oleh jamur dimulai ketika spora jamur menempel pada permukaan kayu karena terbawa udara, air, serangga atau bahan-bahan yang sudah terkena infeksi. Sel-
selnya berbentuk benang halus yang disebut misellium, sering kali tebalnya lebih kecil dari 2 micron sehingga tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Adapun faktor-faktor biologis yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur, diantaranya :
a. Temperatur
Jamur perusak dapat berkembang pada kisaran suhu yang cukup besar, tetapi pada kondisi-kondisi alami perkembangan yang paling cepat terjadi selama
periode-periode yang lebih panas dan lebih lembab dalam setiap tahun. Suhu optimum berbeda-beda untuk setiap spesies, tetapi pada umumnya terletak antara
22 °C sampai dengan 35 °C. Suhu maksimumnya berkisar antara 27 °C sampai dengan 39 °C, dengan suhu minimum kurang dari 5 °C.
b. Oksigen O
2
Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan respirasi yang menghasilkan karbondioksida CO
2
dan air H
2
O. Sebaliknya untuk pertumbuhan yang optimum, oksigen harus diambil secara bebas dari udara.
Tanpa adanya oksigen tidak ada jamur yang dapat hidup.
c. Konsentrasi Hidrogen pH
Pada umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada pH kurang dari tujuh dalam suasana asam sampai netral. Pertumbuhan yang optimal akan
dicapai pada pH 4.5 sampai 5.5.
Universitas Sumatera Utara
d. Kelembaban
Kebutuhan jamur akan kelembaban berbeda-beda, akan tetapi hampir semua jenis jamur dapat hidup pada subtrat yang belum jenuh air. Kadar air
subtrat yang rendah sering menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan jamur. Hal ini terutama berlaku pada jamur yang tumbuh pada kayu di tanah. Kayu dengan
kadar air kurang dari 20 umumnya tidak diserang jamur perusak, sebaliknya kayu berkadar air 50 sangat disukai jamur.
e. Bahan Makanan
Jamur memerlukan bahan makanan dari zat yang terkandung di dalam kayu seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat isi sel lainnya Hunt and
Garrat, 1967, menyebutkan bahwa selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang menyusun bahan baku terdapat sebagai molekul yang besar dan tidak larut dalam
air untuk disimilasi langsung oleh cendawan.
Klasifikasi Jamur a. Jamur Pelapuk Kayu Brown Rot
Jamur ini berasal dari kelas Basidiomycetes, mempunyai kemampuan untuk merombak selulosa dan lignin .yang menjadi komponen utama dinding sel
kayu, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Beberapa jenis jamur hanya merombak selulosa, sehingga warna kayu berubah coklat dan disebut brown rot.
Jenis lainnya merombak selulosa dan lignin, sehingga warna kayu menjadi putih pucat dan disebut white rot. Sifat mekanis kayu seperti keteguhan pukul,
keteguhan lentur, keteguhan tekan, kekerasan dan elastisitas akan berkurang bila terserang jamur pelapuk kayu. Pada umumnya jamur brown rot lebih cepat
menurunkan kekuatan kayu daripada white rot. Jamur ini terdapat dimana-mana,
Universitas Sumatera Utara
banyak menyerang kayu bangunan dan representatif bagi Indonesia antara lain Schizophylum commune Fr, Pycnoporus sanguineus Fr. Karst dan
Dacryopinax spatularia Schw Mart Nurul, 2005. Hypa brown rot tumbuh terutama di lamina sel kayu dan di tahap awal
dari hypa tunggal masuk hampir ke seluruh sel Wilcocx, 1973. Selama tahap- tahap selanjutnya dari pembusuk, hypa lumen tidak dimungkin sangat banyak
karena penyebaran terbatas. Jamur brown rot menyerang permukaan longitudinal dari kayu melalui jalur dan hypa kemudian memasuki sistem sel axial trakeid dan
fiber. Sobekan lubang dengan mudah dirusak tetapi hypa bisa mampu masuk dengan cara pelubangan-pelubangan. Pelubangan dibentuk langsung dengan
mengirim cairan melalui dinding sel kayu oleh hypa jamur. Lubang-lubang ini dapat meluas sesuai pertumbuhan jamur tetapi pada serangan berat, kerusakan
dinding sel dikaitkan dengan perbanyakan hypa dalam lamina dan permukaan lamina Eaton and Hale, 1984.
b. Jamur Pewarna Kayu White Rot