Seleksi induk ikan Sumatra Persiapan perlakuan Perlakuan kombinasi campuran tiga bahan Aromatase inibitor, anti- dopamin, dan ovaprim

over night semalaman. Setelah itu larutan tersebut disentrifuse dengan kecepatan 5000 rpm untuk memisahkan carier dengan bahan aktif Anti-dopamin yang terlarut. Setelah disentrifuse maka akan terbentuk pellet dan supernatan, supernatan diambil menggunakan micropipet 20-1000 ยต l dengan tip. Pembuatan Spawnprime B sebanyak 3 buah dan 3 buah kontrol sesuai dengan rancangan perlakuan. Perlakuan terdiri dari perlakuan : Spawnprime B.I 50 Ovaprim; 25 AI; 25 AD, Spawnprime B.II 25 Ovaprim; 50 AI; 25 AD, dan Spawnprime B.III 25 Ovaprim; 25 AI; 50 AD. Kontrol tidak dilakukan kombinasi terdiri dari Ovaprim, Aromatase Inhibitor AI 100 ppm dan Anti- dopamin 10 mgml. Larutan Spawnprime B dan kontrol disimpan dalam botol gelap dan kedap kemudian ditaruh dalam refrigerator.

3.3.4 Seleksi induk ikan Sumatra

Setelah induk terlihat siap untuk dipijahkan yakni terlihat dari warna tubuh yang relatif lebih pucat dan bentuk perut induk betina yang menggembung mulai dari pangkal sirip pektoral hingga urogenital maka dilakukan seleksi induk matang gonad. Pengamatan induk matang gonad meliputi warna dan bentuk perut yang menggembung berisi telur kemudian di daerah urogenital terdapat zona transparan sehingga terlihat beberapa butir telur berwarna putih kekuningan yang mengindikasikan bahwa induk siap dipijahkan serta dilakukan stripping untuk mengecek kemungkinan telur sudah mengalami ovulasi. Induk yang siap dipijahkan relatif tidak agresif bela dibandingkan dengan induk yang belum siap dipijahkan. Induk yang telah diseleksi dipisahkan pada akuarium lain yang telah disiapkan dan dipelihara seperti biasa sedangkan sisanya dikembalikan ke akuarium pemeliharaan induk. Induk dipuasakan diberok sehari sebelum perlakuan untuk mengecek kemungkinan menggembungnya perut bukan disebabkan berisi telur melainkan feces serta untuk membuang feces yang masih berada dalam saluran pencernaan.

3.3.5 Persiapan perlakuan

Persiapan perlakuan meliputi pengisian air pada akuarium perlakuan dan inkubasi induk, pemasangan sistem aerasi, pemberian shelter berupa tanaman air Ki Ambang Pistia sp secukupnya serta pengecekan seluruh peralatan yang dibutuhkan pada saat perlakuan.

3.3.6 Perlakuan kombinasi campuran tiga bahan Aromatase inibitor, anti- dopamin, dan ovaprim

Perlakuan ini dilakukan pada malam hari yaitu pada pukul. 22.00 WIB hingga induk ovulasi. Perlakuan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Pengecekan ovulasi telur Pengecekan telur bertujuan untuk memastikan belum terjadi ovulasi pada induk sumatra betina yang akan diberikan perlakuan dengan cara mengurut perut dari arah depan anterior ke arah belakang posterior menggunakan jari. 2. Pengukuran panjang dan bobot ikan Pengukuran panjang dan bubut bertujuan untuk menentukan fekunditas, Tingkat Ovolasi ovulation Rate serta menghitung volume bahan larutan yang akan disuntikan. 3. Penghitungan vulume suntik Volume suntik dihitung berdasarkan bobot induk sumatra yang akan diberikan perlakuan. 4. Peminsanan induk betina ikan sumatra Pemingsanan ikan menggunakan bahan pembius dengan merk MS-222 dengan konsentrasi 100 ppm. Setelah ikan ditimbang dan larutan siap untuk disuntikan maka dilakukan pemingsanan dengan cara merendam ikan dalam MS- 222 dengan konsentrasi 100 ppm hingga ikan pingsan. 5. Penyuntikan Penyuntikan dilakukan secara hati-hati secara intra-muscular sambil diurut secara perlahan hingga seluruh larutan masuk ke dalam tubuh ikan. 6. Inkubasi induk Induk betina Sumatra yang telah disuntik ditempatkan pada akuarium inkubasi secara hati-hati. 7. Pengecekan Ovulasi telur Ikan yang telah mendapat perlakuan dilakukan pengecekan ovulasi dengan cara stripping. Stripping dilakukan 8 jam setelah penyuntikan. Bila belum terjadi ovulasi maka stripping dilakukan selang waktu 3 jam. Pengecekan ovulasi dengan cara stripping dilakukan selama 24 jam setelah penyuntikan. 8. Pengamatan dan penghitungan telur ikan sumatra Pengamatan telur meliputi pengukuran diameter telur dan pengamatan pergeseran posisi inti telur serta penghitungan jumlah telur yang telah mengalami ovulasi.

3.4 Parameter yang Diamati