MODIS Pengukuran Total Padatan Tersuspensi Dengan Citra Satelit

2.5. MODIS

MODIS Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer adalah sensor yang dipasang pada satelit Terra dan Aqua yang dirancang oleh Earth Observing System EOS, NASA untuk menyediakan observasi global mengenai daratan, lautan dan atmosfer dalam waktu jangka panjang Ahmad et al., 2002. Satelit Terra mengorbit bumi dari utara ke selatan melewati ekuator di pagi hari, sedangkan Aqua bergerak dari selatan ke utara melewati ekuator pada siang hari. Terra MODIS dan Aqua MODIS mengambil gambar seluruh permukaan bumi setiap 1 hingga 2 hari, dimana data yang direkamnya terdiri atas 36 band dengan spektral panjang gelombang berkisar dari 0.4 µm hingga 14.4 µm, yang terdiri dari 3 resolusi spasial, yaitu 250m 2 band, 500m 5 band dan 1000m 29 band Tarigan, 2008. Data tersebut dapat meningkatkan pemahaman mengenai dinamika global dan proses-proses yang terjadi di daratan, lautan, dan pada atmosfer. MODIS berperan penting dalam mengembangkan sistem model interaktif bumi yang mampu memprediksi perubahan global dengan akurasi yang cukup tinggi, serta membantu untuk mengambil kebijaksanaan dalam membuat keputusan untuk memproteksi lingkungan. Spesifikasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 NOAA. Tabel 1. Spesifikasi Satelit Terra dan Aqua-MODIS Orbit 705 km, 10:30 descending node Terra dan 13:30 ascending node Aqua, sun-synchronous, dekat kutub, sirkuler Kecepatan pengamatan 20.3 rpm melewati lintasan Dimensi sapuan 2330 km melewati lintasan, 10 km melintas dekat nadir Teleskop 17.78 cm diameter Ukuran dan berat 1.0 x 1.6 x 1.0 m ; 228.7 kg Daya 162.5 W rata-rata per orbit Kecepatan data 10.6 Mbps puncak siang hari; 6.1 Mbps rata-rata di orbital Kuantifikasi 12 bit Resolusi spasial 250 m kanal 1-2, 500 m kanal 3-7, 1000 m kanal 8-36 Umur 6 tahun Sumber : NOAA 2009

2.6. Pengukuran Total Padatan Tersuspensi Dengan Citra Satelit

Penginderaan jauh telah memegang peranan penting untuk inventarisasi, monitoring dan pengelolaan wilayah pesisir melalui kemampuannya memberikan gambaran sinopsis dari wilayah tersebut Ambarwulan et al., 2003. Citra satelit merupakan salah satu hasil dari teknologi penginderaan jauh yang dapat menggambarkan secara detail kenampakan di bumi. Salah satu aplikasinya adalah dapat mempelajari kualitas air di suatu perairan terbuka. Kualitas perairan memiliki penetrasi cahaya yang berbeda pada daerah tertentu yang dapat diketahui dengan teknik multispektral Barret dan Curtis, 1982. Kualitas suatu perairan yang dapat dipelajari menggunakan citra satelit diantaranya adalah konsentrasi padatan tersuspensi. Seluruh tubuh perairan secara alami mengandung bahan tersuspensi yang terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Menurut Clark 2002 in Sutherland 2006 padatan tersuspensi organik sendiri terdiri dari partikel planktonik zooplankton dan fitoplankton, algae, bakteri dan detritus dekomposisi dari zooplankton, fitoplankton, dan tumbuhan makro. Padatan tersuspensi dapat dipantau dengan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan model statistik. Sifat optik laut dapat dilihat berdasarkan pembentuk warna perairan. Berdasarkan materi pembentuk warna perairan, maka perairan dibagi menjadi dua, yakni Robinson, 1985: kasus I merupakan daerah perairan lepas pantai oseanik yang jernih dengan komponen utama yang mempengaruhi sifat optik atau biooptik air laut adalah pigmen-pigmen fitoplankton khususnya klorofil-a; dan kasus II merupakan perairan turbid di daerah pesisir, dimana sifat optik air laut kemungkinan besar didominasi oleh material sedimen suspended material, material organik yellow substances dan material lainnya. Pada perairan kasus II, material tersebut membuat banyaknya perbedaan daya serap dan pantul dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan terhadap perairan dan waktu yang berbeda. Penentuan koefisien absorpsi dan fungsi hamburan scattering pada perairan kasus II sangat sulit Fischer dan Doerffer, 1987. Salah satu penyebabnya adalah berbedanya koefisien nilai absorpsi material-material yang terdapat pada perairan kasus II Gambar 1 serta kurang rincinya resolusi spasial untuk daerah pesisir dan muara sungai Meaden dan Kapetsky, 1991. Gambar 1. Koefisien absorpsi normal untuk klorofil , yellow substance … dan padatan tersuspensi --- berdasarkan panjang gelombang Fischer dan Doerffer, 1987. Warna air laut dan partikel tersuspensi di suatu perairan dapat dideteksi oleh berbagai spektrum gelombang elektromagnetik. Salah satunya adalah spektrum gelombang cahaya tampak yang berkisar pada panjang gelombang 390-740 nm Bukata et al.,1995 in Sutherland, 2006, namun hal tersebut bergantung pada intensitas cahaya. Intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bertambahnya lapisan air. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang mengakibatkan kolom perairan yang jernih akan terlihat berwarna biru. Metode pengukuran total padatan tersuspensi dengan citra satelit bersifat lokal. Artinya bahwa algoritma suatu perairan belum tentu dapat digunakan di perairan lain. Setidaknya terdapat beberapa algoritma yang digunakan dengan citra satelit yang berbeda yaitu algoritma empiris yang didasarkan hubungan antara nilai digital citra dan nilai radian atau nilai reflektansi Sulma et al., 2005. Model algoritma empiris pendugaan parameter kualitas air dibuat dengan terlebih dahulu mengetahui kanal yang sensitif dan kanal yang tidak sensitif terhadap parameter yang akan diamati. Pemilihan kanal yang sesuai untuk mengembangkan model atau algoritma dilakukan dengan cara meregresikan data digital dari rasio kanal yang potensial menduga kualitas air tersebut. Pada data MODIS, kanal yang sesuai untuk digunakan untuk memantau parameter kualitas air antara lain kanal 1 dan 2 untuk resolusi spasial 250 m, dua kanal kanal 3 dan 4 459-565 nm pada resolusi spasial 500 m, dan 9 kanal kanal 8-19 visibel- inframerah dekat pada resolusi spasial 1000 m O’Reilly et al., 1998 in Prasasti et al ., 2005.

2.7. Pengukuran Klorofil-a Dengan Citra Satelit

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Aluminium (Al), Sulfida, Bod, Cod, Total Padatan Tersuspensi (TSS) Dan pH Dari Air Sungai Kapal Keruk Di Desa Karang Anyer Kec. Secanggang Kab. Langkat

5 63 102

Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN – Medan

1 45 47

Pemodelan Algoritma Penduga Konsentrasi Klorofil-a Menggunaltan Citra Satelit Terra MODIS di Perairan Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu

0 10 68

Kajian konsentrasi dan sebaran spasial klorofil-A di perairan teluk Jakarta menggunakan citra satelit Aqua Modis

0 14 86

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit aqua modis serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan lemuru di perairan selat bali.

2 56 135

Pendugaan Konsentrasi Klorofil-a dan Transparansi Perairan Teluk Jakarta dengan Citra Satelit Landsat.

3 18 123

Deteksi Tumpahan Minyak Dan Perubahan Konsentrasi Klorofil-A Dari Citra Modis Di Perairan Celah Timor

1 11 126

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit MODIS serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Laut Jawa

4 8 197

Analisis Spasial dan Temporal Kualitas Perairan (Muatan Padatan Tersuspensi dan Klorofil-a) di Teluk Jakarta pada Tahun 2002-2012 menggunakan Citra Satelit LANDSAT-7 ETM.

3 16 30

Validasi Algoritma Estimasi konsentrasi Klorofil-a dan Padatan Tersuspensi Menggunakan Citra Terra dan Aqua Modis dengan Data In situ (Studi Kasus: Perairan Selat Makassar)

0 0 6