Syarat Tumbuh Padi Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi

8 kadar timbal Pb tersedia dalam tanah, sehingga mampu meningkatkan bobot kering tanaman dan menurunkan serapan timbal oleh tanaman. Selain berperan dalam memperbaiki sifat kimia tanah, dari segi fisik humus atau senyawa humat mempunyai peranan penting dalam meningkatkan agregasi tanah karena dapat memperbaiki aerasi dan perkolasi serta merangsang pembentukan struktur tanah yang baik dan mudah diolah. Humus atau senyawa humat dari bahan organik dapat berinteraksi dengan partikel tanah, membentuk granulasi menjadi pengikat antar partikel tanah, sehingga dapat mengurangi terjadinya dispersi butir tanah. 2.2 Padi 2.2.1 Sejarah Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah menunjukan bahwa penanaman padi di Zheajiang Cina sudah dimulai pada 3000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Purnamawati dan Purwono, 2007. Beberapa daerah yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Banglades Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam dan Cina bagian selatan Setiono dan Suparyono 1993.

2.2.2 Syarat Tumbuh Padi

Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 23 C Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropissubtropis dengan cuaca panas dan kelembapan tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata–rata curah hujan yang baik adalah 200 mmbulan atau 1500–2000 mmtahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau, produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun, 9 karena penyerbukan kurang intensif. Tanaman padi dapat tumbuh pada daerah mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian tempat 0 – 650 meter dpl dengan temperatur 22 C–27 C sedangkan di dataran tinggi 650 – 1.500 meter dpl dengan temperatur 19 C–23 C. Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan laut. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18–22 cm Keasaman tanah yang dikehendaki tanaman padi adalah antara pH 4-7.

2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Poales Familia : Poaceae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa secara keseluruhan terdapat 25 spesies Oryza, dan yang paling dikenal adalah Oryza sativa dengan dua sub spesies yaitu indica padi bulu yang ditanam di Indonesia dan Sinica padi cere. Di Indonesia, menurut lokasi penanamannya padi dibedakan menjadi dua yaitu padi lahan kering padi gogo yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah yang ditanam di lahan yang memerlukan penggenangan. Pada dasarnya tanaman padi terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif berfungsi mendukung atau menyelenggarakan proses pertumbuhan berupa akar, batang dan daun sedangkan bagian generatif berupa malai, buah padi gabah dan bunga Setiono dan Suparyono 1993. Akar padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji disebut akar utama primer, radikula. Akar lain yang tumbuh di dekat buku disebut 10 akar seminal. Akar padi tidak memiliki pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrient dan air, serta untuk pernapasan. Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap kekeringan. Akar padi terkonsentrasi pada kedalaman antar 10-20 cm. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan tergenang anaerob karena pada akarnya terdapat saluran aerenchyma. Struktur aerenchyma seperti pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi sebagai penyedia oksigen bagi daerah perakaran. Walaupun mampu beradaptasi pada lingkungan tergenang, padi juga dapat dibudidayakan pada lahan yang tidak tergenang lahan kering, ladang yang kondisinya aerob. Secara fisik batang padi berguna untuk menopang tanaman secara keseluruhan yang diperkuat oleh pelepah daun. Secara fungsional batang berfungsi untuk mengalirkan nutrient dan air ke seluruh bagian tanaman. Batang padi berbuku dan berongga. Dari buku batang ini tumbuh anakan atau daun. Bunga Atau malai muncul dari buku terakhir pada tiap anakan. Batang padi bentuknya bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antarruas dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapat. Setelah memasuki stadium refroduktif, ruas-ruas memanjang dan berongga. Oleh karena itu, stadium reproduktif disebut juga stadium perpanjangan ruas. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder. Selanjutnya batang sekunder menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Daun padi tumbuh pada buku-buku dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun, telinga daun uricle, dan lidah daun ligula. Daun yang paling atas memiliki ukuran terpendek dan disebut daun bendera. Daun keempat dari daun bendera merupakan daun terpanjang. Jumlah daun per tanaman tergantung varietas. Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer. Dari buku pangkal malai umumnya hanya muncul satu cabang primer dan dari cabang primer tersebut akan muncul lagi cabang-cabang sekunder. Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai butir gabah paling ujung. 11 Bunga padi berkelamin dua dan memiliki 6 buah benang sari dengan tangkai sari pendek dan dua kandung serbuk di kepala sari. Bunga padi juga mempunyai 2 tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berwarna putih dan ungu. Sekam mahkotanya ada dua dan yang bawah disebut lemma, sedang yang atas disebut palea. Pada dasar bunga terdapat dua mahkota yang berubah bentuk dan disebut lodicula. Bagian ini sangat berperan dalam pembukaan palea. Lodicula mudah mengisap air dari bakal buah sehingga mengembang. Pada saat palea membuka maka benang sari akan keluar air. Pembukaan bunga diikuti oleh pemecahan kantong serbuk dan penumpahan serbuk sari. Setelah serbuk sari ditumpahkan, lemma dan palea menutup kembali. Biji padi mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin dalam endosperm. Perbandingan kandungan amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi mutu dan rasa nasi pulen, pera, atau ketan.

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian rumah kaca dilakukan pada bulan Maret sampai November 2009 di Kebun Cikabayan kemudian dilanjutkan dengan analisis tanah yang dilakukan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Penelitian ini menggunakan benih padi varietas Ciherang, tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah sawah di wilayah Situ Gede, Darmaga, Bogor yang diambil secara komposit dari kedalaman 0-20 cm. Pupuk dasar yang digunakan untuk pemupukan tanaman padi adalah SP-18 300 kgHa, KCl 200 kgHa, dan pupuk Urea 200 kgHa. Asam humat yang digunakan untuk penelitian ini setara dengan 0 LHa, 5 LHa, 10 LHa, dan 15 LHa. Dalam pengendalian hama dan penyakit digunakan pestisida yang biasanya digunakan petani setempat yaitu Decis dan Curracron. Alat yang digunakan terdiri dari alat untuk penelitian di lapang seperti ember plastik, selang, sprayer, meteran, bambu, sungkup dan alat-alat untuk analisis laboratorium.

3.3 Metode Penelitian

Pengujian asam humat menggunakan tanaman padi yang ditanam di dalam pot ember plastik yang berisi tanah sebanyak 12.5 kg BKM, tiap pot terdapat 2 buah tanaman. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap RAL dengan 12 perlakuan yaitu ada 3 cara pemberian dengan 4 dosis asam humat. Sebagai kontrol atau perlakuan tanpa asam humat diambil satu, sehingga total jumlah perlakuan menjadi 10 Tabel 1.