Gambar 12 Profil kecepatan angin untuk Geometri B pada jam ke-4: a tampak isometrik3D; b tampak depan; c tampak atas; d tampak samping.
4.4 Konsentrasi Karbon Monoksida CO
Sumber polutan CO dalam penelitian ini didominasi oleh kendaraan bermotor jenis
mobil pribadi.
Hal ini
disebabkan pengukuran dilakukan bukan pada gardu tol
khusus kendaraan dengan muatan besar truk atau bus sehingga kendaraan yang melewati
gardu tol tersebut didominasi oleh jenis kendaraan biasa dan diasumsikan sebagai
mobil
pribadi yang
sebagian besar
mengkonsumsi bahan bakar bensin seperti premium atau pertamax.
Hasil pengukuran yang terdapat pada Lampiran 7 dan 8 menunjukkan bahwa
konsentrasi karbon monoksida CO yang terukur pada tanggal 15 Mei 2011 pukul
11.00-15.50 selama empat kali pengukuran cukup bervariasi. Pada jam ke-1 hingga jam
ke-3 nilai konsentrasi CO yang terukur berada pada kisaran 1 hingga 7 ppm,
sedangkan pada jam ke-4 hasil konsentrasi CO yang diperoleh mencapai hingga 68
ppm. Berdasarkan Baku Mutu Udara Ambien BMUA, nilai konsentrasi karbon
monoksida dalam waktu satu jam yang terukur pada jam ke-4 berada jauh di atas
ambang
batas yang
telah ditetapkan,
sedangkan hasil konsentrasi CO yang terukur selama tiga jam pertama masih berada di
bawah ambang batas yang telah ditetapkan menurut KLH 2002 yakni sebesar 10 ppm.
Sementara berdasarkan Standar Nasional Indonesia Nilai Ambang Batas SNI NAB
untuk zat CO adalah sebesar 25 ppm.
Beberapa faktor
yang berpengaruh
terhadap tingkat keberadaan polutan di udara dalam gardu tol adalah bentuk gardu dan
faktor meteorologi
seperti, arah
dan kecepatan angin yang turut berperan dalam
pengurangan konsentrasi di dekat daerah sumber atau inlet. Sementara tingkat
konsentrasi polutan dari kendaraan bermotor dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang
melewati gardu tol per satuan waktu termasuk bahan bakar yang digunakan, usia
kendaraan, dan tipe kendaraan.
Berdasarkan faktor
meteorologi, kecepatan angin rata-rata tertinggi terukur
pada jam ke-1 dan jumlah kendaraan terbanyak terjadi pada jam ke-4. Selisih nilai
kecepatan angin antara jam ke-1 dan jam ke- 4 adalah 0,4 ms, sementara selisih jumlah
kendaraan pada kedua jam tersebut adalah 19 unit. Namun perbedaan nilai konsentrasi
CO yang terukur pada jam ke-4 jauh lebih besar hingga sembilan kali lipat dari jam ke-
1. Selain karena jumlah kendaraan jam ke-4 304 unit lebih padat dari jam ke-1 285
unit, tingginya konsentrasi CO bisa terjadi akibat bahan bakar yang digunakan, usia
kendaraan,
dan tipe
kendaraan yang
melewati gardu tol pada masing-masing jam pengukuran.
Sesuai dengan pengaruh faktor angin yang telah dibahas selanjutnya, pada
penelitian ini akan dibandingkan simulasi dispersi gas CO pada setiap model yaitu
untuk Geometri A dan B dengan masing- masing nilai konsentrasi CO yang berbeda
pula. Analisis lebih lanjut mengenai dispersi gas CO yang terjadi pada kedua Geometri
akan diuraikan pada sub bab selanjutnya.
4.5 Simulasi Dispersi Gas CO pada Setiap Model Geometri A dan B