IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Keberhasilan pemijahan dan lama waktu ovulasi dari perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat keberhasilan pemijahan dan lama waktu ovulasi ikan sumatra Puntius tetrazona pada temperatur 27 °C
Perlakuan O:AI:AD
Keberhasilan Persentase
keberhasilan Lama waktu
ovulasi dalam 24 jam jam
Rata-rata lama waktu ovulasi
jam Spawnprime B.I
50:25:25 1 = Berhasil
100 14
11,7 ± 2,08
c
2 = Berhasil 10
3 = Berhasil 11
Spawnprime B.II 25:50:25
1 = Berhasil 100
11 14 ± 3,00
c
2 = Berhasil 14
3 = Berhasil 17
Spawnprime B.III 25:25:50
1 = Berhasil 100
14 13 ± 1,73
c
2 = Berhasil 11
3 = Berhasil 14
Kontrol AI 0:100:0
1 = Berhasil 100
14 14,3 ± 0,58
c
2 = Berhasil 15
3 = Berhasil 14
Kontrol Ovaprim 100:0:0
1 = Berhasil 100
8 8 ± 0,00
b
2 = Berhasil 8
3 = Berhasil 8
Kontrol AD 0:0:100
1 = Tidak Berhasil -
-
a
2 = Tidak Berhasil -
3 = Tidak Berhasil -
Keterangan : - : Tidak ovulasi dalam selang waktu 24 jam Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Gambar 3. Grafik keberhasilan pemijahan ikan sumatra Puntius tetrazona Dari Tabel 1 dan Gambar 3, dapat dilihat bahwa tingkat keberhasilan
pemijahan ikan sumatra pada Spawnprime B.I, B.II, B.III, perlakuan AI dan
b b
b b
b a
Ovaprim tidak memberikan perbedaan yang nyata yaitu sebesar 100 namun tingkat kekerhasilan pemijahan ikan sumatra pada perlakuan AD sebesar 0
tidak memijah
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Gambar 4. Grafik lama waktu ovulasi ikan sumatra Puntius tetrazona Dari Gambar 4 di atas terlihat bahwa lama waktu ovulasi ikan sumatra
berbeda pada tiap-tiap perlakuan. Perlakuan ovaprim memiliki memiliki waktu ovulasi tercepat dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 8 jam p0,05.
Pada Spawnprime B.I, B.II, B.III dan AI memiliki lama waktu ovulasi yang sama p0,05. Sedangkan perlakuan AD tidak mengalami ovulasi dalam 24 jam.
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Gambar 5. Grafik telur diovulasikan pada ikan sumatra Puntius tetrazona Gambar 5 menunjukkan rata-rata telur yang diovulasikan per ekor induk
sumatra betina pada tiap-tiap perlakuan. Jumlah telur yag diovulasikan pada
8±0,0 14,3±0,3
13±1,0 14±1,7
11,7±1,2
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0 14,0
16,0 18,0
B.I B.II
B.III AI
O AD
Perlakuan
L am
a W akt
u O vul
as i
ja m
733±343,86 791±305,63
570±103,03 652±406,69
510±201,33
100 200
300 400
500 600
700 800
900
B.I B.II
B.III AI
O AD
Perlakuan
Jum la
h T el
ur O
vul as
i but
ir
b c
c c
c a
b a
b b
b b
Spawnprime B.I – B.II, ovaprim dan AI tidak berbeda p0,05. Sedangkan pada
perlakuan AD tidak terjadi ovulasi dalam 24 jam.
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Gambar 6. Grafik tingkat ovulasi Ovulation Rate [OR] Dari Gambar 6, terlihat bahwa Ovulation rate tingkat ovulasi telur pada
pemijahan ikan sumatra pada setiap perlakuan berkisar antara 17,28 - 24,84 . Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antar perlakuan B.I, B.II,
B.III, AI dan ovaprim. Namun semua perlakuan tersebut berbeda nyata denan AD p0,05.
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05
Gambar 7. Grafik diameter telur ikan sumatra Puntius tetrazona
0.00 17,28±6,83
22,10±13,79 19,32±3,49
26,82±10,36 24,84±11,7
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
B.I B.II
B.III AI
O AD
Perlakuan
T ingk
at O
vul as
i
1,10±0,06 1,05±0,01 1,07±0,04
1,10±0,09 1,08±0,05 0,96
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
B.I B.II
B.III O
AI AD
Awal Perlakuan
R at
a- ra
ta D
ia m
et er
T el
ur m
m
b a
b b
b b
b a
b b
b b
Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa diameter telur ikan sumatra sama antar perlakuan B.I, B.II, B.III, ovaprim dan AI. Namun semua perlakuan tersebut
berbeda terhadap perlakuan AD p0,05. Spawnprime B.I, B.II, B.III dan perlakuan AI memiliki diameter telur terbesar yaitu sebesar 1,10 mm. Diameter
telur ovaprim, B.III, dan B.II berturut-turut yaitu 1,08 mm, 1,07 mm, dan 1,05 mm.
Gambar 8. Lama menetas telur ikan sumatra Puntius tetrazona Tabel 2. Parameter tambahan FR, HR, dan SR pada pemijahan buatan
ikan sumatra Puntius tetrazona pada temperatur 27 °C
Perlakuan B.I
B.II B.III
O AI
AD
Bobot gram
5,83 5,64
3,27 4,07
3,7
Panjang cm
4,9 4,5
4,1 4,5
4,2
Vol.suntik ml
0,0583 0,0564
0,0327 0,0407
0,037
Waktu ovulasi jam
8 8
8 13
8
Tingkat Ovulasi
42,82 35,22
5,98 67,01
34,27
FR
90,29 70,63
93,02 84,54
94,80
HR
90,32 90,32
83,75 44,51
94,94
SR
2
100 97.75
100 100
100
Dari Gambar 8 dan Tabel 2 menunjukan bahwa terjadi perbadaan lama waktu menetas telur ikan sumatra antar perlakuan B.I, B.II, B.III dengan
perlakuan Ovaprim, AI dan AD. Lama waktu menetas paling cepat terdapat pada Spawnprime B.I yaitu sebesar 22,22 jam dibandingkan bengan Spawnprime B.III,
B.II, ovaprim, dan perlakuan AI semakin menurun dengan lama waktu menetas berturut-turut yaitu 22,77, 22,87, 23,32, dan 25,60 jam.
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00
1 S el
2 S el
4 S el
8 S el
16 Se l
32 Se l
M or
ul la
B la
st ul
a G
as trul
la N
ot oc
hor d
B int
ik M at
a M
ene ta
s
Stadia telur Wak
tu j
am Ova
AI AD
I II
III
Gambar 9. Hubungan bobot tubuh - telur ovulasi ikan sumatra Puntius tetrazona Gambar 9 menunjukkan hubungan antara bobot tubuh ikan sumatra
dengan fekunditas. Persamaan y = 131,14x + 184,07 dengan R
2
= 0,2407 menunjukan bahwa semakin besar bobot tubuh ikan sumatra maka telur yang
diovulasikan akan semakin besar pula.
4.2 Pembahasan