Kelimpahan Sel Scenedesmus sp. pada Media Kontrol Kelimpahan Sel Scenedesmus sp. pada Media Influent

statistik diterapkan untuk mengolah data pertumbuhan Scenedesmus sp. pada penelitian ini, karena kultivasi dengan kelimpahan sel yang lebih tinggi cenderung dinyatakan kultivasi yang berasal dari kelimpahan inokulan yang tinggi.

4.1.1. Kelimpahan Sel Scenedesmus sp. pada Media Kontrol

Kelimpahan Scenedesmus sp. pada hari pertama di media kontrol lebih tinggi dibandingakan dengan media influent dan effluent. Pada media kontrol kelimpahannya 8x10 6 selml, di media influent kelimpahannnya 2,5x10 6 selml dan media effluent 1,5x10 6 selml. Pada kurva media kontrol, kelimpahan Scenedesmus sp. terus meningkat di setiap harinya dengan kelimpahan tertinggi sebesar 51×10 6 selml di hari kelima, namun pada saat hari keenam kelimpahan Scenedesmus sp. menurun dengan kelimpahan mencapai 26×10 6 selml pada hari kesepuluh. Peningkatan pertumbuhan tersebut menunjukkan mikroalga mengalami fase log logaritmik dan kemudian mengalami fase mortalitas. Angka kelimpahan pada media kontrol, diduga disebabkan karena jumlah nutrien yang berasal dari pupuk yang digunakan dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan sel dari hari pertama hingga hari kelima yang ditunjukan dengan kurva yang cenderung naik dari hari pertama hingga hari kelima yang kemudian menurun pada hari berikutnya hingga hari kesepuluh. Peningkatan pertumbuhan pada hari pertama hingga hari kelima ini disebabkan oleh ketersediannya nutrisi dalam media terutama N, P, dan Fe. Meningkatnya pertumbuhan sel ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan nutrisi dan jumlah ketersediaannya tidak bertambah. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan populasi yang menunjukan media kultivasi berada dalam kondisi terbatas baik volume dan kandungan nutrisinya seperti pada gambar 9. a b c Gambar 9. a Hari pertama kultivasi, b hari kelima kultivasi, c hari kedelapan kultivasi pada media kontrol. .

4.1.2. Kelimpahan Sel Scenedesmus sp. pada Media Influent

Hasil pengamatan kelimpahan sel Scenedesmus sp. pada media influent menunjukan pola kurva kelimpahan Scenedesmus sp. tidak berbeda jauh dengan kurva media kontrol. Namun, angka kelimpahan pada media influent relatif rendah jika dibandingkan dengan angka kelimpahan sel Scenedesmus sp. pada media kontrol, Gambar 8 menunjukan kelimpahan tertinggi yaitu 44×10 6 selml. Pada kurva kultivasi media influent menunjukan bahwa pola pertumbuhan berada pada fase logaritmik dari hari ketiga hingga hari ketujuh. Pertumbuhan yang signifikan terjadi pada hari ketiga sebesar 11×10 6 selml hingga hari kelima yaitu sebesar 37.5×10 6 selml. Fase mortalitas terjadi dari hari ketujuh hingga hari kesepuluh dengan angka kelimpahan sel sebesar 26×10 6 selml. Pertumbuhan ini diduga disebabkan oleh faktor dari kandungan kimia air limbah tersebut Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji kandungan kimia pada limbah influent Parameter Satuan INFLUENT BOD 5 mgL 385.33 Amonia NH 3 ¯ N mgL 5.56 Nitrat NO 3 ¯ N mgL 2.88 Dari tabel hasil uji tersebut menunjukan angka BOD 5 relatif tinggi yang menunjukkan bahwa bahwa pemanfaatan oksigen terlarut oleh mikroalga Scenedesmus sp. tinggi. Nilai BOD berbanding terbalik dengan DO dalam perairan Effendi, 2003. DO yang rendah menunjukkan bahwa pada media tersebut proses nitrifikasi yang akan menghasilkan nitrat pada akhir prosesnya tidak banyak terjadi. DO yang rendah menyebabkan ammonia dalam perairan tersebut menjadi meningkat. Peningkatan angka kelimpahan Scenedesmus sp. pada media influent diduga disebabkan oleh faktor lain seperti kandungan ammonia yang tinggi pada media tersebut. Ammonia bersifat racun bagi mikroalga, namun berbeda halnya jika ammonia yang tinggi disertai dengan pH perairan 7, maka akan terjadi proses ionisasi ammonia yang pada akhir prosesnya akan menghasilkan ammonium. Ammonium inilah yang merupakan sumber nutrien bagi mikroalga tersebut. Menurut Oh-Hama dan Miyachi 1988, bentuk senyawa nitrogen yang lebih disukai oleh mikroalga adalah ammonium NH 4 + , karena proses transportasi dan asimilasi ion ammonium oleh sel fitoplankton membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan transportasi dan asimilasi ion nitrat NO 3 - . Dari Tabel 2 dapat kita lihat bahwa Scenedesmus sp. dapat memanfaatkan ammonia sebanyak 64 dan nitrat sebanyak 98 selama proses kultivasi.

4.1.3. Kelimpahan Sel Scenedesmus sp. pada Media Effluent