KOTA BANJARBARU TAHUN 2016-2035
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA Keberadaan telepon membuat jarak bukan menjadi kendala untuk
berkomunikasi. Adapun penggunaan telepon rumah saat ini kian menurun, namun perannya digantikan oleh telepon seluler. Apalagi sekarang banyak
sekali di pasaran beredar handphone dengan harga yang relatif terjangkau dan operator telekomunikasi pun masing-masing bersaing dengan biaya percakapan
dan paket data yang semakin murah. Tabel 2.15 menunjukkan persentase kepemilikan Telepon Seluler Di Kalimantan Selatan Pada Tahun 2013.
Tabel 2.15 Persentase Kepemilikan Telepon Seluler Tahun 2013 N
o KabupatenKota
Menguasai Tidak Menguasai
Total
1 Tanah Laut
93,44 6,56
100 2
Kotabaru 92,21
7,79 100
3 Banjar
92,51 7,49
100 4
Barito Kuala 87,97
12,03 100
5 Tapin
91,19 8,81
100 6
Hulu Sungai Selatan 84,27
15,73 100
7 Hulu Sungai Tengah
76,90 23,10
100 8
Hulu Sungai Utara 89,00
11,00 100
9 Tabalong
93,58 6,42
100 10 Tanah Bumbu
95,98 4,02
100 11 Balangan
87,92 12,08
100 12 Kota Banjarmasin
97,09 2,91
100 13 Kota Banjarbaru
98,49 1,51
100 Kalimantan Selatan
91,73 8,27
100 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan 2014, data diolah
Di Kota Banjarbaru sudah lebih dari 90 persen rumah tangga menggunakan telepon seluler. Secara internal kabupatenkota, Kota Banjarbaru merupakan wilayah
dengan persentase rumah tangga terkecil yang tidak pernah menggunakan telepon seluler dibanding kabupaten lain. Hal ini dapat dipahami karena kultur perkotaan
dengan kemudahan akses informasi sangat memungkinkan penduduknya untuk lebih banyak memanfaatkan telepon seluler ini.
2.5 Kondisi Industri Secara Umum
2.5.1 Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri
Sektor industri pengolahan pada PDRB Kalimantan Selatan tahun 2015 adalah sebesar Rp 384.323 juta rupiah memiliki share kontribusi sebesar 3,35 persen dari
total PDRB dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 3,93 persen selama tahun 2010-2015.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan selama 5 tahun terakhir 2008-2013 jumlah unit usaha meningkat
dari 52.156 menjadi 66.544 buah dengan peningkatan rata-rata per tahun sebesar 4,99 persen. Demikian juga dengan penyerapan tenaga kerja industri, jumlah investasi, dan
II - 15 | L a p o r a n F a k t a d a n A n a l i s a
KOTA BANJARBARU TAHUN 2016-2035
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA jumlah produksi pada usaha industri mengalami peningkatan masing-masing sebesar
5,67 persen, 22,97 persen, dan 46,68 persen. Peningkatan jumlah investasi dan jumlah produksi sangat signifikan.
Komoditas utama perdagangan di Kalimantan Selatan adalah Batubara, oleh karenanya batubara berperan besar dalam mendorong peningkatan perekonomian.
Berdasarkan data BPS, produksi batubara pada tahun 2013 mencapai 163 juta ton. Kabupaten TabalongBalangan mempunyai produksi paling besar dibandingkan
kabupaten lainnya. Terdapat delapan kabupaten yang sudah melakukan eksploitasi batubara. Selain itu bahan tambang lainnya yang juga diproduksi di Kalimantan Selatan
adalah biji besi.
Tabel 2.16 Pertumbuhan Industri Provinsi Kalimantan Selatan 2008-2013
Sumber: Kalimantan Selatan Dalam Angka, BPS Secara rata-rata dalam periode 2010-2014 sektor industri pengolahan tanpa
migas menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sekitar 5.08.
Gambar 2.4. Grafik Perkembangan Pertumbuhan PDRB Sektor Industri Nonmigas Tahun 2010-2014
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00
Pertumbuhan PDRB Sektor Industri Non-
Migas
Sektor industri pengolahan tanpa migas memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010-2014 secara berturut-
turut sebesar 13,72; 13,06;13,12; 12,92; dan 13,15. Kontribusi sektor industri tanpa migas mengalami penurunan dikarenakan dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir industri di Provinsi Kalimantan Selatan bertumpu pada industri pertambangan dan penggalian yang sejak tahun 2011 harga komoditas pertambangan khususnya
II - 16 | L a p o r a n F a k t a d a n A n a l i s a
KOTA BANJARBARU TAHUN 2016-2035
LAPORAN FAKTA DAN ANALISA batubara mengalami penurunan mengingat lesunya permintaan dari Negara importer
utama seperti China dan India akibat dari melemahnya ekonomi global.
Gambar 2.5. Grafik Kontribusi Sektor Industri Nonmigas terhadap PDRB Tahun 2014
Des-2010Des-2011Des-2012Des-2013Des-2014 12.40
12.60 12.80
13.00 13.20
13.40 13.60
13.80
Kontribusi PDRB Sektor Industri Non-Migas
Sektor industri tanpa migas di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2014 didominasi oleh industri Makanan, Minuman dan Tembakau, disusul dengan industri
Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet dan industri Semen dan Barang Galian bukan Logam berturut-turut masing-masing 62,16, 15,94 dan 9,32.
Tabel 2.17 Kontribusi Masing-Masing Cabang Industri dalam Pembentukan PDRB Sektor Industri Tanpa Migas Tahun 2014
No. Kelompok Industri
Nilai Tambah Rp Persentase
1 Makanan, Minuman dan Tembakau
7.273,7 62,16
2 Tekstil, BarangKulit dan Alas kaki
85,2 0,73
3 Barang. kayu dan Hasil hutan lainnya.
1.065,2 9,10
4 Kertas dan Barang cetakan
93,4 0,80
5 Pupuk, Kimia dan Barang dari karet
1.865 15,94
6 Semen danBarang Galian bukan logam
1.091 9,32
7 Logam Dasar Besi dan Baja
59,5 0,51
8 Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya
118,1 1,01
9 Barang lainnya
51,3 0,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan 2015
2.5.2 Jumlah Unit Usaha Industri