dahulu mengetahui kanal yang sensitif dan kanal yang tidak sensitif terhadap parameter yang akan diamati.
Pemilihan kanal yang sesuai untuk mengembangkan model atau algoritma dilakukan dengan cara meregresikan data
digital dari rasio kanal yang potensial menduga kualitas air tersebut. Pada data MODIS, kanal yang sesuai untuk digunakan untuk memantau parameter kualitas
air antara lain kanal 1 dan 2 untuk resolusi spasial 250 m, dua kanal kanal 3 dan 4 459-565 nm pada resolusi spasial 500 m, dan 9 kanal kanal 8-19 visibel-
inframerah dekat pada resolusi spasial 1000 m O’Reilly et al., 1998 in Prasasti et al
., 2005.
2.7. Pengukuran Klorofil-a Dengan Citra Satelit
Penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi klorofil dan pola sebarannya dalam suatu perairan. Sebagaimana dengan pengukuran sedimen
tersuspensi, penginderaan klorofil dalam air didasarkan pada pengembangan hubungan antara reflektansi kanal atau rasio kanal dengan klorofil.
Satelit penginderaan jauh telah berhasil mendeteksi marak alga pada perairan skala besar dengan menggunakan citra satelit MODIS dengan resolusi spasial 1
km. Untuk perairan pesisir digunakan citra satelit MODIS dengan resolusi medium 250 dan 500 km Kahru et al., 2005. Data reflektansi terkoreksi dari
MODIS kanal 1 620-670 nm, 2 841-876 nm, 3 459-479 nm dan 4 545-565 nm digunakan untuk membuat sebaran marak alga Kahru et al., 2005.
Hubungan linier antara klorofil-a dan energi hamburan alga muncul terutama pada panjang gelombang 700-705 nm dan klorofil-a memiliki nilai absorpsi pada
panjang gelombang 390-680 nm Ritchie dan Cooper, 2000.
Gambar 2. Grafik nilai absorbsi klorofil-a dan klorofil-b pada panjang gelombang tampak Ritchie dan Cooper, 2000.
Warna laut didefinisikan sebagai radians atau energi gelombang elektromagnetik yang keluar dari permukaan air laut pada panjang gelombang
tampak 400- 700 nm. Energi tersebut dipengaruhi oleh zat-zat terlarut dalam air seperti total pigmen perjumlahan antara konsentrasi klorofil-a dan faeofitin-a,
bahan organik dan anorganik yang tersuspensi seston dan lain-lain Barale, 1986; Holigan et al., 1989; Wouthuyzen, 1991 in Tarigan, 2008. Komponen
utama yang mempengaruhi sifat optik-biooptik air laut di daerah lepas pantai adalah pigmen–pigmen fitoplankton khususnya klorofil-a. Klorofil-a
merupakan parameter kualitas air yang sifat optisnya paling kuat dan memiliki peranan yang penting dalam penentuan tingkat kesuburan suatu perairan.
Menurut Curran 1985 in Prasasti et al 2005, pigmen seperti klorofil-a memiliki sifat absorbansi yang tinggi pada kanal biru dan merah dengan
puncaknya masing-masing pada kisaran 430 nm dan 665 nm. Pantulan maksimum terjadi pada kanal hijau, karena klorofil-a tidak menyerap radiasi
gelombang elektromagnetik pada saluran ini. Puncak absorbsi klorofil terhadap cahaya Gambar 2 terjadi pada kisaran panjang gelombang 425-450 nm dan 665-
680 nm Yentsch, 1980; Grahme, 1987 in Prasasti et al., 2005 . Pemilihan kanal
yang sesuai untuk mengembangkan model algoritma klorofil-a dilakukan dengan cara meregresikan data digital dari rasio kanal. Salah satu model algoritma untuk
menduga konsentrasi klorofil-a perairan Teluk Jakarta Wouthuyzen dkk, 2006 in Tarigan, 2008 adalah :
y = 250.09x
3
- 106.92x
2
+ 11.781x + 0.0776 dimana: y adalah sebaran klorofil-a
x adalah kromatisiti merah = ND band merahND band merah +
ND band hijau + ND band biru
15
3. BAHAN DAN METODE