4.1.3. Kelimpahan Sel Scenedesmus sp. pada Media Effluent
Hasil pengamatan kelimpahan sel Scenedesmus sp. pada media effluent menunjukkan angka kelimpahan yang sangat rendah dibandingkan dengan angka
kelimpahan mikroalga tersebut pada media kontrol dan influent. Pada kurva kelimpahan Gambar 8 menunjukan sel Scenedesmus sp. mengalami fase
logaritmik yang cenderung lambat yaitu dengan angka kelimpahan sebesar 1,5x10
6
selml pada hari pertama sampai hari kelima sebesar 11,5x10
6
selml hingga akhirnya mengalami fase mortalitas pada hari keenam hingga hari
kesepuluh dengan angka kelimpahan sel Scenedesmus sp. sebesar 3,6x10
6
selml. Turunnya angka kelimpahan sel Scenedesmus sp. pada media effluent
tersebut dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu berkurangnya mikronutrien sebagai faktor pembatas karena telah banyak dimanfaatkan selama fase eksponensial,
adanya toksik yang dihasilkan oleh mikroalga itu sendiri sebagai hasil dari metabolisme yang meracuni mikroalga itu sendiri dan berkurangnya proses
fotosintesis akibat bertambahnya jumlah sel sehingga hanya bagian permukaan kultur saja yang memperoleh cahaya Riley dan Chester, 1971 in Nugraheny,
2001. Mikronutrien yang dimanfaatkan antara lain adalah nitrat sebanyak 91 selama proses kultivasi.
Gambar 10 menunjukan bahwa mikroalga Scenedesmus sp. lebih produktif saat di kultivasi pada media influent dibandingkan dengan hasil kultivasi pada
media kontrol dan effluent. Perbedaan warna media pada setiap fase yang terjadi selama kultivasi penelitian t pada media influent disajikan pada Gambar 10.
a b c Gambar 10. a kultivasi pada hari pertama, b kultivasi pada hari kelima, c
kultivasi pada hari kedelapan pada limbah effluet. Gambar 10 menunjukan perbedaan warna media setiap rentang harinya, hal
ini diduga disebabkan oleh aktifitas mikroalga Scenedesmus sp. dalam media kultivasi.
4.2. Parameter Fisika dan Kimia pada Kultivasi Mikroalga Laut Scenedesmus sp.