Keadaan Hidro Oseanografi Jamur Pelunak Kayu Soft Rot

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Pelabuhan Belawan 1. Letak Posisi Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah kota Medan yang terletak ± 27 km dari pusat kota tepatnya pada posisi 03°-47’-00” LU; 98°-42’-00” BT. Pelabuhan Belawan dapat diakses melalui Jalan Propinsi Negara, Jalan Tol atau Jalur Kereta Api. Pelabuhan ini termasuk klasifikasi pelabuhan kelas utama di bawah pengelolaan seorang General Manager.

2. Keadaan Hidro Oseanografi

a. Hidrografi Pelabuhan Belawan di muara sungai Belawan sepanjang pantai tanahnya labil berlumpur. Tingkat pengendapansedimentasi berkisar antara 0.4 – 0.2 cm hari dan sangat dipengaruhi oleh sungai Belawan dan sungai Deli. Alur pelayaran yang dimiliki adalah sepanjang 13 km dengan lebar 100 m kedalaman 9.50 m LWS. Kolam pelabuhan seluas 5.317.500 m 2 termasuk alur pelayaran dengan kedalaman 6-10 m 2 LWS cukup memadai untuk menampung kapal-kapal berbobot besar maupun kapal-kapal berbobot kecil. b. Pasang surut Air tinggi tertinggi HHWS: 3.30 MLWS Air tinggi MHWS: 2.40 MLWS Duduk tengah MSL: 1.50 MLWS Chart datum MLWS: 0.00 MLWS Universitas Sumatera Utara Air rendah terendah LWS : 1.80 MLWS Muka surut : 1.50 MLWS Waktu tolok : GMT + 07.00 Sifat pasut : Harian ganda beraturan Tinggi air rata-rata pada pasang purnama adalah 192 cm dan saat pasang mati 56 cm. Besar perbedaan pasang surut bervariasi antara 1.1 – 2.7 m. pada pasut mati kadang-kadang sama sekali tidak ada arus, sedangkan di saat pasut perdani kadang-kadang terjadi arus keluar ± 1 mil dan arus masuk ± 2 mil. c. Gelombang Pada daerah kawasan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya kecepatan angin maksimum mencapai 4.3 mdetik. Kondisi ini akan menimbulkan gelombang setinggi 0.6 m dan umumnya terjadi pada sore hari. d. Arus Arus ke arah darat sangat dipengaruhi oleh Sungai Belawan dan Sungai Deli, sedangkan arus ke arah laut dipengaruhi oleh Selat Malaka. Faktor musim juga turut mempengaruhi arah arus demikian pula kecepatannya. Disaat pasang purnama kecepatan arus masuk mencapai 3 knot dengan kecepatan terkecil serkitar 0.2 knot. Kecepatan arus dipantau stasiun yang berada pada posisi 03°-49’-18” LU; 98°-44’-04” BT. e. Angin 1 Desember, Januari, Februari Angin arah BLUTL, kecepatan 04-08 knot, Dominan TL16 knot. Gelombang : 0.8-1.0 M Suhu : 26.1°C – 29.0°C Universitas Sumatera Utara Lembab nisbi : 81-83 2 Maret, April, Mei Angin arah TLBDBL, kecepatan 04-07 knot, Dominan BL12 knot. Gelombang : 0.5-1.0 M Suhu : 26.1°C – 28.0°C Lembab nisbi : 79-80 3 Juni, Juli, Agustus Angin arah BDSTg, kecepatan 04-07 knot, Dominan BL22 knot. Gelombang : 0.5-1.0 M Suhu : 26.0°C – 27.5°C Lembab nisbi : 82-85 4 September, Oktober, Nopember Angin arah TLBDBL, kecepatan 04-07 knot, Dominan BL12 knot. Gelombang : 0.5-1.0 M Suhu : 25.4°C – 26.0°C Lembab nisbi : 82-85 Data Fasilitas Pelabuhan Belawan, Juni 2006 Keterangan : 1. HHWS = Highest High Water Spring 2. MHWS = Mean High Water Spring 3. MLWS = Mean Low Water Spring 4. MSL = Mean Sea Level 5. LWS = Low Water Spring Universitas Sumatera Utara Kondisi Tiang Labuh Fender Kondisi tiang labuh fender telah digunakan ± 8 tahun. Kondisi tiang labuh terlihat masih cukup kuat karena kayu yang digunakan berasal dari kayu kelas awet I, walaupun pada bagian kayu ini sudah terdapat bagian kerusakan. Hal ini dikarena gesekan-gesakan kapal pada tiang labuh tersebut yang paling kelihatan, sedangkan pada bagian bawah tiang labuh terlihat masih terlihat kokoh. Walaupun terdapat binatang laut yang menggunakan tiang labuh tersebut sebagai tempat tinggal mereka, tetapi diameter tiang labuh itu cukup besar ± 60 cm. Perlu waktu yang cukup lama puluhan tahun untuk dapat merusak tiang labuh yang diakibatkan binatang laut. Ukuran tiang labuh 0,30 x 0,30 x 13,00 m 2 . Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2007 - Oktober 2007 di laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan Adapun alat-alat yang digunakan adalah alumunium foil, autoklaf, beaker glass, bunsen, cawan petri, cover glass, cutter, hot plate, jarum ose, kamera, kapas, karet, kertas, object glass, oven, inkubasi, rak tabung, pinset, pisau dapur, plastik ukuran 1 kg, spatula. 2. Bahan yang digunakan Adapun bahan yang digunakan adalah 2 buah kayu Damar laut Shorea sumatrana yang dipasang sesuai ASTM A328, alkohol 70, aquadest, desifektan, kertas saring, PDA Potato Dekstose Agar, spritus. Prosedur Pengidentifikasi Perusak Kayu Damar Laut 1. Metode Pengambilan Jamur a. Dibuat petak contoh, dimana bagian-bagian yang akan diambil sampel jamur 3 petak contoh dengan luas 10 x 10 cm. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Petak Contoh Jamur b. Bagian petak contoh dikikis dan dimasukkan ke dalam plastik.

2. Metode Penumbuhan Spora Jamur