Analisis Kadar Lemak AOAC 2007

64 105 C selama 5 jam.Labu lemak kemudian didinginkan dalam desikator selama 20-30 menit dan ditimbang. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus:

4. Analisis Kadar Protein AOAC 2007

Analisis kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl mikro. Sampel sebanyak 0,1 gram dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml, kemudian ditambahkan K 2 SO 4 1,9 gram, HgO 40 mg, H 2 SO 4 2,5 ml serta beberapa tablet kjeldahl. Sampel dididihkan sampai berwarna jernih sekitar 1-1,5 jam; didinginkan dan dipindahkan ke alat destilasi. Lalu dibilas dengan air sebanyak 5- 6 kali dengan akuades 20 ml dan air bilasan tersebut juga dimasukkan di bawah kondensor dengan ujung kondensor terendam di dalamnya. Ke dalam tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 40 sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung kondensor ditampung dengan erlemmeyer 125 ml berisi larutan H 3 BO 3 dan 3 tetes indikator campuran metil merah 0,2 dalam alkohol dan metilen blue 0,2 dalam alkohol dengan perbandingan 2:1 yang ada di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh kira-kira 200 ml destilat yang bercampur dengan H 3 BO 3 dan indikator dalam Erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan menggunakan HCl ,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah. Hal yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Faktor konversi = 6,25

5. Analisis Kadar Karbohidrat

Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak, sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. Hal Berat lemak g Lemak = x 100 Berat sampel g Berat Lemak = berat labu + lemak - berat labu ml HCl – blanko x N HCl x 14,007 Nitrogen = x 100 mg sampel Protein = N x Faktor konversi 65 ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Analisis karbohidrat dapat dihitung dengan menggunaka rumus:

6. Analisis Kadar Serat

Sampel digiling lalu diekstrak lemaknya dengan menggunakan heksana. Timbang 0,5 g sampel dan masukkan dalam erlemenyer, tambahkan 25 ml 0,1 M buffer natrium fosfat pH 6, aduk dan tambahkan 0,1 ml enzim termamyl. Tutup erlemenyer dengan aluminium foil dan inkubasi dalam penangas air pada suhu 100 o C selama 15 menit, biarkan dingin. Tambahkan 20 ml air destilata dan atur pH menjadi 1,5 menggunakan HCl dan 100 mg pepsin. Tutup Erlenmeyer dan inkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40 o C selama 60 menit. Tambahkan 20 ml air destilata dan atur pH menjadi 6,8 dengan menggunakan NaOH dan 100 mg pankreatin. Tutup Erlenmeyer dan inkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40 o C selama 60 menit. Atur pH menjadi 4,5 dengan menggunakan HCl, saring, dan cuci dengan 2 x 10 ml air destilata. Residu yang diperoleh dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 95 dan 2 x 10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105 o C hingga mencapai berat konstan. Timbang dan dinginkan dalam desikator D1. Abukan pada suhu 550 o C selama 5 jam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator I1. Filtrat yang diperoleh diatur volumenya hingga 100 ml dan tambahkan 400 ml etanol 95 pada suhu 60 o C. Biarkan mengendap selama 1 jam. Saring dan cuci dengan 2 x 10 ml etanol 78, 2 x 10 ml etanol 95, dan 2 x 10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105 o C selama semalam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator D2. Abukan pada suhu 550 o C selama 5 jam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator I2. Perhitungan: Serat makanan tidak larut IDF = Serat makanan larut SDF = Serat makanan total = IDF + SDF Kadar Karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein D1 – I1 – B1 x 100 W D2 – I1 – B2 x 100 W

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Kulit Batang Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap Karakteristik Niosom

8 62 113

Pengaruh Variasi Konsentrasi Surfaktan pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penjerapan Niosom yang Mengandung Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Nangka (Artocarpus Heterophyllus)

11 34 69

Mempelajari Pembuatan "Cider" Nangka (Artocarpus heterophyllus Lmk.)

0 4 104

Suplementasi Tepung Daging Bekicot (Achatina Fulica) Sebagai Sumber Protein Pada Pembuatan Mie Instan

0 2 17

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT TEMPE DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Yoghurt Tempe Dengan Penambahan Ekstrak Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) Dan Konsentrasi Starte

0 2 16

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT TEMPE DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Yoghurt Tempe Dengan Penambahan Ekstrak Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) Dan Konsentrasi Starte

0 4 12

PEMANFAATAN LIMBAH NANGKA ( BIJI: ARTOCARPUS HETE ROPHYLLUS, LMK DAN DAMI NANGKA ) UNTUK PEMBUATAN BERBAGAI JENIS PANGAN DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PENYEDIAAN PANGAN.

0 3 11

PENGARUH PENAMBAHAN SUSU SKIM DAN LAMA INKUBASI TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT JERAMI NANGKA (Artocarpus heterophyllus).

0 0 13

Pembuatan Yoghurt Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) I cover

0 0 1

PENGARUH SUBSTITUSI NANGKA MUDA (Artocarpus heterophyllus Lmk) TERHADAP KUALITAS ABON AMPAS TAHU

0 0 6