Proses Transformasi Fixed-Box Model

ketinggian atau lapse rate dtdz 0. Namun hal tersebut tidak selalu berlaku di permukaan, karena pada waktu tertentu laju suhu akan meningkat terhadap ketinggian atau inversi dtdz 0. Sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap efek stabilitas atmosfer yang berperan dalam pendistribusian polutan secara vertikal. Pada saat suhu udara parsel cenderung lebih tinggi dari lingkungan, maka massa udara polutan akan naik dan menyebar, kondisi inilah yang dinyatakan sebagai stabilitas atmosfer tidak stabil, sehingga tidak membahayakan makhluk hidup dalam jangka pendek. Sebaliknya, ketika suhu udara parsel cenderung lebih rendah dari lingkungan maka kondisi tersebut dinyatakan sebagai stabilitas atmosfer stabil. Pada kondisi ini massa udara polutan tidak dapat naik namun tetap berada di atmosfer dan terakumulasi, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi polutan di udara. Kelembaban udara juga termasuk salah satu unsur cuaca yang mempengaruhi proses distribusi pencemar udara. Nilai RH yang rendah akan menyebabkan konsentrasi polutan di atmosfer meningkat. Hal ini dikarenakan RH menghalangi pemanasan surya terhadap permukaan. Pada siang hari, suhu udara relatif tinggi dibandingkan malam hari sehingga memiliki kandungan uap air jauh lebih rendah dibandingkan pada saat malam hari. Di sisi lain, konsentrasi partikel tersuspensi yang mengalami peningkatan di udara juga akan berakibat pada berkurangnya jarak pandang Oke 1987.

2.2.2 Proses Transformasi

Secara fisik dan dinamik, radiasi surya sebagai sumber energi perpindahan massa udara berpengaruh dalam pendistribusian zat pencemar di udara. Hal ini terjadi akibat perbedaan pemanasan di permukaan bumi maupun di perairan yang menimbulkan angin dan turbulensi sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi stabilitas atmosfer dan percampuran polutan dengan lingkungan sekitar. Selain itu, radiasi juga berpengaruh terhadap proses kimia di atmosfer dengan interaksi antar molekul yang bertindak sebagai fotoreseptor. Selanjutnya selama berada di udara, zat pencemar pasti akan mengalami perubahan bentuk baik secara fisik maupun kimia yang dipengaruhi oleh proses difusi molekuler dan turbulensi, kehadiran uap air serta radiasi matahari. Difusi molekuler adalah proses dimana perjalanan penyerapan zat ke dalam atmosfer melalui kontak molekul secara lambat. Sedangkan proses difusi turbulensi adalah proses penyerapan atau peresapan zat ke dalam atmosfer yang disebabkan oleh adanya proses turbulensi Oke 1987.

2.2.3 Proses Transport

Proses transport merupakan proses pengangkutan zat pencemar ke udara secara horizontal sesuai arah angin, dengan jarak jangkau sebagai fungsi dari kecepatan angin. Angin yang bergerak di suatu wilayah tidak selamanya bergerak secara teratur dan semua gerakan udara dapat dikatakan turbulen Forsdyke 1970. Sehingga dalam hal ini, jika arah angin relatif konstan, wilayah yang dituju oleh arah angin akan terus-menerus terpapar polutan tingkat tinggi, sebaliknya jika arah angin berubah-ubah secara konstan, polutan akan bergerak ke wilayah yang lebih luas dan konsentrasi di wilayah yang terpapar akan lebih rendah Godish 1991. Sementara kecepatan angin akan menentukan sejauh mana polutan akan bergerak ke suatu wilayah.. Sementara itu, bentuk pergerakan angin yang terjadi terdiri atas pergerakan laminer dan turbulen. Pergerakan angin laminer adalah pergerakan yang mulus sepanjang lapisan sejajar, sementara pergerakan angin turbulen merupakan pergerakan acak dan baur Geiger 1995. 2.2.4 Proses Dilusi Presipitasi seperti hujan ataupun salju, lapisan kabut, turbulensi, serta karakteristik permukaan merupakan faktor utama dalam pembersihan atmosfer sehingga zat pencemar dapat terendapkan Proses pembersihan atau penghilangan zat pencemar ini terjadi melalui dua mekanisme, yaitu rain out dan wash out. Rain out terjadi pada saat proses kondensasi dengan partikel pencemar sebagai butir kondensasi. Sedangkan wash out terjadi pada saat air hujan dalam perjalananya menuju permukaan bereaksi dengan partikel-partikel pencemar Liu dan Liptak 2000.

2.3 Model Matematis Dispersi Polutan

Pemodelan atmosfer terbagi atas dua pendekatan utama, yaitu pendekatan secara fisik dan matematis. Pendekatan secara fisik pada akhirnya akan menghasilkan model fisik yang dapat digunakan dalam mensimulasikan proses dinamika atmosfer. Sementara pendekatan secara matematis adalah pendekatan yang selanjutnya dapat menghasilkan pemodelan matematis terhadap proses dinamika atmosfer Seinfeld dan Pandis 2006. Di bawah ini terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memprediksi konsentrasi dan sebarannya dari beberapa tipe model Benarie 1980 antara lain: 1. Pendekatan fisik:  Terowongan Angin wind tunnel  Saluran Air Liquid Flume  Tangki Towing Tank 2. Pendekatan Matematis a. Empirik-Deterministik:  Kotak-Eularian  Statistik-Rollback b. Semi-Empirik:  Gaussian Plume-Kepulan  Lintasan-Moving Cell c. Numerik-Reaktif:  Box Jamak-Lagrangian  Grid-Eularian-Finite Difference  Partikel; partikel dalam sell d. Polusi global e. Jarak Pandang f. Dosage-Exposure Masing-masing pendekatan tersebut nantinya dapat di aplikasikan dalam semua pemodelan pendisperisian polutan. Model- model yang kerap digunakan dalam pendugaan dispersi polutan antara lain, fixed box model, dan Gaussian model.

2.3.1 Fixed-Box Model

Model sederhana yang sering digunakan dalam menduga kualitas udara adalah fixed- box model. Parameter input yang digunakan dalam model ini adalah sumber emisi dekat lapisan permukaan, laju adveksi masuk dan keluar dari sisi kotak, input polutan dari bagian atas karena ketinggian campuran yang meningkat dan proses transformasi kimia. Apabila campuran polutan sempurna dan seragam dalam batasan wilayah kajian, model ini dapat menduga konsentrasi volume rata-rata sebagai fungsi waktu. Prinsip matematis dalam model ini dinyatakan sebagai laju perubahan massa dalam kotak khayal sebanding dengan jumlah laju massa ditambahkan semua sumber emisi dalam kotak, perubahan adveksi horizontal dan perubahan pemasukan dari lapisan atas dalam ketinggian campuran Arya 1999: Lh dc dt = LQ a + u h c b − c + L dh dt c b − c .....1 Jika kondisi laju emisi konstan dan atmosfer tenang, persamaan di atas menjadi c e = L h Q a u .....2 dengan: c e : Konsentrasi polutan µgm 3 L : Panjang wilayah kajian m Q ɑ : Laju emisi polutan wilayah kajian grm 2 s ū : Kecepatan angin rata-rata pada ketinggian H ms h : Ketinggian mixing height m Difusi dari sumber-sumber individu tidak disarankan dalam pemakaian fixed-box model, sehingga cocok dalam mengestimasi dari segala sumber polutan. Sesuai dengan perlakuan meteorologi sederhana dalam bentuk transpor efektif angin dan ketinggian campuran dapat digunakan dalam memprakirakan proses fotokimia Arya 1999.

2.3.2 Model Dispersi Gaussian