BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pengelolaan lanskap wisata bahari
TNB diperoleh bahwa : 1. lanskap wisata bahari TNB tergolong sangat sesuai untuk dijadikan sebagai
lanskap wisata selam dan snorkling sebagai wisata utama, keindahan dan kenyamanan alam TNB sangat memuaskan pengunjung, namun sangat
diharapkan adanya peningkatan jenis atraksi wisata, sarana, dan prasarana serta peningkatan kebersihan,
2. pengelolaan lanskap wisata TNB pada umumnya berjalan tanpa adanya dukungan penuh dari pihak pemerintah setempat, kurangnya koordinasi
terjadi antara pihak pengelola dan pemerintah, serta masyarakat yang terlibat dalam lanskap wisata bahari TNB, ditemukan bahwa sumber daya manusia
masih sangat kurang terutama dalam pengamanan lanskap, penjagaan loket masuk, dan guide wisata,
3. strategi pengelolaan lanskap wisata berbasis ekologi yang terpadu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia serta
peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana wisata, 4. lanskap wisata bahari TNB mengalami kelebihan kapasitas daya dukung pada
spot-spot penyelaman dan snorkling, sehingga adanya alternatif pemanfaatan lanskap wisata selain di bawah laut yaitu pantai dan daratan, diperlukan
sebagai solusinya sehingga disusun suatu rekomendasi pengelolaan lanskap wisata bahari TNB.
6.2 Saran Rekomendasi pengelolaan lanskap wisata untuk lanskap wisata bahari TNB
yang diusulkan sebagai berikut : - peningkatan efektivitas kerja dan menjaga hubungan kerjasama yang baik antara
pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan lanskap wisata TNB agar kebersihan, keindahan, kenyamanan serta keamanan pengunjung terus ditingkatkan,
- pelestarian dan pengelolaan sumber daya hayati yang beragam berdasarkan daya dukungnya, menambah program wisata selain wisata bawah laut, atraksi wisata
yang lebih atraktif, dan menambah fasilitas di area yang selama ini pemanfaatannya belum maksimal,
- peningkatan kekuatan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pihak Balai TNB,
- peningkatan pelayanan pengunjung melalui promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung,
- penyusunan jadwal program dan paket wisata serta peningkatan jumlah variasi paket wisata dan atraksi wisata di bagian daratannya agar lebih memudahkan
pengunjung dalam memenuhi kebutuhan wisatanya, - peningkatan kegiatan pemeliharaan sumber daya alam dan fasilitas wisata dalam
lanskap serta pembatasan penggunaan tapak terutama pada penggunaan spot penyelaman dan snorkling yang berlebihan dengan mengatur jumlah pengunjung
yang ingin berwisata dengan membatasi jumlah pengunjung selain itu pengaturan mobilitas pengunjung juga harus diperhatikan,
- pemberlakuan hari dimana TNB tidak beroperasi untuk mengistirahatkan tapak sehingga sumber daya alam sebagai objek wisata yang ada di dalamnya dapat
terjaga daya dukung ekologi, - penyiapan transportasi laut dengan peralatan keselamatan yang lengkap dan
penyebaran informasi mengenai cuaca setiap waktu di TNB melalui setiap pelabuhan-pelabuhan kapal boat yang ada di luar lanskap.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, L. 2006. Peluang Pariwisata Bahari di Pulau – Pulau Kecil. Pusat Kajian
Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Arief, Arifin. 2001. Hutan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta
Arifin, H. S. dan N.H.S. Arifin 2005. Pemeliharaan Taman [Edisi revisi]. Penebar swadaya. Jakarta
Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor Clark, R.N. dan Stankey, G. H. 1979. The Recreation Opportunity Spectrum: A
framework for planning, management and research. USDA, Forest Service, General Technical Report, PNW - 98
Dahuri, R.J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta
Dahuri, R. 1998. The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Coastal Resources Development in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan. Vol.
1. No. 1. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
. 2003a. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah : Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan
Lautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Cresent. Bogor
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, dan M. J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Revisi. Pradnya Paramita.
Jakarta Damanik, J. dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi Pariwisata
PUSPAR UGM dan ANDI. Yogyakarta Gunn, C.A. 1994. Tourism Planning Basics, Concept, Cases. Third Edition. London:
Taylor Francis Ltd. 460p . 1997. Vacationscape : Developing Tourist Area [Third Edition]. London:
Taylor and Francis Ltd.
Hardjowigeno S, Widiatmaka, Yogaswara A. S. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor Herujito, Y. 2001. Dasar
– Dasar Manajemen. Garsindo. Jakarta Islami, N. A. 2003. Pengelolaan Pariwisata Pesisir Studi Kasus Taman Rekreasi
Pantai Kartini Rembang, Jawa tengah. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Ismudiyanto. 2000. Perencanaan Tata Ruang Kawasan dan Pembangunan Fasilitas dan Utilitas Wisata Alam. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta Krippendorf, J. 1982. Towards News Tourism Policies. The Importance of
Environmental and Socio Cultural Factor. Tourism Management 3: 135-148 Lunberg, D. E., M. H. Stavenga, dan M. Krishnamoorthy. 1997. Ekonomi Pariwisata.
Diterjemahkan oleh : Jusuf S. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Manik, K. E. S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan. Jakarta
Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta. Bandung Menteri Dalam Negeri. 1990. Undang
– undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam
www.hukumonline.com [01
– 05 – 2010 : 12.30] Nurisyah, S. 2001. Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah
Pesisir Indonesia. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia. Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan, Volume 3, Nomor 2
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. H. M. Eidman, D. G. Bengen, Malikusworo H., dan Sukristijino S., Penerjemah. Terjemahan
dari : Marine Biology : An Ecological Approach. PT Gramedia. Jakarta Patria, A. D. 1999. Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pesisir dengan
Pendekatan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir yang Berkelanjutan Studi Kasus di Pesisir Utara Pulau Bintan Kepulauan Riau. Tesis. Program Studi
Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Pendit, S.N. 2003. Ilmu Pariwisata. Pradnya Paramita. Jakarta Prasetya, G. S., R. H. Ishak, dan D. C. Istiyanto. 1994. Masalah Pantai di Indonesia
dan Usaha – usaha Penanganan Inter – institusi yang Pernah dan Perlu
Dilakukan. Prosiding. Seminar Teknik Pantai 1993. Laboratorium Pengkajian
Teknik Pantai. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi LPTP – BPP
Teknologi. Yogyakarta Pratikto, W. A., H. D. Armono, dan Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan
Laut. BPFE. Yogyakarta Rangkuti, F. 2006, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama ; Jakarta Saifullah. 2000. Kajian Pengembangan Pariwisata Bahari dan Konstribusinya pada
Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Pulau Weh Sabang [tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Samsuridjal, D. dan H. Kaelany. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Mutiara Sumber Widya. Jakarta
Simonds, J. O. 1978. Landscape Architecture. Mc Graw – Hill Book Co. New York
. 1983. Landscape Architecture. Mc Graw – Hill Book Co. New York
Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Soewantoro, G. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Andi offset. Yogyakarta
Sulaksmi, R. 2007. Analisis Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau
Weh Kota Sabang. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Yoeti, H. O. A . 1985. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung . 2000. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. PT Pertja.
Jakarta. 174 hal. . 2000. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung.
Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi [makalah]. Disampaikan pada seminar Sains, 21
Februari 2007. Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kesesuaian untuk wisata bahari kategori snorkling
No. Parameter
Bobot Kategori
S1 Skor
Kategori S2
Skor Kategori
N Skor
1 Kecerahan
perairan 5
100 3
50 - 100 2
50 1
2 Tutupan
karang 5
75 3
50 – 75 2
50 1
3 Jenis life
form 4
12 3
7 – 12
2 7
1 4
Jenis ikan karang
4 100
3 50
– 100 2
50 1
5 Arus
cms 3
– 15 3
15 – 150
2 50
1 6
Kedalaman Karang
3 1
– 5 3
5-10 2
10 1
7 Lebar
Hamparan Datar
Karang m
3 500
3 50-500
2 50
1
Sumber : Yulianda 2007
Keterengan : S1 : Sangat Sesuai; S2 : Sesuai; N : Tidak sesuai Keterangan : Jumlah : Skor x bobot
Perhitungan kesesuaian wisata untuk wisata snorkling di TNB
No. Parameter
Nilai Skor
Bobot Jumlah Skor x Bobot
1 Kecerahan perairan
100 3
5 15
2 Tutupan karang
80 3
5 15
3 Jenis life form
58 3
4 12
4 Jenis ikan karang
50-100 2
4 8
5 Arus cms
5 3
3 9
6 Kedalaman Karang
10 m 2
3 6
7 Lebar hamparan datar
karang m 1 km
3 3
9 Total
74 Persentase
91 Tingkat
Kesesuaian S1
Sumber : Data Olahan, 2011
N1 : 5 x 3 = 15
Nmaks : N1 : 5 x 3
= 15 N2 : 5 x 3
= 15 N2 : 5 x 3
= 15 N3 : 4 x 3
= 12 N3 : 4 x 3
= 12 N4 : 4 x 2
= 8 N4 : 4 x 3
= 12 N5 : 3 x 3
= 9 N5 : 3 x 3
= 9 N6 : 3 x 2
= 6 N6 : 3 x 3
= 9 N7 : 3 x 3
= 9 +
N7 : 3 x 3 = 9 +
74 81
I KW = ∑ [Ni N
maks
] x 100 IKW = [7481] x 100 = 91
Lampiran 2 Kesesuaian untuk wisata bahari kategori selam
No. Parameter
Bobot Kategori
S1 Skor
Kategori S2
Skor Kategori
N Skor
1 Kecerahan
perairan 5
80 3
50 - 80 2
50 1
2 Tutupan
karang 5
75 3
50 – 75
2 50
1 3
Jenis life form
4 12
3 7
– 12 2
7 1
4 Jenis ikan
karang 4
100 3
50 – 100
2 50
1 5
Arus cms
3 – 15
3 15
– 50 2
50 1
6 Kedalaman
Karang 3
6 – 15
3 15 - 30
2 30
1 Sumber : Yulianda 2007
Keterengan : S1 : Sangat Sesuai; S2 : Sesuai; N : Tidak sesuai Keterangan : Jumlah : Skor x bobot
Perhitungan kesesuaian wisata untuk wisata selam di TNB
No. Parameter
Nilai Skor
Bobot Jumlah Skor x Bobot
1 Kecerahan perairan
100 3
5 15
2 Tutupan karang
80 3
5 15
3 Jenis life form
58 3
4 12
4 Jenis ikan karang
50-100 2
4 8
5 Arus cms
5 3
3 9
6 Kedalaman Karang
m 10 m
2 3
6 Total
65 Persentase
90 Kelas
S1 Sumber : Data Olahan, 2011
N1 : 5 x 3 = 15
Nmaks : N1 : 5 x 3
= 15 N2 : 5 x 3
= 15 N2 : 5 x 3
= 15 N3 : 4 x 3
= 12 N3 : 4 x 3
= 12 N4 : 4 x 2
= 8 N4 : 4 x 3
= 12 N5 : 3 x 3
= 9 N5 : 3 x 3
= 9 N6 : 3 x 2
= 6 + N6 : 3 x 3
= 9 + 65
72 IKW = ∑ [Ni N
maks
] x 100 IKW = [6572] x 100 = 90
Lampiran 3 Potensi ekologis pengunjung K dan luas area kegiatan Lt
Jenis Kegiatan K ∑ wisatawan
Unit area Lt Keterangan
Selam 2
1000 m
2
Setiap 2 orang dalam 100m x 10m
Snorkling 1
250 m
2
Setiap 1 orang dalam 50m x 5m Wisata pantai
1 50 m
1 orang setiap 50m panjang pantai
Wisata olahraga 1
50 m 1 orang setiap 50m panjang
pantai Sumber : Yulianda 2007
Lampiran 4 Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan wisata
No. Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan Wp –
jam Total waktu 1 hari Wt
– jam
1. Selam
2 8
2. Snorkling
3 6
3. Wisata pantai
3 6
4. Wisata olahraga
2 4
Sumber : Yulianda 2007
Perhitungan daya dukung ekologis untuk wisata bahari di TNB : DDK = K x Lp x Wt
Lt Wp Daya dukung ekologis untuk wisata snorkling di TNB :
Lp
= 540 Ha x 47 = 253,8 Ha = 2538000 m
2
DDK = 1 x 2538000 m
2
x 6 250 m
2
3 DDK = 20.304 orang
Daya dukung ekologis untuk wisata selam di TNB : Lp
= 26,6 Ha x 47 = 12,502 Ha = 125020 m
2
DDK = 2 x 125020 m
2
x 8 1000 m
2
2 DDK = 1000 orang13 spot penyelaman = 77 orangspot penyelaman
Lampiran 5 Kuesioner untuk wawancara Departemen Arsitektur Lanskap
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Judul Skripsi Penelitian : Pengelolaan Lanskap Kawasan Wisata Bahari Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara.
Oleh: Waode Khairunnisa A44070005 Kuesioner pengunjung Taman Nasional Bunaken
Responden Yth. Terima kasih atas waktu yang telah Anda sediakan untuk mengisi kuesioner ini. Data yang ada di dalam kuesioner ini akan digunakan dalam kegiatan
pennyusunan skripsi dan tidak akan dipublikasikan. Jenis kelamin : a.
Laki-laki b. Perempuan
Umur : a.
14 tahun c. 25 – 55 tahun b.
15 – 24 tahun d. 55 tahun Pendidikan
: a. Lulus SD d. Lulus D1
g. Lulus S1 b. Lulus SMP
e. Lulus D2 h. Lulus S2
c. Lulus SMA f. Lulus D3
i. Lulus S3 Pekerjaan
: a. Siswa d. TNI
g. Pegawai swasta b. Mahasiswa
e. Wirausahawan h. Lainnya,
c. PNS f. Ibu rumah tangga
sebutkan :... Daerah asal
: a. dalam pulau Bunaken b. Sulawesi Utara
c. Luar Sulawesi Utara, sebutkan : …
1. Frekuensi berkunjung : a. Setahun sekali
c. 1 bulan sekali b. 6 bulan sekali
d. 1 minggu sekali 2. Tujuan berwisata di Taman Nasional Bunaken :
a. Mengisi waktu luang
d. Mencari inspirasi
b. Menyegarkan pikiran
e. Sosialisasipergaulan
c. Menyalurkan hobi f. Lainnya,sebutkan :…
3. Lama kunjungan : a. Kurang dari 1 jam
d. 4 – 8 jam
b. 1 – 2 jam
e. Lebih dari 8 jam c. 2
– 4 jam 4. Pendamping saat berkunjung :
a. Teman
d. Tetangga
b. Keluarga
e. Rombongan c. Teman dan keluarga
5. Objek wisata yang disukai di dalam Taman Nasional Bunaken : a. Pemandangan laut
c. Restoran b. Terumbu karang
d. Ikan hias
6. Aktivitas yang dilakukan di dalam Taman Nasional Bunaken urutkan berdasarkan prioritas :
a. Aktivitas fisik olahraga : Jet ski dan Banana Boat b. Aktivitas sosial piknik, arisan, gathering
c. Aktivitas edukatif Snorkling dan selam d. Aktivitas kreatif photo hunting
e. Aktivitas alam ekowisata f. Lainnya, sebutkan :
… 7. Pendapat anda tentang pengelolaan kawasan wisata bahari di Taman Nasional
Bunaken : a. Kebersihan
1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik b. Keamanan
1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik c. Fasilitas
1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik d. Pelayanan
1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik
8. Tingkat kepuasan berwisata di Taman Nasional Bunaken : a. Tidak puas
d. Puas b. Kurang puas
e. Sangat puas c. Cukup puas
9. Tingkat kenyamanan anda dengan kondisi lingkungan yang ada di Taman Nasional Bunaken :
a. Tidak nyaman b. Kurang nyaman
c. Nyaman 10. Pendapat Anda tentang keindahan Taman Nasional Bunaken :
a. Tidak indah b. Kurang indah
c. Indah 11. Harapan Anda untuk Taman Nasional Bunaken :
a. Harga lebih terjangkau
d. Penambahan program wisata b. Perbaikan kualitas fasilitas wisata
e. Peningkatan kualitas pelayanan
c. K epedulian terhadap lingkungan
f. Tidak ada 12. Program yang diinginkan urutkan berdasarkan prioritas
a. Ekowisata b. Trainingedukasi berbasis alam
c. Wahana bermain d. Lainnya, sebutkan :
…. Persepsi Wisatawan Mengenai SaranaPrasarana
1. Penginapan homestay : a. Kurang baik
d. Sangat baik b. Cukup
e. Tidak tahu c. Baik
2. Sumber air bersih :
a. PDAM c. Lainnya.......................
b. Sumur 3. Air Bersih air tawar :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik 4. Transportasi :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik 5. Kios makanan dan minuman atau souvenir :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik 6. Jalan :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik 7. Instalasi listrik :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik 8. Ketersediaan tempat sampah :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik 9. Tempat ibadah :
a. Kurang d. Sangat baik
b. Cukup e. Tidak tahu
c. Baik Isu dan Masalah
Permasalahan apa saja yang anda temui ketika berwisata ke Taman Nasional Bunaken a. Susahnya akomodasi
b. Mahalnya biaya c. Penginapan
d. Lainnya :.............. ----------------------Terima Kasih------------------------
Lampiran 6 Daftar pertanyaan dalam wawancara dengan pengelola dan masyarakat. A. Pihak Pengelola
1. Bagaimana sejarah pengelolaan kawasan ini? 2. Potensi apa saja yang sudah dikembangkan di kawasan ini?
3. Potensi apa saja yang belum dikembangkan di kawasan ini? 4. Bagaimana proses pengembangan potensi dan pengelolaan kawasan ini ? dilakukan
dalam bentuk kegiatan apa saja? 5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengembangan potensi
dan pengelolaan tersebut? 6. Bagaimana peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini?
7. Apakah ada peran pemerintah dalam pengelolaan kawasan ini? kalau ada, apa saja perannya?
8. Apakah ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang diberlakukan di kawasan ini?
B. Pihak Masyarakat 1. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap keberadaan kawasan ini?
2. Sebutkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh masyarakat dari kawasan ini
3. Mana yang lebih dominan, dampak positif atau dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat?
4. Sebutkan kerugian-kerugian akibat keberadaan kawasan ini? 5. Sektor usaha apa saja yang dilakukan masyarakat di kawasan ini?
6. Apakah kawasan ini berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar? Jelaskan
7. Seberapa besar persentase ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap kawasan ini
8. Bagaimana harapan masyarakat terhadap kawasan ini di waktu yang akan datang?
Lampiran 7 Daftar tanaman mangrove yang ada di TNB
Sumber : BTNB, 1999
Lanjutan Lampiran 7
Sumber : BTNB, 1999
Lanjutan Lampiran 7
Sumber : BTNB, 1999
Lanjutan Lampiran 7
Sumber : BTNB, 1999
Lampiran 8 Tipe-tipe tanah yang terdapat di TNB dan sekitarnya
Sistem lahan Litologi
Kelompok Besar Tanah Sistem Klasifikasi USDA, 2007
Pantai Batu Karang aluvium Muda
Troporthents, Troposamments, Tropudalfs
Rawan Pasang Surut
Aluvium Muda Sulfaquents, Hidraquents
Dataran Aluvial Aluvium Muda
Tropaquents, Fluvaquents Dataran Aluvial
Aluvium Muda, estuarine-marin Tropaquepts, Fluvaquents, Tropohemits
Lembah Aluvial Aluvium Muda
Tropaquepts, Tropofluvents Kipas dan Lahar
Aluvium, endapan kipas Aluvial, Koluvium
Dystropepts, Dystradepts, Tropudults Kipas dan Lahar
Aluvium, endapan kipas alluvial, alluvium muda
Dystropepts, Dystrandepts, Tropaquepts Teras
Aluvium, Kerikil tua, pasir tua, batu karang
Eutropepts, Tropudalfs, Dystropepts Dataran
Basalt, andesit Dystropets, Tropadulfs, Tropudults
Dataran Tefra bertubir halus dan kasar
Eutropepts, Eutrandepts Dataran
Tefra berbutir halus, alluvium muda Eutropepts Dystrandepts
Dataran Basalt, Andesit
Dystropepts, Humitropepts, Tropudalfs Dataran
Serpih, Batu Lumpur, Batu Pasir, Konglomerat
Tropudults, Dystrandepts, Eutrandepts Perbukitan
Andesit, Basalt Dystropepts, Tropodults, Troporthents
Perbukitan Andesit, Basalt
Eutropepts Perbukitan
Batu pasir, Konglomerat, Batu lumpur, serpih
Eutrodepts, Tropodults, Humitropepts Perbukitan
Tefra bebutir halus dan kasar Eutropepts, Eotropepts
Pegunungan Andesit, basalt
Dystropepts, Humitropepts, Tropomults Pegunungan
Andesit, basalt Tropodults, Humitropepts
Pegunungan Tefra bebutir halus dan kasar
Eutropepts, Hydrantdepts, Humitropepts
Pegunungan Andesit, Basalt, Tefra berbutir
halus dan kasar Humitropepts, Dystrandepts,
Hydrandepts Sumber : Bakosurtanal dalam BTNB, 1998
Lampiran 9 Zona inti TNB 1.077,60 Ha Bagian
Luas Ha Perairan Pulau Bunaken
39,68 Perairan Pulau Manado Tua
60,46 Perairan Pulau Mantehage
39,98 Mangrove Pulau Mantehage
304,22 Perairan Pulau Nain
28,76 Perairan Desa Poopoh, Teling, Kumu dan
206,96 Desa Pisungkulan
Perairan Desa Pungkol 48,66
Pulau Mangrove Tatepaan 50,78
Puncak Pulau Manado Tua 298,1
Sumber : BTNB, 2008
Lampiran 10 Zona rimba TNB 1.528,32 Ha Bagian
Luas Ha Hutan Mangrove di Pulau Bunaken
71.576 Hutan Mangrove di Pulau Manado Tua
7.814 Hutan Mangrove di Pulau Mantehage
893.8 Hutan Mangrove di Pulau Nain
4.44 Hutan Mangrove di Daratan
Kelurahan Molas, Meras dan Tongkaina
248.1
Hutan Mangrove di daratan Desa Poopoh, Teling, Kumu,
Pinasungkulan
Desa Rap-rap, Sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng
302.59
Sumber : BTNB, 2008
Lampiran 11 Zona pemanfaatan pariwisata TNB 1.233,43 Ha Bagian
Luas Ha Perairan Pulau Bunaken
140.88 Mangrove di Pulau Bunaken
4.25 Perairan Pulau Manado Tua
35.64 Perairan Pulau Siladen
39.17 Perairan PulauMantehage
280.4
Perairan Pulau Nain 178.2
Perairan Kelurahan Molas, Meras, dan Tongkaina
99.92 Perairan Desa Poopoh, Teling,
Kumu Pinasungkulan, Desa Rap-rap,
Sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng
306.1
Mangrove di Desa Sondaken, Pungkol
148.87
Sumber : BTNB, 2008
Lampiran 12 Zona pemanfaatan umum TNB 72.279,77 Ha Bagian
Luas Ha Perairan Pulau Bunaken
6392.01 Perairan Pulau Manado Tua
7526.83 Perairan Pulau Siladen
5387.78 Perairan Pulau Mantehage
25557.22 Perairan Pulau Nain
12646.7 Perairan Kel Molas, Meras dan
Tongkaina 5936.87
Perairan Desa Poopoh, Teling, Pinasungkulan kec. Tombariri, Desa Rap-rap, sondaken,
Pungkol, Wawontulap, dan Popareng 8832.36
Sumber : BTNB, 2008
Lampiran 13 Zona tradisional TNB 10.460,69 Ha Bagian
Luas Ha Perairan Pulau Bunaken
389.44 Perairan Pulau Manado Tua
264.99 Perairan Pulau Siladen
174.5 Perairan Pulau Mantehage
2125.5 Perairan Pulau Nain
2349 Perairan Kel Molas, Meras dan
Tongkaina serta desa Tiwoho 841.18
Perairan Desa Poopoh, Teling, Pinasungkulan kec Tombariri,
Desa Rap-rap, sondaken, Pungkol, Wawontulap,
dan Popareng kec tatepaan 4316.08
Sumber : BTNB, 2008
Lampiran 14 Zona khusus daratan TNB 2.342,29 Ha Bagian
Luas Ha Perairan Pulau Bunaken
704.8 Perairan Pulau Siladen
45.33 Perairan Pulau Manado Tua
744.9 Perairan Pulau Mantehage
729.1 Perairan Pulau Nain
118.16
Sumber : BTNB, 2008
Lampiran 15 Luas zonasi TNB 89,065.00 Ha Bagian
Luas Ha Zona Inti
1,077.60 Zona Rimba
1,528.32 Zona Rehabilitasi
142.90 Zona Pemanfaatan Pariwisata
1,233.43 Zona Pemanfaatan Umum
72,279.77 Zona Tradisional
10,460.69 Zona Khusus Daratan
2,342.29
Sumber : BTNB, 2008
Zona rehabilitasi TNB terdapat pada bagian mangrove pulau Mantehage seluas 142,90 Ha BTNB, 2008.
Lampiran 16 Potensi bencana alam di TNB Bagian
Potensi Bencana P. Bunaken dan P. Siladen
Gempa bumi, kebakaran, angin puting beliung. P. Mantehage, P. Manado Tua,
Gempa bumi. Pesisir Utara Tongkaina dan
Gempa bumi. Pesisir Utara Molas dan Meras
Gempa bumi, tsunami, gelombang pasang, dan tanah longsor.
Pesisir Selatan Poopoh, Teling, Kumu, Pisungkulan, Rap-rap,
dan Arakan Gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, bahaya gunung
api.
Pesisir Selatan Sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan
Popareng Gempa bumi, tsunami, gelombang pasang, abrasi.
Sumber : BMKG, 2010
Lampiran 17 Komposisi terumbu karang di TNB Famili Scleractinia
Jumlah Genera
Spesies Astrocoeniidae
3 4
Pocilloporidae 3
14 Acroporidae
4 124
Euphylliidae 3
8 Oculinidae
1 5
Siderasteridae 2
9 Agariciidae
5 25
Fungiidae 11
39 Pectiniidae
4 16
Merulinidae 3
7 Dendrophylliidae
1 6
Mussidae 5
22 Faviidae
14 70
Trachyphylliidae 1
1 Poritidae
3 40
Total 63
390
Sumber : BTNB, 2007
Lampiran 18 Komunitas karang TNB
Bagian Komunitas Karang Lokasi
Ikan Karang : Cheatodontidae,Serranidae,
Lutjanidae, Lethrinidae, Haemulidae, ornamental fish,
ikan pelagis, ikan hiu, ikan cakalang, Scosmorumbridae
tenggiri, ikan tuna, ikan layar dan marlin
Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Bunaken dan Pesisir Utara serta Selatan
Avertebrata : Bintang laut Thromidia
calatai, karang lunak, spons, gorgonian, akar bahar dan
Tunicata, udang karang Panulirus spp, sotong cumi-,
guntung, teripang Holothuridae, beberapa jenis
Pulau Sipadan, Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua dan Pesisir Utara serta Selatan
bia siput atau kerang termasuk susu bundar Trochus
noloticus, kima Tridacnidae, phyla Mollusca, Porifera,
Echinodermata, Crustacea dan Coelenterata
Rumput Laut Algae : Caulerpa spp, Halimeda spp,
Padina spp, Lithothamnion spp dan Eucheuma sp
Pulau Bunaken, Pulau Mantehage, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, Pulau Nain, Pesisir Utara dan Pesisir Selatan
Satwa Lain : Penyu hijau Chelonia mydas
dan penyu sisik Eretmochelys imbricate
Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pesisir Utara dan Pesisir Selatan
Sumber : BTNB, 2005
Lampiran 19 Jenis-jenis ikan laut TNB
Jenis Ikan Nama Ilmiah
Ikan Hiu Carcharhinus melanopterus, Sphyma lewini
Ikan Pari Taeniura lymma, Aetobatus narinari
Belut Laut Gymnothorax javanicus, Rhinomuraena
quaesita Ikan Kucing
Plotosus lineatus Ikan Bandeng
Chanos chanos Garfish
Hemiramphus far Ikan prajurit
Myripristis murdjan Ikan Bajing
Sargocentron caudimaculatum, Sargocentron
Lanjutan Lampiran 19 spiniferum
Kuda Laut Pygmy Hippocampus sp
Razorfish Aeoliscus strigatus
Ikan Singa Pterois volitans
Flutemouths Aulostomus chinensis
Ikan Kerapu Epinephelus merra, Epinephelus fasciatus,
Epinephelus lancelatus, Cromileptes altivelis, Anyperodon leucogrammicus, Aethaloperca
rogaa, Cephalopholis miniata, Cephalopholis argus, Cephalopholis urodeta
Fairy Basslets atau Anthias Pseudanthias pleurotaenia, Pseudanthias
squammipinnis Ikan Kardinal
Apogon novemfasciatus Ikan Bobara
Gnathanodon speciosus, Caranx melampygus, Selaroides nigrofasciata, Selaroides leptolepis
Ikan Behang Plectorhinchus celebicus, Plectorhinchus
orientalis Ikan Sabun
Pogonoperca punctata Ikan Lolosi
Pterocaesio marri, Caesio teres Ikan Biji Nangka
Parupeneus barberinoides, Parupeneus multifasciatus
Ikan Kelelawar Platax teira
Ikan Kupu-kupu Forcipiger longirostris, Chaetodon kleinii,
Hemitaurichthys polylepis Ikan Peri
Pomacanthus imperator Ikan Banner
Heniochus acuminatus Ikan Keling
Cheilinus undulatus Ikan Kakatua
Scarus bleekeri, Scarus psittatus Ikan Mandarin
Kyphosus cinerascens, Kyphosus vaigiensis Ikan Kulit Pasir
Paracanthurus hepatus, Acanthurus triostegus, Zebrasoma veliferum, Zebrasoma scopas
Ikan Baronang Siganus punctuatus, Siganus fuscescens,
Siganus vermiculatus, Siganus guttatus, Siganus doliatus
Ikan Gorara Macolor macularis, Lutjanus gibbus
Ikan Tuna Katsuwonas pelamis
Ikan Tongkol Scomberoides commersonianus
Bream Scolopsis bilineatus, Pentapodus macrurus
Trout Variola louti
Sumber : BTNB, 2005
Lampiran 20 Luasan padang lamun di TNB Lokasi
Luas Ha P.Mantehage
1.203,41 Pesisir bagian utara Molas-Wori
159,31 Pesisir bagian Arakan-Wawontulap
1.943,45 P.Bunaken
256,04
Lanjutan Lampiran 20 P.Manado Tua
109,92 P.Nain
2.006,95 TotalHa
5.730,51
Sumber : BTNB, 2005
Lampiran 21 Spesies yang dilindungi di TNB
Spesies Lokasi
Mamalia Laut : Dugong
Paus Raksasa paus sirip Balaenoptera physalis
dan B. borealis, paus putih Physeter macrocephalus dan
paus bongkok Megaptera novaeangliae serta paus
pembunuh Orcinus orca Lumba-Lumba
Perairan sekitar Desa Sondaken, Desa Tiwoho dan Desa wori Perairan diantara Sulawesi Utara dan Halmahera, perairan
sekitar Desa Wowuntulap dan Desa Popareng, pantai ujung kampung Desa Popareng serta di perairan Pulau Mantehage
bagian barat Teluk manado, bagian selatan Pulau Bunaken, antara pulau-
pulau dalam lanskap, perairan sekitar desa Wawontulap, diantara Pulau Tatapaan dan Pulau Benteng
Reptilia Laut : Penyu Laut
Penyu hijau Chelonia mydas, penyu belimbing Dermochely
coriacea dan penyu sisik Eretmochelys imbricata
Buaya Buaya muara Crocodylus
porosus Desa Poopoh, Teling, Kumu, Pinasungkulan, dan Arakan
Pulau Mantehage Desa Pinasungkulan
Avertebrata : Kima Raksasa
Tridacna gigas, Tridacna derasa, Hippopus procellanus, Hippopus
hippopus, Tridacna crocea, Tridacna maxima dan Tridacna
squamosa Molluska Kerang Laut
Gastropoda termasuk siput laut, siput konus, nudibrancia, kerang
jari, kerang cowri dan Cepalopoda termasuk cumi-cumi, cumi-cumi
batu, cumi-cumi layar Nautilus pompillus serta Gurita Cincin
Biru Hapalochlaena maculosa, Triton terumpet Charonia
Pulau Bunaken dan Pulau Manado Tua Desa Nain, Desa Tangkasi, Tanjung Parigi Kelurahan
Bunaken dan Pulau Bunaken
Lanjutan Lampiran 21 tritonis kepala kambing Cassis
cornuta dan lola Trochus niloticus serta Nuatilus berongga
Nautilus Pompillus Kepiting Krustacea
Kepiting kelapa Birgus latro Karang Hitam Akar Bahar
marga Antipathidae Lanskap TNB Belum diketahui secara spesifik
Taksa Lainnya : Burung-burung Merandai
Marga camar Sternidae, Sterna sumatrana dan Sterna bergii,
burung layang, marga phalarope, Frigate pembajak di angkasa,
Herons dan egrets kelompok bangau,Osprey Rajawali
penangkap ikan, Rajawali, Elang Layang-layang, Storks, Rail,
Sandpipers, Sunbird, Terna, Merpati, Raja ikan, Drongo,
Gagak dan Pelatuk Spesies Terestrial
Kera hitam Sulawesi Macaca nigra, kuskus Phalanger sp dan
tarsius tangkasi dan rusa Tanaman Terestrial
Mangrove, Bitung Barringtonia asiatica, pandan Pandanus sp.,
pohon ketapang, rumput dan tanaman menjalar
Seluruh Lanskap TNB terutama Pulau Manado Tua, Pulau Mnatehage dan Pulau Bunaken
Pulau Manado dan Pulau Mantehage Pulau Bunaken, Pesisir Selatan, Pesisir Utara, Pulau Manado
Tua, Pulau Mantehage, Pulau Nain dan Pulau Siladen
Sumber : BTNB, 1997
Lampiran 22 Jenis paus dan lumba-lumba di TNB
Nama Inggris Nama Indonesia
Nama Latin Sperm Whale
Paus Biru Physeter macrocephalus
Dwarf Sperm Whale Paus Sperma Kate
Kogia simus Short-finned Pilot Whale
Paus Pilot Sirip Pendek Globicephala macrorhynchus
Melon-Headed Whale Paus Kepala Melon
Peponocephala electra Killer Whale
Paus Pembunuh Orincus orca
False Killer Whale Paus Pembunuh Palsu
Pseudorca crassidens Pygmy Killer Whale
Paus Pembunuh Kate Feresa attenuate
Risso Dolphin Lumba-lumba Risso
Grampus griseus Long-nosed Spinner Dolphin
Lumba-lumba hidung Panjang Stennella longirostris
Common Dolphin Lumba-lumba Biasa
Delphinus sp Rough-toothed Dolphin
Lumba-lumba Gigi Besar Steno bredanensis
Lanjutan Lampiran 22 Bottlenose Dolphin
Lumba-lumba Moncong Botol Tursiops truncates
Fraser’s Dolphin Lumba-lumba Fraser
Lagenodelphis hosei Pantropical Spotted Dolphin
Lumba-lumba Pantropis Stenella attentuata
Sumber : Balai TNB, 1999
Lampiran 23 Luas dan batas desakelurahan
Nama Desa Kelurahan
Batas DesaKelurahan Luas ha
Utara Timur
Selatan Barat
Ds. Nain Desa Tampi
Laut Sulawesi
Laut Sulawesi
Laut Sulawesi 319,6
Ds. Tampi Laut Sulawesi
Laut Sulawesi
Desa Nain Laut Sulawesi
- Ds. Tangkasi
Rawa Laut Rawa Laut
Desa Buhias Rawa Laut
513 Ds. Buhias
Desa Tangkasi Desa
Tinongko Desa Bango
Laut 269,4
Ds. Tinongko Desa Buhias
Rawa Laut Rawa Laut
Rawa Laut 267
Ds. Bango Hutan
Mangrove Desa
Tinongko Selat
Bunaken Hutan
Mangrove 436,4
Kel. Bunaken Selat
Mantehage Teluk
Manado Teluk
Manado Kel. Alban
- Kel. Alung Banua
Selat Mantehage
Kel. Bunaken
Laut Sulawesi
Selat Manado Tua
391,81 Kel. Manado Tua I
Selat Mantehage
Selat Alban Manado Tua
II Laut Sulawesi
1500 Kel. Manado Tua II
Manado Tua I Selat Alban
Teluk Manado
Laut sulawesi 492,42
Ds. Tiwoho Laut
Desa Wori G. Tumpa
Kel. Tongkaina
557,295 Kel. Tongkeina
Desa Tiwoho G. Tumpa
Kel. Meras Laut
858 Kel. Meras
Laut Kel. Molas
G. Tumpa Kel.
Tongkeina 665
Kel. Molas Kel. Meras
Kel. Pandu Kel. Bailang
Laut 912
Ds. Poopoh Laut
Ds. Ranowangko
Manembo- nembo
Desa Teling 3.600
Ds. Teling Laut Sulawesi
Desa Poopoh Manembo-
nembo Desa Kumu
192 Ds. Kumu
Laut Sulawesi Desa Teling
Ds. Pinasungkula
n Manembo-
nembo 15
Ds. Pinasungkulan Laut Sulawesi
Desa Kumu Manembo-
nembo Kec. Tatepaan
1.103 Ds. Arakan
Laut Sulawesi Ds. Rap-rap
Laut Laut
17.8 Ds. Rap-rap
Laut Sulawesi
Desa Arakan Laut
Laut 15
Ds. Sondaken Ds. Rap-rap
Desa Wawona
Desa Pungkol
Hutan Bakau 1.200
Ds. Pungkol Desa
Sondaken Desa
Wawona Ds.
Wawontulap Laut
350 Ds. Wawontulap
Desa Pungkol Desa
Wawona Desa
Popareng Laut
1.689,5
Lanjutan Lampiran 23
Ds. Popareng Desa Wawona
Desa Bajo Laut
Desa Wawontulap
1.400 Sumber : BTNB, 2009
Lampiran 24 Jumlah penduduk di lanskap TNB
Nama Desa Jumlah jiwa
KK Laki-laki
Perempuan Total
Nain 762
1.532 1.160
2.692 Tatampi
- -
- -
Tangkasi 91
175 168
343 Buhias
211 358
372 730
Tinongko 156
281 288
569 Bango
135 246
231 477
Alungbanua 187
360 311
671 Bunaken
866 1.413
1.368 2.781
Manado Tua I 398
569 828
1.397 Manado Tua II
324 605
664 1.269
Tiwoho 271
550 484
1.034 Tongkeina
507 921
888 1.809
Meras 276
487 431
918 Molas
1.300 2.563
2.785 5.348
Poopoh 408
617 564
1.181 Teling
242 427
376 803
Kumu 229
420 434
854 Pinasungkulan
111 205
200 405
Arakan 324
567 580
1.147 Rap-rap
250 540
564 1.104
Sondaken 164
331 326
657 Pungkol
121 185
166 351
Wawontulap 195
382 386
768 Popareng
271 557
558 1.085
Jumlah 7.522
13.749 13.540
27.289 Sumber : BTNB, 2009
Lampiran 25 Adat dan budaya berbagai etnis di TNB
Etnis Adat Budaya
Keterangan Etnis Bantik
maramba bentuk dari tarian rakyat,
dengan nyanyian menggunakan bahasa Bantik. Biasanya
dilakukan dalam acara syukuran akhir tahun, berakhirnya panen
dll
kabasaran bentuk dari tarian perang.
Dipentaskan pada saat tertentu dan jika ada momentum tertentu
ada kunjungan tamu, undangan acara dll.
Lanjutan Lampiran 25 Etnis Minahasa
cakalele tarian adat berupa tarian perang
dengan penarinya laki-laki dewasa menari-nari membawa
tombak dan parang mengikuti irama alunan musik yang
dimainkan. Dipentaskan saat- saat tertentu seperti
penyambutan tamu, hari-hari besar, dan pesta adat,
musik bambu musik yang dimainkan dari alat-
alat musik tiup seperti terompet dan seruling yang terbuat dari
bambu. Dipentaskan saat penyambutan tamu, hari-hari
besar, pesta adat, dan
mapalus tradisi masyarakat yang saling
tolong menolong, bergotong- royong yang dilakukan saat
menanam padi, membangun rumah, membuka lahan
pertanian dan saat menyiapkan kegiatan-kegiatan adat, pesta
dan kedukaan.
Etnis Sangir masamper
bentuk dari nyanyian dengan menggunakan bahasa Sangir,
nyanyian dilakukan bergantian dengan saling tunjuk. Jika
nyanyian selesai dibawakan lalu diganti sesuai yang ditunjuk
oleh orang yang terakhir membawakan nyanyian
tersebut. Dilakukan saat hari- hari besar, pernikahan dan
kedukaan dan
maengket tarian adat daerah yang
dipentaskan saat-saat tertentu seperti penyambutan tamu, hari-
hari besar, dan pesta adat.
Etnis Bajo upacara adat
dilakukan dalam melakukan
aktifitas mencari ikan. Biasanya sebelum melakukan aktifitas di
laut, masyarakat mengundang pemuka
agama untuk
mendoakan supaya hasil usaha
Lanjutan Lampiran 25 berhasil. Sesudah itu jika hasil
panen melaut
banyak masyarakat juga mengundang
pemuka agama untuk berdoa selamat syukuran dikuti acara
kenduri makan-makan dengan mengundang
sanak famili,
tetangga dan kenalan orang kampung lainnya.
Etnis Gorontalo samra
permainan musik menggunakan alat musik rebana, dengan syair-
syair lagunya yang dinyanyikan syarat akan nilai-nilai religius.
Kesenian ini dipentaskan saat ada
kelahiran, pernikahan,
khitanan, atau syukuran atas suatu nikmat dan
acara adat
budaya saat
kelahiran, pernikahan, khitanan, dan syukuran, berupa tari-tarian
daerah, dan tata cara prosesi adat.
Sumber : BTNB, 2009
Lampiran 26 Keadaan penduduk berdasarkan budaya dan bahasa
Pulau Lanskap
Desa AsalSuku
Bahasa P. Bunaken
Alungbanua Bunaken
Tg. Parigi Sangir-Talaud
Sangihe Gorontalo
Sangihe Sangir
Sangir Gorontalo Sangir
P. Siladen Siladen
Sangihe Sangir
P. Manado Tua Totongapen
Pangalingan Bitulobang
Bualo Papindaang
Negeri SangiheSiau
idem idem
Sangir- TalaudSiau
idem idem
SangirSiau idem
idem idem
idem idem
P. Mantehage Bango
Tinongko Buhias
Tangkasi SangirTalaud
idem idem
BajoGorontalo Sangir
idem idem
Bajo P. Nain
NainTampi BajoSangihe-
BajoSangir
Lanjutan Lampiran 26 Talaud
Arakan-Wawontulap Poopoh
Teling Kumu
Rap-Rap Sondaken
Wawontulap Popareng
MinahasaSangihe -Talaud
idem idem
BajoSangihe- Talaud
MinahasaSa- ngihe-Talaud
BajoSangihe- Talaud
MinahasaSa- ngihe-Talaud
MinahasaSangir idem
idem Manado MelayuBajo
Manado Melayu idem
Minahasa Sangir
Molas-Wori Molas
Meras Tongkaina
Tiwoho Bantik, Sangihe-
Talaud,Mnhsa idem
idem idem
Manado Malayu idem
idem idem
Sumber : BTNB, 2007
Lampiran 27 Struktur organisasi BTNB
Sumber : BTNB, 2007
KEPALA BALAI
SUBBAGIAN TATA USAHA 1.
Urusan Kepegawaian 2.
Urusan Keuangan 3.
Urusan Umum dan RT 4.
Urusan Data dan Rencana
SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL BAGIAN I MERAS
Resort Nain
Resort Mantehage
Resort
Manado
Tua
Resort Bunake
n Resort
Wori SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL
BAGIAN II TAMBALA