24
Tabel 5. Komposisi penggunaan lahan dalam radius 100 m dari sungai di tiap lokasi
pengambilan contoh air.
Sumber :
Hasil analisis penggunaan lahan DAS Cisadane, Google Earth 2012
diolah.
4.2.
Kualitas Air
Pengamatan kualitas air dilakukan dengan cara menganalisis sifat fisika dan kimia air.
4.2.1. Parameter Fisika Suhu.
Suhu air Sungai Cisadane berkisar 23.5-27 C Gambar 5. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa secara umum suhu air sungai di bagian hulu saat tidak ada hujan debit rendah dan sesaat sesudah hujan debit tinggi relatif lebih
rendah dibandingkan dengan daerah tengah-hilir. Hal ini karena daerah hulu merupakan daerah yang tinggi, sehingga memiliki tekanan udara yang rendah
akibatnya suhu udara maupun suhu air cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah hilir yang memiliki tekanan udara lebih tinggi. Selain itu, penggunaan lahan di
daerah hulu cenderung di dominasi vegetasi yang bertajuk tinggi, sehingga radiasi matahari tidak sepenuhnya langsung mengenai permukaan badan air karena tertahan
oleh tajuk yang berfungsi sebagai canopy penutupan oleh vegetasi, akibatnya suhu udara dan air di sekitar lokasi pengamatan relatif rendah. Fungsi lain dari banyaknya
vegetasi adalah radiasi panas yang dihasilkan oleh matahari diserap untuk pertumbuhan tanaman dan juga untuk proses transpirasi pelepasan molekul air
tanaman ke atmosfer. Proses tersebut menyebabkan suhu udara lebih rendah karena energi matahari yang dapat berfungsi untuk meningkatkan suhu udara lebih banyak
Lokasi Pemukiman
Vegetasi Lainnya
Total
Srogol 5
90 5
100 Cibalung
11.6 76.6
11.8 100
Pamoyanan 33.3
46.6 20.1
100 Mulyaharja
30 56.6
13.4 100
Empang 90
2 8
100
25
digunakan untuk proses transpirasi dan evaporasi penguapan air dari tanah dan badan air; danau, sungai dll maupun fotosintesis tanaman.
Gambar 5 . Nilai suhu pada lima lokasi di Sungai Cisadane, Bogor.
Sebagaimana yang dikatakan Barus 2001, pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas
antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis, dan juga faktor canopy dari pepohonan yang tumbuh di tepi sungai.
Berdasarkan waktu pengamatan saat tidak hujan, suhu air Sungai Cisadane relatif lebih besar dibandingkan dengan suhu air sesaat sesudah hujan. Besarnya suhu
air pada pengamatan sebelum hujan dapat terjadi karena saat pengambilan contoh air dilakukan ketika intensitas matahari optimal, sehingga suhu udara menjadi tinggi.
Akibatnya pertukaran panas antara udara dan air di sekelilingnya menjadi meningkat.
Total Padatan Tersuspensi Total Suspended Solid TSS
.
Hasil pengukuran konsentrasi TSS ditunjukkan pada Gambar 6. Secara umum hasil TSS
dari hulu ke hilir tidak menunjukkan adanya kecenderungan tertentu. Hasil pengamatan saat tidak ada hujan debit rendah menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan konsentrasi dari hulu ke hilir yaitu berkisar 220-340 mgl. Nilai konsentrasi TSS tertinggi terdapat di Desa Mulyaharja sebesar 340 mgl yang terletak
di hilir. Hal ini terjadi karena daerah hilir mendapat masukan limbah alami dan
25,0 27,0
26,5 26,1
26,0 23,5
24,0 24,8
25,0 25,8
0,0 10,0
20,0 30,0
Srogol Cibalung
Pamoyanan Mulyaharja Empang
Sebelum hujan Sesudah hujan
Hulu Hilir
Su hu
˚ C
26
buatan yang berasal dari daerah sekitar maupun dari aliran sungai sebelumnya yang berasal dari hulu. Bagian hilir didominasi pemukiman penduduk dengan populasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian hulu sungai. Umumnya masyarakatpenduduk membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke
badan sungai, limbah tersebut akan mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme sehingga menghasilkan padatan yang terlarut atau tersuspensikan.
Akibatnya kandungan padatan tersebut mengalami peningkatan yang dapat meningkatkan pengukuran kandungan padatan tersuspensi di badan sungai. Besarnya
kandungan tersuspensi di badan sungai dapat mempengaruhi ekosistem perairan, terutama berkaitan dengan proses fotosintesis. Menurut Fardiaz 1992, padatan
tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air, sehingga mempengaruhi asupan oksigen melalui proses fotosintesis dan meningkatnya
kekeruhan air.
Gambar 6 . Nilai TSS pada lima lokasi di Sungai Cisadane, Bogor.
Hasil pengamatan sesaat sesudah hujan debit tinggi menunjukkan kandungan TSS yang berfluktuasi dan tidak menunjukkan pola tertentu. Namun
tampak bahwa kandungan TSS tertinggi berada di bagian hulu Srogol. Desa Srogol memiliki asosiasi jenis tanah Typic Hapludands-Typic Tropopsamments, jenis tanah
ini memiliki ciri struktur lemah, gembur dan berfragmen kasar pasir,kerikil dan
220 290
310 340
220 320
260 280
160 260
200 400
Srogol Cibalung Pamoyanan Mulyaharja
Empang Sebelum hujan
Sesudah hujan T
S S
m g
L
Hulu Hilir
27
batu. Kriteria tanah tersebut berpeluang menyebabkan erosi semakin besar apabila terjadi hujan. Tingginya kandungan TSS di daerah hulu disinyalir karena adanya erosi
yang berasal dari hulu. Erosi di lokasi pengamatan dapat disebabkan oleh adanya pukulan air hujan yang langsung mengenai permukaan tanah, sehingga partikel tanah
yang tererosi ditransportasikan oleh air melalui run-off dan masuk ke badan air. Akibatnya kandungan padatan terlaruttersuspensi di bagian hulu relatif tinggi
dibandingkan daerah tengah-hilir.
4.2.2. Parameter Kimia pH.