mengakibatkan dirinya tidak dapat mengerjakan berbagai aktivitas sebaik masa muda dulu.
Untuk pertanyaan nomor 16, seberapa puaskah lansia dengan tidurnya, sebanyak 49.2 menjawab tidak memuaskan. Menurut Nugroho 2000 pada
lansia telah terjadi gangguan perkemihan, salah satunya otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat yang menyebabkan lansia
harus sering terbangun di malam hari dan mengganggu tidurnya. Untuk pertanyaan nomor 17 seberapa puas lansia dalam beraktivitas,
sebanyak 56.9 menjawab biasa-biasa saja. Seperti yang dikatakan Kuntjoro 2002 perubahan dalam peran sosial dimasyarakat, lansia sebaiknya selalu diajak
untuk melakukan aktivitas dan memiliki peranan dimasyarakat, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena
jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, dan merengek-rengek bila bertemu dengan orang lain.
5.2.3. Domain Psikologis
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 65 responden didapatkan mean 18.66. Frekuensi tertinggi didapatkan dari pertanyaan nomor 5, seberapa
jauh lansia menikmati hidupnya, sebanyak 61.5 lansia menjawab dalam jumlah sedang dan frekuensi terendah untuk pertanyaan nomor 6 seberapa jauh lansia
merasa hidupnya berarti, sebanyak 46.2 lansia menjawab dalm jumlah sedang. Untuk pertanyaan nomor 7 seberapa jauh lansia mampu berkonsentrasi,
sebanyak 46.2 lansia menjawab sedikit. Menurut Kuntjoro 2002 mengatakan
Universitas Sumatera Utara
pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain. Untuk pertanyaan nomor 11, apakah lansia dapat menerima penampilan
tubuhnya. Sebanyak 58.5 menjawab sedang. Sedangkan menurut Nugroho 2000, kemunduran fisik yang terjadi pada lansia memberikan kesimpulan bahwa
kecantikan atau ketampanan yang mereka miliki mulai hilang, ini berarti kehilangan daya tarik bagi diri lansia.
Untuk pertanyaan nomor 19 seberapa puaskah lansia terhadap dirinya, sebanyak 55.4 menjawab biasa-biasa saja. Kuntjoro 2002 mengatakan bahwa
salah satu tipe kepribadian lansia adalah tipe kepribadian konstruktif Construction personality , biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak,
tenang dan mantap sampai sangat tua. Untuk pertanyaan nomor 26, seberapa sering lansia memiliki perasaan
negative seperti ‘feeling blue’ kesepian, putus asa, cemas dan depresi, sebanyak 61.5 menjawab jarang. Hal ini berbeda dengan yang dikatakan Kuntjoro 2002
bahwa akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia. Misalnya badannya menjadi membungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Domain Hubungan Sosial
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 65 responden didapatkan mean sebesar 9.05. Frekuensi tertinggi didapat dari pertanyaan nomor 20,
seberapa puaskah lansia dengan hubungan personalsosialnya. Sebanyak 73.8 mejawab biasa-biasa saja. Hal ini sesuai dengan penelitian Suhartini 2008 yang
menemukan bahwa lansia dalam memenuhi kebutuhan bersosialisasi antara responden dengan masyarakat pada umumnya responden mengikuti kegiatan
kelompok seperti kelompok pengajian, kebaktian, dan kelompok karang werdha. Ada juga lansia mengikuti kelompok pensiunan. Bantuan lansia kepada anaknya
selalu diberikan. Bantuan berupa keuangan, misalkan uang untuk jajan cucu- cucunya, bantuan makanan dan yang pasti dan sering diberikan adalah bantuan
berupa nasehat wejangan. Dengan hubungan tersebut lansia serasa memberikan arti bagi dirinya, dan juga kepada sesamanya Sumarjo,1997.
Sedangkan frekuensi terendah didapat dari pertanyaan nomor 21 seberapa puaskah lansia dengan kehidupan seksualnya, sebanyak 58.5
menjawab tidak memuaskan . Hal ini sesuai dengan Kuntjoro 2002 yang mengatakan bahwa pada lansia terjadi penurunan fungsi dan potensial seksual, hal
ini di sebabkan faktor psikologis yang menyertai lansia seperti rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual, sikap keluarga dan masyarakat yang
kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya, pasangan hidup telah
meninggal, dan disfungsi seksual.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pertanyaan nomor 22, seberapa puaskah lansia dengan dukungan yang diperoleh dari temannya, sebanyak 70.8 menjawab biasa-biasa saja. Hal
ini sesuai dengan Kuntjoro 2002 yang menyebutkan bahwa pada lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang kita budaya ketimuran masih sangat
beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu care dengan penuh kesabaran dan
pengorbanan.
5.2.5. Domain Lingkungan