya ... 10

2.3.3. Perubahan-perubahan Selama Menstruasi ... 13


(61)

2.4.1. Definisi Gangguan Haid dan Siklusnya ... 16

2.4.2. Klasifikasi Gangguan Haid dan Siklusnya ... 16

2.4.3. Penyebab Gangguan Haid dan Siklusnya ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 22

3.1. Kerangka Konsep ... 22

3.2 Variable Penelitian ... 22

3.2. Definisi Operasional ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Jenis Penelitian... 24

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 24

4.2.1. Waktu Penelitian ... 24

4.2.2. Lokasi Penelitian ... 24

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

4.3.1. Populasi ... 24

4.3.2. Sampel ... 24

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 26

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

4.7. Pengolahan dan Analisa Data ... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian ... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

5.1.2. Karakteristik Individu ... 28

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 28

5.1.3.1.Karakteristik Responden Penelitian ... 28

5.1.3.2. Pengetahuan Tentang Gangguan Haid dan Siklusnya ... 29


(62)

5.2. Pembahasan ... 32

5.2.1. Tingkat Pengetahuan ... 32

5.2.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya ... 33

5.2.3. Distribusi tingkat pengetahuan gangguan haid dan siklusnya berdasarkan stambuk ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(63)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Siklus menstruasi ... 10

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian ... 22

Gambar 5.1 Grafik Histogram Kategori Pengetahuan Responden


(64)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 28

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 29

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang

Pengetahuan Gangguan Haid dan Siklusnya ... 29

Tabel 5.4. Kategori Pengetahuan Responden Tentang Gangguan

Haid dan Siklusnya ... 31


(65)

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Penerangan

PMS Premenstrual Syndrome

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

WHO World Health Organization

FSH Follicle Stimulating Hormone

LH Luteinizing Hormone

PIH Prolactine Inhibiting Hormone


(66)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Frekuensi Karakteristik Responden

Lampiran 6 Frekuensi Pengetahuan Tentang Gangguan Haid Dan Siklusnya

Lampiran 7 Ethical Clearance


(1)

vii

2.4.1. Definisi Gangguan Haid dan Siklusnya ... 16

2.4.2. Klasifikasi Gangguan Haid dan Siklusnya ... 16

2.4.3. Penyebab Gangguan Haid dan Siklusnya ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 22

3.1. Kerangka Konsep ... 22

3.2 Variable Penelitian ... 22

3.2. Definisi Operasional ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Jenis Penelitian... 24

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 24

4.2.1. Waktu Penelitian ... 24

4.2.2. Lokasi Penelitian ... 24

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

4.3.1. Populasi ... 24

4.3.2. Sampel ... 24

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 26

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

4.7. Pengolahan dan Analisa Data ... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian ... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

5.1.2. Karakteristik Individu ... 28

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 28

5.1.3.1.Karakteristik Responden Penelitian ... 28

5.1.3.2. Pengetahuan Tentang Gangguan Haid dan Siklusnya ... 29


(2)

5.2. Pembahasan ... 32

5.2.1. Tingkat Pengetahuan ... 32

5.2.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan tentang gangguan haid dan siklusnya ... 33

5.2.3. Distribusi tingkat pengetahuan gangguan haid dan siklusnya berdasarkan stambuk ... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(3)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Siklus menstruasi ... 10 Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian ... 22 Gambar 5.1 Grafik Histogram Kategori Pengetahuan Responden


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 28

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 29

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang

Pengetahuan Gangguan Haid dan Siklusnya ... 29

Tabel 5.4. Kategori Pengetahuan Responden Tentang Gangguan

Haid dan Siklusnya ... 31


(5)

xi

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Penerangan

PMS Premenstrual Syndrome

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

WHO World Health Organization

FSH Follicle Stimulating Hormone

LH Luteinizing Hormone

PIH Prolactine Inhibiting Hormone


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Lembar Penjelasan Lampiran 3 Lembar Persetujuan Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Frekuensi Karakteristik Responden

Lampiran 6 Frekuensi Pengetahuan Tentang Gangguan Haid Dan Siklusnya Lampiran 7 Ethical Clearance