dan pada orang usia lanjut. Pengendalian tekanan darah menghasilkan penurunan 5 mmHg selama 2-3 tahun berhubungan dengan penurunana 40 resiko stroke Biller,
2009. Diabetes Melitus meningkatkan resiko iskemik serebrovaskular 2-4 kali lebih
besar dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes. Banyak orang dengan diabetes meninggal akibat komplikasi atrosklerosis lebih dari 80 dari semua
penderita diabetes Biller, 2009. Merokok merupakan faktor resiko stroke iskemik pada laki-laki maupun
perempuan di semua umur. Dibutuhkan lebih dari lima tahun berhenti merokok untuk menurunkan resiko stroke Biller, 2009.
Ada korelasi positif anatara serum kolesterol dan resiko stroke iskemik. Pasien dengan TIA atau stroke iskemik dengan peninggian kolesterol, riwayat
penyakit jantung koroner, atau riwayat lesi aterosklerosis harus ditatalaksana dengan mengunakan statin. Pada Stroke Preventionby Aggressive Reduction in Cholesterol
Levels SPARCL, pengobatan dengan atorvastatin 80 mg per hari, menurunkan resiko nonfatal atau stroke fatal, dan resiko stroke atau TIA jika dibandingkan dengan
plasebo Biller, 2009.
2.3. Hubungan Pola Makan dengan Stroke Iskemik
2.3.1. Protein
Pemasukan protein menurunkan resiko stroke melalui efek yang menguntungkan pada pembuluh darah, yang mana itu sebagai faktor resiko stroke.
Beberapa penelitian observasional menunjukkan hubungan pemasukan protein, khususnya protein hewani dengan tekanan darah Puspita, 2008.
Ada beberapa penjelasan secara biologis mengapa protein nabati melindungi dari stroke, khusunya stroke iskemik. Jika dibandingkan dengan protein hewani,
protein nabati memiliki lebih tinggi kadar amino non-essensial, seperti arginin, glisin, alanin, dan serine dan mengandung kadar rendah asam amino essensial metionin,
Universitas Sumatera Utara
lisin, dan triptofan. Intake asam amino essensial meningkatkan sekresi insulin untuk menstimulasi sintesis protein. Intake dari asam amino nonessensial menyebabkan
glukoneogenesis dan menurunkan jumlah insulin. Tinggi jumlah protein dan diabetes tipe 2 berhubungan dengan peningkatan resiko stroke. Pemasukan yang tinggi asam
amino arginin meningkatan konsentrasi nitrit oxide endogen dan menurunkan tekanan darah Puspita, 2008.
2.3.2. Lemak dan Kolesterol
Menurut Junaidi 2006 dalam Puspita 2008, kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol akan mempengaruhi kolesterol dalam tubuh. Peranan
lipid sangat menonjol, kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah serta kadar trigliserida yang tinggi perlu diwaspadai. LDL yang teroksidasi
oleh radikal bebas memacu terbentuknya ateroma pada dinding arteri pada proses trigliserida. Kolesterol tinggi memungkinkan tertimbunnya kolesterol pada dinding
pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah sempit dan mengganggu suplai darah ke otak stroke.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan penurunan insidensi stroke dengan penggunaan obat penurun kolesterol. Seperti pada kasus penyakit arteri
koroner, tingkat kolesterol LDL juga merupakan sesuatu hal yang sangat berpengaruh pada insidensi stroke, tetapi peningkatan trigliserida juga berpengaruh Adams,
2009.
2.3.3. Karbohidrat