banyak pada wanita dengan indeks massa tubuh lebih dari 25 kgm
2
Kyungwon et al, 2004.
Resistensi insulin sebagai penyebab diabetes tipe 2 sangat berhubungan dengan pembentukan aterosklerosis dan hiperkoagulasi. Pada studi prospektif di usia
dewasa, di jumpai reistensi insulin berhubungan dengan penyakit jantung koroner dan stroke Thacker L.E. at al, 2011.
2.4. Hubungan Merokok dengan Stroke Iskemik
Merokok menyebabkan terjadinya proses patogenesis stroke melalui dua mekanisme. Yang pertama, merokok menyebabkan kerusakan pembuluh darah,
struktur dan fungsi pembuluh darah. Kedua, merokok menyebabkan efek dalam faktor hemodinamik. Puspita, 2008
Infark serebral terjadi akibat terhambatnya suplai darah dari arteri serebral. Ini dapat terjadi akibat oklusi pembuluh darah serebral atau oklusi dari arteri karotis.
Oklusi pada arteri akibat aterosklerosis berhubungan dengan plak dan trombus melalui emboli dari ruptur plak aterosklerosis. Puspita, 2008
Merokok menyebabkan pengaruh negatif dari hemodinamik, hemostatis, dan efek lipid; yang mempunyai peran yang penting dalam pembentukan aterosklerosis;
dan ini merupakan penyebab kematian dini jutaan orang di dunia. Perokok memiliki resiko 2-3 kali terkena stroke dibanding yang bukan perokok Suner-soler at al,
2012. Merokok merupakan faktor utama pembentukkan aterosklerosis. Pada
penelitian ARIC, pada,merokok ditemukan progresivitas yang tinggi pembentukan aterosklerosis. Orang yang merokok 50 lebih progresif pembentukan aterosklerosis
dibandingkan orang yang tidak merokok. Puspita, 2008 Pada penelitian di Poli Saraf RSUD Gambiran Kediri tentang hubungan
kebiasaan merokok dengan kejadian stroke tahun 2008, dengan menggunakan uji Chi Square dijumpai hasil p= 0,
001 dengan tingkat kemaknaan α=0,05, dengan p α
Universitas Sumatera Utara
yang berarti ada hubungan kebiasaan merokok. Puspita, 2008 Menurut Junaidi 2006 dalam Puspita 2008 resiko stroke meningkat 2-3
kali pada perokok, dan efek rokok bisa bertahan 5-10 tahun. Merokok dapat membawa zat-zat beracun oleh asap rokok ke dalam paru-paru sehingga penyempitan
pembuluh darah terjadi sehingga kemungkinan stroke lebih besar. Merokok juga dapat meningkatkan oksidasi lemak, efek aterogenik, hematologik, dan reologi yang
dinyatakan sebagai faktor-faktor potensial penyebab stroke.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Skema kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operational
1. Pola makan a. Definisi operasional: jumlah, frekuensi serta jenis makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang dalam satu hari. b. Cara ukur: wawancara
c. Alat ukur: kuesioner d. Hasil ukur : baik, kurang baik, tidak baik
e. Skala pengukuran : nominal Keterangan :
Kuesioner pola makan yang dipakai sebagai alat ukur pada penelitian ini, telah dipakai dan diuji validitas dan realibilitasnya pada penelitian oleh Ade
Firza Suryati, yang berjudul Pengaruh Pola Hidup Terhadap Penyakit Stroke Pada Pasien Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh Tahun 2009. Untuk mengetahui pola makan penderita stroke iskemik akut didasarkan pada
skala ordinal, dengan rincian skor maksimal untuk tiap-tiap kategori dari aspek variabel pola makan yaitu :
Jawaban ”a” diberi nilai 3 tiga Jawaban ”b” diberi nilai 2 dua
Pola Makan
Merokok Stroke Iskemik Akut
Universitas Sumatera Utara