KESIMPULAN DAN SARAN Evaluasi pengelolaan lanskap Wisata Bahari Taman Nasional Bunaken Sulawesi Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pengelolaan lanskap wisata bahari TNB diperoleh bahwa : 1. lanskap wisata bahari TNB tergolong sangat sesuai untuk dijadikan sebagai lanskap wisata selam dan snorkling sebagai wisata utama, keindahan dan kenyamanan alam TNB sangat memuaskan pengunjung, namun sangat diharapkan adanya peningkatan jenis atraksi wisata, sarana, dan prasarana serta peningkatan kebersihan, 2. pengelolaan lanskap wisata TNB pada umumnya berjalan tanpa adanya dukungan penuh dari pihak pemerintah setempat, kurangnya koordinasi terjadi antara pihak pengelola dan pemerintah, serta masyarakat yang terlibat dalam lanskap wisata bahari TNB, ditemukan bahwa sumber daya manusia masih sangat kurang terutama dalam pengamanan lanskap, penjagaan loket masuk, dan guide wisata, 3. strategi pengelolaan lanskap wisata berbasis ekologi yang terpadu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia serta peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana wisata, 4. lanskap wisata bahari TNB mengalami kelebihan kapasitas daya dukung pada spot-spot penyelaman dan snorkling, sehingga adanya alternatif pemanfaatan lanskap wisata selain di bawah laut yaitu pantai dan daratan, diperlukan sebagai solusinya sehingga disusun suatu rekomendasi pengelolaan lanskap wisata bahari TNB. 6.2 Saran Rekomendasi pengelolaan lanskap wisata untuk lanskap wisata bahari TNB yang diusulkan sebagai berikut : - peningkatan efektivitas kerja dan menjaga hubungan kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan lanskap wisata TNB agar kebersihan, keindahan, kenyamanan serta keamanan pengunjung terus ditingkatkan, - pelestarian dan pengelolaan sumber daya hayati yang beragam berdasarkan daya dukungnya, menambah program wisata selain wisata bawah laut, atraksi wisata yang lebih atraktif, dan menambah fasilitas di area yang selama ini pemanfaatannya belum maksimal, - peningkatan kekuatan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pihak Balai TNB, - peningkatan pelayanan pengunjung melalui promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung, - penyusunan jadwal program dan paket wisata serta peningkatan jumlah variasi paket wisata dan atraksi wisata di bagian daratannya agar lebih memudahkan pengunjung dalam memenuhi kebutuhan wisatanya, - peningkatan kegiatan pemeliharaan sumber daya alam dan fasilitas wisata dalam lanskap serta pembatasan penggunaan tapak terutama pada penggunaan spot penyelaman dan snorkling yang berlebihan dengan mengatur jumlah pengunjung yang ingin berwisata dengan membatasi jumlah pengunjung selain itu pengaturan mobilitas pengunjung juga harus diperhatikan, - pemberlakuan hari dimana TNB tidak beroperasi untuk mengistirahatkan tapak sehingga sumber daya alam sebagai objek wisata yang ada di dalamnya dapat terjaga daya dukung ekologi, - penyiapan transportasi laut dengan peralatan keselamatan yang lengkap dan penyebaran informasi mengenai cuaca setiap waktu di TNB melalui setiap pelabuhan-pelabuhan kapal boat yang ada di luar lanskap. DAFTAR PUSTAKA Adrianto, L. 2006. Peluang Pariwisata Bahari di Pulau – Pulau Kecil. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Arief, Arifin. 2001. Hutan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta Arifin, H. S. dan N.H.S. Arifin 2005. Pemeliharaan Taman [Edisi revisi]. Penebar swadaya. Jakarta Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Clark, R.N. dan Stankey, G. H. 1979. The Recreation Opportunity Spectrum: A framework for planning, management and research. USDA, Forest Service, General Technical Report, PNW - 98 Dahuri, R.J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta Dahuri, R. 1998. The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Coastal Resources Development in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan. Vol. 1. No. 1. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor . 2003a. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah : Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Cresent. Bogor Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, dan M. J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta Damanik, J. dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi Pariwisata PUSPAR UGM dan ANDI. Yogyakarta Gunn, C.A. 1994. Tourism Planning Basics, Concept, Cases. Third Edition. London: Taylor Francis Ltd. 460p . 1997. Vacationscape : Developing Tourist Area [Third Edition]. London: Taylor and Francis Ltd. Hardjowigeno S, Widiatmaka, Yogaswara A. S. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Herujito, Y. 2001. Dasar – Dasar Manajemen. Garsindo. Jakarta Islami, N. A. 2003. Pengelolaan Pariwisata Pesisir Studi Kasus Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang, Jawa tengah. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Ismudiyanto. 2000. Perencanaan Tata Ruang Kawasan dan Pembangunan Fasilitas dan Utilitas Wisata Alam. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Krippendorf, J. 1982. Towards News Tourism Policies. The Importance of Environmental and Socio Cultural Factor. Tourism Management 3: 135-148 Lunberg, D. E., M. H. Stavenga, dan M. Krishnamoorthy. 1997. Ekonomi Pariwisata. Diterjemahkan oleh : Jusuf S. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Manik, K. E. S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan. Jakarta Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta. Bandung Menteri Dalam Negeri. 1990. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam www.hukumonline.com [01 – 05 – 2010 : 12.30] Nurisyah, S. 2001. Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Indonesia. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia. Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan, Volume 3, Nomor 2 Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. H. M. Eidman, D. G. Bengen, Malikusworo H., dan Sukristijino S., Penerjemah. Terjemahan dari : Marine Biology : An Ecological Approach. PT Gramedia. Jakarta Patria, A. D. 1999. Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pesisir dengan Pendekatan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir yang Berkelanjutan Studi Kasus di Pesisir Utara Pulau Bintan Kepulauan Riau. Tesis. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Pendit, S.N. 2003. Ilmu Pariwisata. Pradnya Paramita. Jakarta Prasetya, G. S., R. H. Ishak, dan D. C. Istiyanto. 1994. Masalah Pantai di Indonesia dan Usaha – usaha Penanganan Inter – institusi yang Pernah dan Perlu Dilakukan. Prosiding. Seminar Teknik Pantai 1993. Laboratorium Pengkajian Teknik Pantai. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi LPTP – BPP Teknologi. Yogyakarta Pratikto, W. A., H. D. Armono, dan Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. BPFE. Yogyakarta Rangkuti, F. 2006, Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama ; Jakarta Saifullah. 2000. Kajian Pengembangan Pariwisata Bahari dan Konstribusinya pada Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Pulau Weh Sabang [tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor Samsuridjal, D. dan H. Kaelany. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Mutiara Sumber Widya. Jakarta Simonds, J. O. 1978. Landscape Architecture. Mc Graw – Hill Book Co. New York . 1983. Landscape Architecture. Mc Graw – Hill Book Co. New York Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Soewantoro, G. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Andi offset. Yogyakarta Sulaksmi, R. 2007. Analisis Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh Kota Sabang. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Yoeti, H. O. A . 1985. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung . 2000. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. PT Pertja. Jakarta. 174 hal. . 2000. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung. Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi [makalah]. Disampaikan pada seminar Sains, 21 Februari 2007. Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor LAMPIRAN Lampiran 1 Kesesuaian untuk wisata bahari kategori snorkling No. Parameter Bobot Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori N Skor 1 Kecerahan perairan 5 100 3 50 - 100 2 50 1 2 Tutupan karang 5 75 3 50 – 75 2 50 1 3 Jenis life form 4 12 3 7 – 12 2 7 1 4 Jenis ikan karang 4 100 3 50 – 100 2 50 1 5 Arus cms 3 – 15 3 15 – 150 2 50 1 6 Kedalaman Karang 3 1 – 5 3 5-10 2 10 1 7 Lebar Hamparan Datar Karang m 3 500 3 50-500 2 50 1 Sumber : Yulianda 2007 Keterengan : S1 : Sangat Sesuai; S2 : Sesuai; N : Tidak sesuai Keterangan : Jumlah : Skor x bobot Perhitungan kesesuaian wisata untuk wisata snorkling di TNB No. Parameter Nilai Skor Bobot Jumlah Skor x Bobot 1 Kecerahan perairan 100 3 5 15 2 Tutupan karang 80 3 5 15 3 Jenis life form 58 3 4 12 4 Jenis ikan karang 50-100 2 4 8 5 Arus cms 5 3 3 9 6 Kedalaman Karang 10 m 2 3 6 7 Lebar hamparan datar karang m 1 km 3 3 9 Total 74 Persentase 91 Tingkat Kesesuaian S1 Sumber : Data Olahan, 2011 N1 : 5 x 3 = 15 Nmaks : N1 : 5 x 3 = 15 N2 : 5 x 3 = 15 N2 : 5 x 3 = 15 N3 : 4 x 3 = 12 N3 : 4 x 3 = 12 N4 : 4 x 2 = 8 N4 : 4 x 3 = 12 N5 : 3 x 3 = 9 N5 : 3 x 3 = 9 N6 : 3 x 2 = 6 N6 : 3 x 3 = 9 N7 : 3 x 3 = 9 + N7 : 3 x 3 = 9 + 74 81 I KW = ∑ [Ni N maks ] x 100 IKW = [7481] x 100 = 91 Lampiran 2 Kesesuaian untuk wisata bahari kategori selam No. Parameter Bobot Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori N Skor 1 Kecerahan perairan 5 80 3 50 - 80 2 50 1 2 Tutupan karang 5 75 3 50 – 75 2 50 1 3 Jenis life form 4 12 3 7 – 12 2 7 1 4 Jenis ikan karang 4 100 3 50 – 100 2 50 1 5 Arus cms 3 – 15 3 15 – 50 2 50 1 6 Kedalaman Karang 3 6 – 15 3 15 - 30 2 30 1 Sumber : Yulianda 2007 Keterengan : S1 : Sangat Sesuai; S2 : Sesuai; N : Tidak sesuai Keterangan : Jumlah : Skor x bobot Perhitungan kesesuaian wisata untuk wisata selam di TNB No. Parameter Nilai Skor Bobot Jumlah Skor x Bobot 1 Kecerahan perairan 100 3 5 15 2 Tutupan karang 80 3 5 15 3 Jenis life form 58 3 4 12 4 Jenis ikan karang 50-100 2 4 8 5 Arus cms 5 3 3 9 6 Kedalaman Karang m 10 m 2 3 6 Total 65 Persentase 90 Kelas S1 Sumber : Data Olahan, 2011 N1 : 5 x 3 = 15 Nmaks : N1 : 5 x 3 = 15 N2 : 5 x 3 = 15 N2 : 5 x 3 = 15 N3 : 4 x 3 = 12 N3 : 4 x 3 = 12 N4 : 4 x 2 = 8 N4 : 4 x 3 = 12 N5 : 3 x 3 = 9 N5 : 3 x 3 = 9 N6 : 3 x 2 = 6 + N6 : 3 x 3 = 9 + 65 72 IKW = ∑ [Ni N maks ] x 100 IKW = [6572] x 100 = 90 Lampiran 3 Potensi ekologis pengunjung K dan luas area kegiatan Lt Jenis Kegiatan K ∑ wisatawan Unit area Lt Keterangan Selam 2 1000 m 2 Setiap 2 orang dalam 100m x 10m Snorkling 1 250 m 2 Setiap 1 orang dalam 50m x 5m Wisata pantai 1 50 m 1 orang setiap 50m panjang pantai Wisata olahraga 1 50 m 1 orang setiap 50m panjang pantai Sumber : Yulianda 2007 Lampiran 4 Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan wisata No. Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp – jam Total waktu 1 hari Wt – jam 1. Selam 2 8 2. Snorkling 3 6 3. Wisata pantai 3 6 4. Wisata olahraga 2 4 Sumber : Yulianda 2007 Perhitungan daya dukung ekologis untuk wisata bahari di TNB : DDK = K x Lp x Wt Lt Wp Daya dukung ekologis untuk wisata snorkling di TNB : Lp = 540 Ha x 47 = 253,8 Ha = 2538000 m 2 DDK = 1 x 2538000 m 2 x 6 250 m 2 3 DDK = 20.304 orang Daya dukung ekologis untuk wisata selam di TNB : Lp = 26,6 Ha x 47 = 12,502 Ha = 125020 m 2 DDK = 2 x 125020 m 2 x 8 1000 m 2 2 DDK = 1000 orang13 spot penyelaman = 77 orangspot penyelaman Lampiran 5 Kuesioner untuk wawancara Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Judul Skripsi Penelitian : Pengelolaan Lanskap Kawasan Wisata Bahari Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Oleh: Waode Khairunnisa A44070005 Kuesioner pengunjung Taman Nasional Bunaken Responden Yth. Terima kasih atas waktu yang telah Anda sediakan untuk mengisi kuesioner ini. Data yang ada di dalam kuesioner ini akan digunakan dalam kegiatan pennyusunan skripsi dan tidak akan dipublikasikan. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Umur : a. 14 tahun c. 25 – 55 tahun b. 15 – 24 tahun d. 55 tahun Pendidikan : a. Lulus SD d. Lulus D1 g. Lulus S1 b. Lulus SMP e. Lulus D2 h. Lulus S2 c. Lulus SMA f. Lulus D3 i. Lulus S3 Pekerjaan : a. Siswa d. TNI g. Pegawai swasta b. Mahasiswa e. Wirausahawan h. Lainnya, c. PNS f. Ibu rumah tangga sebutkan :... Daerah asal : a. dalam pulau Bunaken b. Sulawesi Utara  c. Luar Sulawesi Utara, sebutkan : … 1. Frekuensi berkunjung : a. Setahun sekali c. 1 bulan sekali b. 6 bulan sekali d. 1 minggu sekali 2. Tujuan berwisata di Taman Nasional Bunaken : a. Mengisi waktu luang d. Mencari inspirasi b. Menyegarkan pikiran e. Sosialisasipergaulan c. Menyalurkan hobi f. Lainnya,sebutkan :… 3. Lama kunjungan : a. Kurang dari 1 jam d. 4 – 8 jam b. 1 – 2 jam e. Lebih dari 8 jam c. 2 – 4 jam 4. Pendamping saat berkunjung : a. Teman d. Tetangga b. Keluarga e. Rombongan c. Teman dan keluarga 5. Objek wisata yang disukai di dalam Taman Nasional Bunaken : a. Pemandangan laut c. Restoran b. Terumbu karang d. Ikan hias 6. Aktivitas yang dilakukan di dalam Taman Nasional Bunaken urutkan berdasarkan prioritas : a. Aktivitas fisik olahraga : Jet ski dan Banana Boat b. Aktivitas sosial piknik, arisan, gathering c. Aktivitas edukatif Snorkling dan selam d. Aktivitas kreatif photo hunting e. Aktivitas alam ekowisata f. Lainnya, sebutkan : … 7. Pendapat anda tentang pengelolaan kawasan wisata bahari di Taman Nasional Bunaken : a. Kebersihan 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik b. Keamanan 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik c. Fasilitas 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik d. Pelayanan 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik 8. Tingkat kepuasan berwisata di Taman Nasional Bunaken : a. Tidak puas d. Puas b. Kurang puas e. Sangat puas c. Cukup puas 9. Tingkat kenyamanan anda dengan kondisi lingkungan yang ada di Taman Nasional Bunaken : a. Tidak nyaman b. Kurang nyaman c. Nyaman 10. Pendapat Anda tentang keindahan Taman Nasional Bunaken : a. Tidak indah b. Kurang indah c. Indah 11. Harapan Anda untuk Taman Nasional Bunaken : a. Harga lebih terjangkau d. Penambahan program wisata b. Perbaikan kualitas fasilitas wisata e. Peningkatan kualitas pelayanan c. K epedulian terhadap lingkungan f. Tidak ada 12. Program yang diinginkan urutkan berdasarkan prioritas a. Ekowisata b. Trainingedukasi berbasis alam c. Wahana bermain d. Lainnya, sebutkan : …. Persepsi Wisatawan Mengenai SaranaPrasarana 1. Penginapan homestay : a. Kurang baik d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 2. Sumber air bersih : a. PDAM c. Lainnya....................... b. Sumur 3. Air Bersih air tawar : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 4. Transportasi : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 5. Kios makanan dan minuman atau souvenir : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 6. Jalan : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 7. Instalasi listrik : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 8. Ketersediaan tempat sampah : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik 9. Tempat ibadah : a. Kurang d. Sangat baik b. Cukup e. Tidak tahu c. Baik Isu dan Masalah Permasalahan apa saja yang anda temui ketika berwisata ke Taman Nasional Bunaken a. Susahnya akomodasi b. Mahalnya biaya c. Penginapan d. Lainnya :.............. ----------------------Terima Kasih------------------------ Lampiran 6 Daftar pertanyaan dalam wawancara dengan pengelola dan masyarakat. A. Pihak Pengelola 1. Bagaimana sejarah pengelolaan kawasan ini? 2. Potensi apa saja yang sudah dikembangkan di kawasan ini? 3. Potensi apa saja yang belum dikembangkan di kawasan ini? 4. Bagaimana proses pengembangan potensi dan pengelolaan kawasan ini ? dilakukan dalam bentuk kegiatan apa saja? 5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengembangan potensi dan pengelolaan tersebut? 6. Bagaimana peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini? 7. Apakah ada peran pemerintah dalam pengelolaan kawasan ini? kalau ada, apa saja perannya? 8. Apakah ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang diberlakukan di kawasan ini? B. Pihak Masyarakat 1. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap keberadaan kawasan ini? 2. Sebutkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh masyarakat dari kawasan ini 3. Mana yang lebih dominan, dampak positif atau dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat? 4. Sebutkan kerugian-kerugian akibat keberadaan kawasan ini? 5. Sektor usaha apa saja yang dilakukan masyarakat di kawasan ini? 6. Apakah kawasan ini berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar? Jelaskan 7. Seberapa besar persentase ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap kawasan ini 8. Bagaimana harapan masyarakat terhadap kawasan ini di waktu yang akan datang? Lampiran 7 Daftar tanaman mangrove yang ada di TNB Sumber : BTNB, 1999 Lanjutan Lampiran 7 Sumber : BTNB, 1999 Lanjutan Lampiran 7 Sumber : BTNB, 1999 Lanjutan Lampiran 7 Sumber : BTNB, 1999 Lampiran 8 Tipe-tipe tanah yang terdapat di TNB dan sekitarnya Sistem lahan Litologi Kelompok Besar Tanah Sistem Klasifikasi USDA, 2007 Pantai Batu Karang aluvium Muda Troporthents, Troposamments, Tropudalfs Rawan Pasang Surut Aluvium Muda Sulfaquents, Hidraquents Dataran Aluvial Aluvium Muda Tropaquents, Fluvaquents Dataran Aluvial Aluvium Muda, estuarine-marin Tropaquepts, Fluvaquents, Tropohemits Lembah Aluvial Aluvium Muda Tropaquepts, Tropofluvents Kipas dan Lahar Aluvium, endapan kipas Aluvial, Koluvium Dystropepts, Dystradepts, Tropudults Kipas dan Lahar Aluvium, endapan kipas alluvial, alluvium muda Dystropepts, Dystrandepts, Tropaquepts Teras Aluvium, Kerikil tua, pasir tua, batu karang Eutropepts, Tropudalfs, Dystropepts Dataran Basalt, andesit Dystropets, Tropadulfs, Tropudults Dataran Tefra bertubir halus dan kasar Eutropepts, Eutrandepts Dataran Tefra berbutir halus, alluvium muda Eutropepts Dystrandepts Dataran Basalt, Andesit Dystropepts, Humitropepts, Tropudalfs Dataran Serpih, Batu Lumpur, Batu Pasir, Konglomerat Tropudults, Dystrandepts, Eutrandepts Perbukitan Andesit, Basalt Dystropepts, Tropodults, Troporthents Perbukitan Andesit, Basalt Eutropepts Perbukitan Batu pasir, Konglomerat, Batu lumpur, serpih Eutrodepts, Tropodults, Humitropepts Perbukitan Tefra bebutir halus dan kasar Eutropepts, Eotropepts Pegunungan Andesit, basalt Dystropepts, Humitropepts, Tropomults Pegunungan Andesit, basalt Tropodults, Humitropepts Pegunungan Tefra bebutir halus dan kasar Eutropepts, Hydrantdepts, Humitropepts Pegunungan Andesit, Basalt, Tefra berbutir halus dan kasar Humitropepts, Dystrandepts, Hydrandepts Sumber : Bakosurtanal dalam BTNB, 1998 Lampiran 9 Zona inti TNB 1.077,60 Ha Bagian Luas Ha Perairan Pulau Bunaken 39,68 Perairan Pulau Manado Tua 60,46 Perairan Pulau Mantehage 39,98 Mangrove Pulau Mantehage 304,22 Perairan Pulau Nain 28,76 Perairan Desa Poopoh, Teling, Kumu dan 206,96 Desa Pisungkulan Perairan Desa Pungkol 48,66 Pulau Mangrove Tatepaan 50,78 Puncak Pulau Manado Tua 298,1 Sumber : BTNB, 2008 Lampiran 10 Zona rimba TNB 1.528,32 Ha Bagian Luas Ha Hutan Mangrove di Pulau Bunaken 71.576 Hutan Mangrove di Pulau Manado Tua 7.814 Hutan Mangrove di Pulau Mantehage 893.8 Hutan Mangrove di Pulau Nain 4.44 Hutan Mangrove di Daratan Kelurahan Molas, Meras dan Tongkaina 248.1 Hutan Mangrove di daratan Desa Poopoh, Teling, Kumu, Pinasungkulan Desa Rap-rap, Sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng 302.59 Sumber : BTNB, 2008 Lampiran 11 Zona pemanfaatan pariwisata TNB 1.233,43 Ha Bagian Luas Ha Perairan Pulau Bunaken 140.88 Mangrove di Pulau Bunaken 4.25 Perairan Pulau Manado Tua 35.64 Perairan Pulau Siladen 39.17 Perairan PulauMantehage 280.4 Perairan Pulau Nain 178.2 Perairan Kelurahan Molas, Meras, dan Tongkaina 99.92 Perairan Desa Poopoh, Teling, Kumu Pinasungkulan, Desa Rap-rap, Sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng 306.1 Mangrove di Desa Sondaken, Pungkol 148.87 Sumber : BTNB, 2008 Lampiran 12 Zona pemanfaatan umum TNB 72.279,77 Ha Bagian Luas Ha Perairan Pulau Bunaken 6392.01 Perairan Pulau Manado Tua 7526.83 Perairan Pulau Siladen 5387.78 Perairan Pulau Mantehage 25557.22 Perairan Pulau Nain 12646.7 Perairan Kel Molas, Meras dan Tongkaina 5936.87 Perairan Desa Poopoh, Teling, Pinasungkulan kec. Tombariri, Desa Rap-rap, sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng 8832.36 Sumber : BTNB, 2008 Lampiran 13 Zona tradisional TNB 10.460,69 Ha Bagian Luas Ha Perairan Pulau Bunaken 389.44 Perairan Pulau Manado Tua 264.99 Perairan Pulau Siladen 174.5 Perairan Pulau Mantehage 2125.5 Perairan Pulau Nain 2349 Perairan Kel Molas, Meras dan Tongkaina serta desa Tiwoho 841.18 Perairan Desa Poopoh, Teling, Pinasungkulan kec Tombariri, Desa Rap-rap, sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng kec tatepaan 4316.08 Sumber : BTNB, 2008 Lampiran 14 Zona khusus daratan TNB 2.342,29 Ha Bagian Luas Ha Perairan Pulau Bunaken 704.8 Perairan Pulau Siladen 45.33 Perairan Pulau Manado Tua 744.9 Perairan Pulau Mantehage 729.1 Perairan Pulau Nain 118.16 Sumber : BTNB, 2008 Lampiran 15 Luas zonasi TNB 89,065.00 Ha Bagian Luas Ha Zona Inti 1,077.60 Zona Rimba 1,528.32 Zona Rehabilitasi 142.90 Zona Pemanfaatan Pariwisata 1,233.43 Zona Pemanfaatan Umum 72,279.77 Zona Tradisional 10,460.69 Zona Khusus Daratan 2,342.29 Sumber : BTNB, 2008 Zona rehabilitasi TNB terdapat pada bagian mangrove pulau Mantehage seluas 142,90 Ha BTNB, 2008. Lampiran 16 Potensi bencana alam di TNB Bagian Potensi Bencana P. Bunaken dan P. Siladen Gempa bumi, kebakaran, angin puting beliung. P. Mantehage, P. Manado Tua, Gempa bumi. Pesisir Utara Tongkaina dan Gempa bumi. Pesisir Utara Molas dan Meras Gempa bumi, tsunami, gelombang pasang, dan tanah longsor. Pesisir Selatan Poopoh, Teling, Kumu, Pisungkulan, Rap-rap, dan Arakan Gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, bahaya gunung api. Pesisir Selatan Sondaken, Pungkol, Wawontulap, dan Popareng Gempa bumi, tsunami, gelombang pasang, abrasi. Sumber : BMKG, 2010 Lampiran 17 Komposisi terumbu karang di TNB Famili Scleractinia Jumlah Genera Spesies Astrocoeniidae 3 4 Pocilloporidae 3 14 Acroporidae 4 124 Euphylliidae 3 8 Oculinidae 1 5 Siderasteridae 2 9 Agariciidae 5 25 Fungiidae 11 39 Pectiniidae 4 16 Merulinidae 3 7 Dendrophylliidae 1 6 Mussidae 5 22 Faviidae 14 70 Trachyphylliidae 1 1 Poritidae 3 40 Total 63 390 Sumber : BTNB, 2007 Lampiran 18 Komunitas karang TNB Bagian Komunitas Karang Lokasi Ikan Karang : Cheatodontidae,Serranidae, Lutjanidae, Lethrinidae, Haemulidae, ornamental fish, ikan pelagis, ikan hiu, ikan cakalang, Scosmorumbridae tenggiri, ikan tuna, ikan layar dan marlin Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Bunaken dan Pesisir Utara serta Selatan Avertebrata : Bintang laut Thromidia calatai, karang lunak, spons, gorgonian, akar bahar dan Tunicata, udang karang Panulirus spp, sotong cumi-, guntung, teripang Holothuridae, beberapa jenis Pulau Sipadan, Pulau Mantehage, Pulau Nain, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua dan Pesisir Utara serta Selatan bia siput atau kerang termasuk susu bundar Trochus noloticus, kima Tridacnidae, phyla Mollusca, Porifera, Echinodermata, Crustacea dan Coelenterata Rumput Laut Algae : Caulerpa spp, Halimeda spp, Padina spp, Lithothamnion spp dan Eucheuma sp Pulau Bunaken, Pulau Mantehage, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, Pulau Nain, Pesisir Utara dan Pesisir Selatan Satwa Lain : Penyu hijau Chelonia mydas dan penyu sisik Eretmochelys imbricate Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pesisir Utara dan Pesisir Selatan Sumber : BTNB, 2005 Lampiran 19 Jenis-jenis ikan laut TNB Jenis Ikan Nama Ilmiah Ikan Hiu Carcharhinus melanopterus, Sphyma lewini Ikan Pari Taeniura lymma, Aetobatus narinari Belut Laut Gymnothorax javanicus, Rhinomuraena quaesita Ikan Kucing Plotosus lineatus Ikan Bandeng Chanos chanos Garfish Hemiramphus far Ikan prajurit Myripristis murdjan Ikan Bajing Sargocentron caudimaculatum, Sargocentron Lanjutan Lampiran 19 spiniferum Kuda Laut Pygmy Hippocampus sp Razorfish Aeoliscus strigatus Ikan Singa Pterois volitans Flutemouths Aulostomus chinensis Ikan Kerapu Epinephelus merra, Epinephelus fasciatus, Epinephelus lancelatus, Cromileptes altivelis, Anyperodon leucogrammicus, Aethaloperca rogaa, Cephalopholis miniata, Cephalopholis argus, Cephalopholis urodeta Fairy Basslets atau Anthias Pseudanthias pleurotaenia, Pseudanthias squammipinnis Ikan Kardinal Apogon novemfasciatus Ikan Bobara Gnathanodon speciosus, Caranx melampygus, Selaroides nigrofasciata, Selaroides leptolepis Ikan Behang Plectorhinchus celebicus, Plectorhinchus orientalis Ikan Sabun Pogonoperca punctata Ikan Lolosi Pterocaesio marri, Caesio teres Ikan Biji Nangka Parupeneus barberinoides, Parupeneus multifasciatus Ikan Kelelawar Platax teira Ikan Kupu-kupu Forcipiger longirostris, Chaetodon kleinii, Hemitaurichthys polylepis Ikan Peri Pomacanthus imperator Ikan Banner Heniochus acuminatus Ikan Keling Cheilinus undulatus Ikan Kakatua Scarus bleekeri, Scarus psittatus Ikan Mandarin Kyphosus cinerascens, Kyphosus vaigiensis Ikan Kulit Pasir Paracanthurus hepatus, Acanthurus triostegus, Zebrasoma veliferum, Zebrasoma scopas Ikan Baronang Siganus punctuatus, Siganus fuscescens, Siganus vermiculatus, Siganus guttatus, Siganus doliatus Ikan Gorara Macolor macularis, Lutjanus gibbus Ikan Tuna Katsuwonas pelamis Ikan Tongkol Scomberoides commersonianus Bream Scolopsis bilineatus, Pentapodus macrurus Trout Variola louti Sumber : BTNB, 2005 Lampiran 20 Luasan padang lamun di TNB Lokasi Luas Ha P.Mantehage 1.203,41 Pesisir bagian utara Molas-Wori 159,31 Pesisir bagian Arakan-Wawontulap 1.943,45 P.Bunaken 256,04 Lanjutan Lampiran 20 P.Manado Tua 109,92 P.Nain 2.006,95 TotalHa 5.730,51 Sumber : BTNB, 2005 Lampiran 21 Spesies yang dilindungi di TNB Spesies Lokasi Mamalia Laut : Dugong Paus Raksasa paus sirip Balaenoptera physalis dan B. borealis, paus putih Physeter macrocephalus dan paus bongkok Megaptera novaeangliae serta paus pembunuh Orcinus orca Lumba-Lumba Perairan sekitar Desa Sondaken, Desa Tiwoho dan Desa wori Perairan diantara Sulawesi Utara dan Halmahera, perairan sekitar Desa Wowuntulap dan Desa Popareng, pantai ujung kampung Desa Popareng serta di perairan Pulau Mantehage bagian barat Teluk manado, bagian selatan Pulau Bunaken, antara pulau- pulau dalam lanskap, perairan sekitar desa Wawontulap, diantara Pulau Tatapaan dan Pulau Benteng Reptilia Laut : Penyu Laut Penyu hijau Chelonia mydas, penyu belimbing Dermochely coriacea dan penyu sisik Eretmochelys imbricata Buaya Buaya muara Crocodylus porosus Desa Poopoh, Teling, Kumu, Pinasungkulan, dan Arakan Pulau Mantehage Desa Pinasungkulan Avertebrata : Kima Raksasa Tridacna gigas, Tridacna derasa, Hippopus procellanus, Hippopus hippopus, Tridacna crocea, Tridacna maxima dan Tridacna squamosa Molluska Kerang Laut Gastropoda termasuk siput laut, siput konus, nudibrancia, kerang jari, kerang cowri dan Cepalopoda termasuk cumi-cumi, cumi-cumi batu, cumi-cumi layar Nautilus pompillus serta Gurita Cincin Biru Hapalochlaena maculosa, Triton terumpet Charonia Pulau Bunaken dan Pulau Manado Tua Desa Nain, Desa Tangkasi, Tanjung Parigi Kelurahan Bunaken dan Pulau Bunaken Lanjutan Lampiran 21 tritonis kepala kambing Cassis cornuta dan lola Trochus niloticus serta Nuatilus berongga Nautilus Pompillus Kepiting Krustacea Kepiting kelapa Birgus latro Karang Hitam Akar Bahar marga Antipathidae Lanskap TNB Belum diketahui secara spesifik Taksa Lainnya : Burung-burung Merandai Marga camar Sternidae, Sterna sumatrana dan Sterna bergii, burung layang, marga phalarope, Frigate pembajak di angkasa, Herons dan egrets kelompok bangau,Osprey Rajawali penangkap ikan, Rajawali, Elang Layang-layang, Storks, Rail, Sandpipers, Sunbird, Terna, Merpati, Raja ikan, Drongo, Gagak dan Pelatuk Spesies Terestrial Kera hitam Sulawesi Macaca nigra, kuskus Phalanger sp dan tarsius tangkasi dan rusa Tanaman Terestrial Mangrove, Bitung Barringtonia asiatica, pandan Pandanus sp., pohon ketapang, rumput dan tanaman menjalar Seluruh Lanskap TNB terutama Pulau Manado Tua, Pulau Mnatehage dan Pulau Bunaken Pulau Manado dan Pulau Mantehage Pulau Bunaken, Pesisir Selatan, Pesisir Utara, Pulau Manado Tua, Pulau Mantehage, Pulau Nain dan Pulau Siladen Sumber : BTNB, 1997 Lampiran 22 Jenis paus dan lumba-lumba di TNB Nama Inggris Nama Indonesia Nama Latin Sperm Whale Paus Biru Physeter macrocephalus Dwarf Sperm Whale Paus Sperma Kate Kogia simus Short-finned Pilot Whale Paus Pilot Sirip Pendek Globicephala macrorhynchus Melon-Headed Whale Paus Kepala Melon Peponocephala electra Killer Whale Paus Pembunuh Orincus orca False Killer Whale Paus Pembunuh Palsu Pseudorca crassidens Pygmy Killer Whale Paus Pembunuh Kate Feresa attenuate Risso Dolphin Lumba-lumba Risso Grampus griseus Long-nosed Spinner Dolphin Lumba-lumba hidung Panjang Stennella longirostris Common Dolphin Lumba-lumba Biasa Delphinus sp Rough-toothed Dolphin Lumba-lumba Gigi Besar Steno bredanensis Lanjutan Lampiran 22 Bottlenose Dolphin Lumba-lumba Moncong Botol Tursiops truncates Fraser’s Dolphin Lumba-lumba Fraser Lagenodelphis hosei Pantropical Spotted Dolphin Lumba-lumba Pantropis Stenella attentuata Sumber : Balai TNB, 1999 Lampiran 23 Luas dan batas desakelurahan Nama Desa Kelurahan Batas DesaKelurahan Luas ha Utara Timur Selatan Barat Ds. Nain Desa Tampi Laut Sulawesi Laut Sulawesi Laut Sulawesi 319,6 Ds. Tampi Laut Sulawesi Laut Sulawesi Desa Nain Laut Sulawesi - Ds. Tangkasi Rawa Laut Rawa Laut Desa Buhias Rawa Laut 513 Ds. Buhias Desa Tangkasi Desa Tinongko Desa Bango Laut 269,4 Ds. Tinongko Desa Buhias Rawa Laut Rawa Laut Rawa Laut 267 Ds. Bango Hutan Mangrove Desa Tinongko Selat Bunaken Hutan Mangrove 436,4 Kel. Bunaken Selat Mantehage Teluk Manado Teluk Manado Kel. Alban - Kel. Alung Banua Selat Mantehage Kel. Bunaken Laut Sulawesi Selat Manado Tua 391,81 Kel. Manado Tua I Selat Mantehage Selat Alban Manado Tua II Laut Sulawesi 1500 Kel. Manado Tua II Manado Tua I Selat Alban Teluk Manado Laut sulawesi 492,42 Ds. Tiwoho Laut Desa Wori G. Tumpa Kel. Tongkaina 557,295 Kel. Tongkeina Desa Tiwoho G. Tumpa Kel. Meras Laut 858 Kel. Meras Laut Kel. Molas G. Tumpa Kel. Tongkeina 665 Kel. Molas Kel. Meras Kel. Pandu Kel. Bailang Laut 912 Ds. Poopoh Laut Ds. Ranowangko Manembo- nembo Desa Teling 3.600 Ds. Teling Laut Sulawesi Desa Poopoh Manembo- nembo Desa Kumu 192 Ds. Kumu Laut Sulawesi Desa Teling Ds. Pinasungkula n Manembo- nembo 15 Ds. Pinasungkulan Laut Sulawesi Desa Kumu Manembo- nembo Kec. Tatepaan 1.103 Ds. Arakan Laut Sulawesi Ds. Rap-rap Laut Laut 17.8 Ds. Rap-rap Laut Sulawesi Desa Arakan Laut Laut 15 Ds. Sondaken Ds. Rap-rap Desa Wawona Desa Pungkol Hutan Bakau 1.200 Ds. Pungkol Desa Sondaken Desa Wawona Ds. Wawontulap Laut 350 Ds. Wawontulap Desa Pungkol Desa Wawona Desa Popareng Laut 1.689,5 Lanjutan Lampiran 23 Ds. Popareng Desa Wawona Desa Bajo Laut Desa Wawontulap 1.400 Sumber : BTNB, 2009 Lampiran 24 Jumlah penduduk di lanskap TNB Nama Desa Jumlah jiwa KK Laki-laki Perempuan Total Nain 762 1.532 1.160 2.692 Tatampi - - - - Tangkasi 91 175 168 343 Buhias 211 358 372 730 Tinongko 156 281 288 569 Bango 135 246 231 477 Alungbanua 187 360 311 671 Bunaken 866 1.413 1.368 2.781 Manado Tua I 398 569 828 1.397 Manado Tua II 324 605 664 1.269 Tiwoho 271 550 484 1.034 Tongkeina 507 921 888 1.809 Meras 276 487 431 918 Molas 1.300 2.563 2.785 5.348 Poopoh 408 617 564 1.181 Teling 242 427 376 803 Kumu 229 420 434 854 Pinasungkulan 111 205 200 405 Arakan 324 567 580 1.147 Rap-rap 250 540 564 1.104 Sondaken 164 331 326 657 Pungkol 121 185 166 351 Wawontulap 195 382 386 768 Popareng 271 557 558 1.085 Jumlah 7.522 13.749 13.540 27.289 Sumber : BTNB, 2009 Lampiran 25 Adat dan budaya berbagai etnis di TNB Etnis Adat Budaya Keterangan Etnis Bantik maramba bentuk dari tarian rakyat, dengan nyanyian menggunakan bahasa Bantik. Biasanya dilakukan dalam acara syukuran akhir tahun, berakhirnya panen dll kabasaran bentuk dari tarian perang. Dipentaskan pada saat tertentu dan jika ada momentum tertentu ada kunjungan tamu, undangan acara dll. Lanjutan Lampiran 25 Etnis Minahasa cakalele tarian adat berupa tarian perang dengan penarinya laki-laki dewasa menari-nari membawa tombak dan parang mengikuti irama alunan musik yang dimainkan. Dipentaskan saat- saat tertentu seperti penyambutan tamu, hari-hari besar, dan pesta adat, musik bambu musik yang dimainkan dari alat- alat musik tiup seperti terompet dan seruling yang terbuat dari bambu. Dipentaskan saat penyambutan tamu, hari-hari besar, pesta adat, dan mapalus tradisi masyarakat yang saling tolong menolong, bergotong- royong yang dilakukan saat menanam padi, membangun rumah, membuka lahan pertanian dan saat menyiapkan kegiatan-kegiatan adat, pesta dan kedukaan. Etnis Sangir masamper bentuk dari nyanyian dengan menggunakan bahasa Sangir, nyanyian dilakukan bergantian dengan saling tunjuk. Jika nyanyian selesai dibawakan lalu diganti sesuai yang ditunjuk oleh orang yang terakhir membawakan nyanyian tersebut. Dilakukan saat hari- hari besar, pernikahan dan kedukaan dan maengket tarian adat daerah yang dipentaskan saat-saat tertentu seperti penyambutan tamu, hari- hari besar, dan pesta adat. Etnis Bajo upacara adat dilakukan dalam melakukan aktifitas mencari ikan. Biasanya sebelum melakukan aktifitas di laut, masyarakat mengundang pemuka agama untuk mendoakan supaya hasil usaha Lanjutan Lampiran 25 berhasil. Sesudah itu jika hasil panen melaut banyak masyarakat juga mengundang pemuka agama untuk berdoa selamat syukuran dikuti acara kenduri makan-makan dengan mengundang sanak famili, tetangga dan kenalan orang kampung lainnya. Etnis Gorontalo samra permainan musik menggunakan alat musik rebana, dengan syair- syair lagunya yang dinyanyikan syarat akan nilai-nilai religius. Kesenian ini dipentaskan saat ada kelahiran, pernikahan, khitanan, atau syukuran atas suatu nikmat dan acara adat budaya saat kelahiran, pernikahan, khitanan, dan syukuran, berupa tari-tarian daerah, dan tata cara prosesi adat. Sumber : BTNB, 2009 Lampiran 26 Keadaan penduduk berdasarkan budaya dan bahasa Pulau Lanskap Desa AsalSuku Bahasa P. Bunaken Alungbanua Bunaken Tg. Parigi Sangir-Talaud Sangihe Gorontalo Sangihe Sangir Sangir Gorontalo Sangir P. Siladen Siladen Sangihe Sangir P. Manado Tua Totongapen Pangalingan Bitulobang Bualo Papindaang Negeri SangiheSiau idem idem Sangir- TalaudSiau idem idem SangirSiau idem idem idem idem idem P. Mantehage Bango Tinongko Buhias Tangkasi SangirTalaud idem idem BajoGorontalo Sangir idem idem Bajo P. Nain NainTampi BajoSangihe- BajoSangir Lanjutan Lampiran 26 Talaud Arakan-Wawontulap Poopoh Teling Kumu Rap-Rap Sondaken Wawontulap Popareng MinahasaSangihe -Talaud idem idem BajoSangihe- Talaud MinahasaSa- ngihe-Talaud BajoSangihe- Talaud MinahasaSa- ngihe-Talaud MinahasaSangir idem idem Manado MelayuBajo Manado Melayu idem Minahasa Sangir Molas-Wori Molas Meras Tongkaina Tiwoho Bantik, Sangihe- Talaud,Mnhsa idem idem idem Manado Malayu idem idem idem Sumber : BTNB, 2007 Lampiran 27 Struktur organisasi BTNB Sumber : BTNB, 2007 KEPALA BALAI SUBBAGIAN TATA USAHA 1. Urusan Kepegawaian 2. Urusan Keuangan 3. Urusan Umum dan RT 4. Urusan Data dan Rencana SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL BAGIAN I MERAS Resort Nain Resort Mantehage Resort Manado Tua Resort Bunake n Resort Wori SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL

BAGIAN II TAMBALA