Kehilangan Berat Contoh Uji Glulam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kehilangan Berat Contoh Uji Glulam

Jenis kayu sengon yang digunakan sebagai kontrol diketahui kehilangan beratnya adalah 26,32 . Nilai kehilangan berat contoh uji kayu sengon tersebut masuk kedalam kelas awet V ketahanan buruk. Pengujian ini dianggap berhasil apabila nilai kehilangan berat yang diperoleh sesuai nilai standar pada JIS K 1571-2004 yaitu nilai kehilangan berat contoh uji kayu kontrol harus lebih besar dari 15. Berdasarkan hasil pengujian, nilai rata-rata kehilangan berat contoh uji glulam rasamala tipe A lebih besar dibandingkan glulam rasamala tipe B, yaitu 2,8 untuk penurunan berat glulam rasamala tipe B dan 2,4 untuk penurunan berat glulam rasamala tipe B. Penurunan berat pada glulam mahoni tipe A yaitu sebesar 5,57 dan untuk glulam mahoni tipe B yaitu 4,28, hal tersebut sesuai dengan Gambar 7. Nilai penurunan berat untuk glulam mindi merupakan nilai penurunan berat yang paling tinggi dari ketiga jenis glulam yang diujikan, yaitu 12,39 untuk penurunan berat glulam mindi tipe A dan 8,22 untuk penurunan berat glulam mindi tipe B. Dari ketiga jenis glulam yang diujikan, glulam rasamala merupakan glulam yang paling awet, kemudian glulam mahoni dan glulam mindi yang memiliki ketahanan yang sangat buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kayu mempengaruhi perbedaan nilai kehilangan berat kayu akibat adanya variasi aktivitas makan rayap. Hal ini diduga karena terdapat karakteristik sifat dari setiap jenis kayu yang berbeda satu sama lain sehingga mempengaruhi terhadap perilaku rayap pada kayu. Menurut Supriana 1983 satu jenis kayu mungkin sangat peka terhadap satu jenis rayap dan menimbulkan respon relatif kuat dibandingkan dengan jenis kayu lainnya karena adanya karekteristik sifat anatomi, fisik dan kimia kayu. Makin tinggi kekerasan sisi kayu, aktivitas makan rayap berkurang. Sebaliknya kerapatan, kadar abu, dan kadar lignin tidak berhubungan dengan aktivitas makan rayap. Keawetan kayu sangat dipengaruhi pula oleh kandungan senyawa ektraktif didalamnya yang memiliki sifat sebagai fungisida atau termitisida alami. Umumnya semakin tinggi kandungan ekstraktif dalam kayu, maka keawetan alami kayu cenderung meningkat Wistara 2002. Keterangan: K= Kontrol, A= Tipe Garis Rekat A, B= Tipe GarisRekat B 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 27.00 Sengon Rasamala Mahoni Mindi K K K A A A B B B Kehilangan Berat Jenis Kayu Gambar 7 Histogram Penurunan Berat Glulam Tipe A dan Tipe B. Hasil analisis ragam terhadap nilai kehilangan berat contoh uji kayu dengan faktor jenis glulam dan tipe garis rekat menunjukkan bahwa hubungan antara variabel tersebut nyata. Hal ini berarti jenis glulam dan tipe garis rekat berpengaruh nyata terhadap kehilangan berat contoh uji semua glulam. Hal ini diduga terjadi karena jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku glulam mempunyai tingkat keawetan yang berbeda-beda sehingga kehilangan beratnya pun berbeda nyata. Selain karena pengaruh jenis kayu yang digunakan, tipe garis rekat pada glulam pun berpengaruh nyata, hal tersebut di duga karena pada tipe garis rekat A lebih banyak area yang bisa di konsumsi oleh rayap dibandingkan dengan tipe garis rekat B sehingga berpengaruh nyata pula terhadap penurunan kehilangan berat glulam. Hasil dari penurunan kehilangan berat rata-rata kontrol kayu rasamala yaitu 3,13, untuk rata-rata kehilangan berat kontrol kayu mahoni adalah 7,41 dan untuk penurunan kehilangan berat kontrol kayu mindi sebesar 14,29. Perbandingan kehilangan berat antara kayu solid dan glulam dari ketiga jenis kayu yang diumpankan terhadap rayap terlihat bahwa kayu solid dari ketiga jenis yaitu rasamala, mahoni, dan mindi lebih banyak kehilangan berat dibandingkan dengan kehilangan berat glulam. Hal tersebut diduga karena pada glulam terdapat zat tambahan yaitu perekat isosianat yang tidak disukai rayap, sehingga mempengaruhi pada aktivitas makan rayap yang berakibat pada penurunan kehilangan berat yang sedikit. Berdasarkan hasil uji beda nilai tengah uji-t terhadap nilai kehilangan berat contoh uji glulam dan kontrol dari masing-masing jenis kayu diketahui bahwa persen kehilangan berat glulam dan kontrol dari jenis rasamala, mahoni dan mindi tidak berbeda nyata. Hal tersebut memiliki arti bahwa perubahan kayu menjadi produk glulam dari jenis rasamala, mahoni dan mindi tidak terlalu berpengaruh pada keawetannya terhadap serangan rayap tanah. Apabila hasil dari perolehan pemurunan berat glulam-glulam yang diujikan tersebut dibandingkan, maka didapatkan hasil bahwa glulam rasamala sangat tahan terhadap serangan rayap, baik glulam tipe A maupun glulam tipe B. Glulam mahoni termasuk pada klasifikasi tahan terhadap serangan rayap pada kedua tipe glulam, sementara itu untuk glulam mindi tipe A termasuk pada kelas buruk dan glulam tipe B termasuk kelas sedang. Penggolongan kelas didasarkan pada klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah berdasarkan penurunan berat seperti terdapat pada Tabel 1. Kelas Ketahanan Penurunan Berat I Sangat Tahan 3,52 II Tahan 3,52-7,50 III Sedang 7,30-10,96 IV Buruk 10,96-18,94 V Sangat Buruk 18,94-31,89 Sumber : Supriana1983 Tabel 1 Klasifikasi Ketahanan Kayu Terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Penurunan Berat.

4.2 Mortalitas Rayap Tanah Pekerja