Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. 3. Gangguan dalam bermain
Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misal menderetkan sabun menjadi satu deretan panjang.
4. Gangguan perilaku Dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus
menempatkan barang tertentu pada tempatnya. 5. Gangguan perasaan dan emosi
Dapat dilihat dari perilaku tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata.
6. Gangguan dalam persepsi sensori Meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya penglihatan, pendengaran, sentuhan,
penciuman, dan rasa lidah dari mulai ringan sampai berat. 7. Intelegensi
Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secara fungsional.
E. Patofisiologi
Sel saraf otak neuron terdiri dari badan sel dan serabut untuk mengalirkan implus listrik akson serta serabut untuk menerima impluslistrik dendrite. Sel
saraf terdapat pada lapisan luar otak yang berwarna kelabu korteks. Akson di bungkus selaput bernama myelin terletak dibagian otak berwarna putih. Sel saraf
berhubungan satu sama lain lewat sinaps. Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada
trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan akson, dendrite dan sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.
Setelah anak lahir, terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrite dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara
genetic melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brai growth factor dan proses belajar anak.
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas, pembentukan akson, dendrite dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak
yang digunakan dalam belajar menunjukan pertamabhan akson, dendrite dan sinaps, sedangkan bagian otak yang tak digunakan menunjukan kematian sel,
berkurangnya akson, dendrite dan sinaps.
4
Kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan gangguan proses-proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan
abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
F. Klasifikasi
1. Autisme persepsi : dianggap autisme yang asli kerana kelainan sudah timbul sebelum lahir. Ketidak mampuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan
reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga kemampuan anak bekerjasama dengan orang lain, sehinggaanak bersikap masa bodaoh.
2. Autisme reaksi : terjadi karena beberapa permasalahan yang di menimbulkan kecemasan seperti orang tua meninggal, sakit berat, pindah rumahsekolah dan
sebagainya. Autisme ini akan memuncukan gerakan-gerakan tertentu berulang – ulang, kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala ini muncul pada usia lebih
besar enam sampai tujuh tahun sebelum anak memasuki tahapan berfikir logis. 3. Autisme yang timbul kemudian : terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan
kelainan jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit dalam hal pemberian pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah
perilakunya yang sudah melekat.
G. Pemeriksaan penunjang