Etiologi Tanda dan gejala

Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milyar neuron. Berikut ini ada beberapa bagian dari otak yang perlu diperhatikan : 1. Otak kanan dari otak besar memiliki kemampuan intuitif, imajinasi suka menghayal 2. Otak Kecil menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya 3. Otak tengah berperan untuk meningkatkan kemampuan mengasihi orang lain. 4. Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.

C. Etiologi

Peningkatan jumlah penderita autisme yang tajam menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai penyebab gangguan tersebut. Hingga saat ini ada beberapa penyebab autisme yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu Kaplan dan Sadock, 2014 : 2 1. Faktor Psikogenik Ketika autisme pertama kali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner, autisme diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah. Kasus-kasus perdana banyak ditemukan pada keluarga kelas menengah dan berpendidikan yang orangtuanya bersikap dingin dan kaku pada anak. Kanner beranggapan sikap keluarga tersebut kurang memberikan stimulasi bagi perkembangan komunikasi anak yang akhirnya menghambat perkembangan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak. 2. Faktor Biologis dan Lingkungan Seperti gangguan perkembangan lainnya, autisme dipandang sebagai gangguan yang memiliki banyak sebab dan antara satu kasus dengan kasus lainnya penyebabnya bisa tidak sama. Penelitian tentang faktor organik menunjukkan adanya kelainanketerlambatan dalam tahap perkembangan anak autis sehingga autisme kemudian digolongan sebagai gangguan dalam perkembangan developmental disorder yang mendasari pengklasifikasian dan diagnosis dalam DSM IV. 3. Faktor Genetik Pada beberapa survei, antara 2-4 saudara kandung anak autistik juga mengalami gangguan autistik. Laporan klinis mengesankan bahwa pada keluarga yang memiliki anggota autistik, anggota non autistiknya mempunyai kejadian yang lebih tinggi. 4. Faktor Imunologis Beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan imunologis dapat turut berperan dalam gangguan autistik. Limfosit beberapa anak autistik bereaksi dengan antibodi maternal, suatu fakta yang meningkatkan kemungkinan jaringan saraf embrionik atau ekstraembrionik rusak selama gestasi. 5. Faktor Perinatal Perdarahan ibu setelah trimester pertama dan mekonium di dalam cairan amnion dilaporkan lebih sering di dalam riwayat anak dengan gangguan autistik dibandingkan populasi umum.

D. Tanda dan gejala

1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal Meliputi kemampuan berbahasa dan mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. 2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial 3 Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. 3. Gangguan dalam bermain Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misal menderetkan sabun menjadi satu deretan panjang. 4. Gangguan perilaku Dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. 5. Gangguan perasaan dan emosi Dapat dilihat dari perilaku tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. 6. Gangguan dalam persepsi sensori Meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa lidah dari mulai ringan sampai berat. 7. Intelegensi Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara fungsional.

E. Patofisiologi