TSP Triple Sugar Phosphate

2.3.3. TSP Triple Sugar Phosphate

Fosfor P merupakan salah satu unsur makro primer yang dibutuhkan oleh tanaman Tisdale dan Nelson, 1975 in Dana, 2007. Kekurangan unsur P dapat dilihat dari adanya gejala tertundanya pematangan sel. Menurut Bold dan Wynne 1985, gejala kekurangan P juga biasanya tampak pada fase awal pertumbuhan. Pada tumbuhan tingkat tinggi, tanaman yang kekurangan P akan terlihat pada daun tua, warna daun akan menjadi keunguan, perakaran menjadi dangkal dan sempit penyebaranya, dan batang menjadi lemah. Salah satu pupuk fosfor yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk TSP Triple Sugar Phosphate. Pupuk TSP merupakan senyawa yang terbentuk melalui reaksi kompleks berikut: 3Ca 3 PO 4 2 .CaF 2 + 4H 3 PO 4 + 9H 2 O  9Ca H 2 PO 4 2 + CaF 2 …………7 Reaksi tersebut akan menghasilkan pupuk TSP dengan kadar fosfor P sebesar 45 dalam bentuk P 2 O 5 , sehingga pupuk TSP juga dkategorikan sebagai pupuk fosfor Havlin et al., 2005. Bentuk umum yang sering dijumpai berupa butiran kecil kasar dengan warna kecoklatan, abu-abu, atau kekuningan dan bahan penyusunnya seperti tanah yang mengering Havlin et al., 2005. Bentuk TSP seperti pada Gambar 5. Gambar 5. Pupuk TSP di foto pada 17 Juli 2010 15

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dimulai pada tanggal 23 Maret 2010 sampai dengan 5 juli 2010 di Surfactant and Bioenergy Research Center SBRC LPPM, IPB Baranangsiang, Bogor. Penelitian terbagi menjadi empat tahap. Tahap pertama merupakan tahap persiapan penelitian yang di antaranya adalah persiapan alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian utama pada tanggal 23-28 Maret 2010. Tahap kedua merupakan tahap kultivasi Scenedesmus sp. yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada setiap perlakuan yaitu pada tanggal 29 Maret – 5 Juli 2010. Tahap ketiga merupakan tahap analisis kualitas air pada limbah yang digunakan sebagai media kultivasi yang dilakukan di laboratorium Produktivitas Lingkungan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK-IPB di setiap akhir kultivasi pada setiap ulangan. Tahap keempat adalah pengolahan data hasil penelitian.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan merupakan penelitian dalam skala semi missal karena dilakukan tanpa masukan cahaya buatan dalam skala 100-1000 L BBPBL, 2007. Penelitian utama dilakukan pada bath tub yang diletakan di lantai atas gedung SBRC sehingga asupan cahaya yang didapat maksimal. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga jenis pupuk, yaitu pupuk Urea, ZA, dan TSP yang hanya digunakan sebagai sumber