65 ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Analisis
karbohidrat dapat dihitung dengan menggunaka rumus:
6. Analisis Kadar Serat
Sampel digiling lalu diekstrak lemaknya dengan menggunakan heksana. Timbang 0,5 g sampel dan masukkan dalam erlemenyer, tambahkan 25 ml 0,1 M
buffer natrium fosfat pH 6, aduk dan tambahkan 0,1 ml enzim termamyl. Tutup erlemenyer dengan aluminium foil dan inkubasi dalam penangas air pada suhu
100
o
C selama 15 menit, biarkan dingin. Tambahkan 20 ml air destilata dan atur pH menjadi 1,5 menggunakan HCl dan 100 mg pepsin. Tutup Erlenmeyer dan
inkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40
o
C selama 60 menit. Tambahkan 20 ml air destilata dan atur pH menjadi 6,8 dengan menggunakan
NaOH dan 100 mg pankreatin. Tutup Erlenmeyer dan inkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40
o
C selama 60 menit. Atur pH menjadi 4,5 dengan menggunakan HCl, saring, dan cuci dengan 2 x 10 ml air destilata.
Residu yang diperoleh dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 95 dan 2 x 10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105
o
C hingga mencapai berat konstan. Timbang dan dinginkan dalam desikator D1. Abukan pada suhu 550
o
C selama 5 jam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator I1. Filtrat yang diperoleh diatur
volumenya hingga 100 ml dan tambahkan 400 ml etanol 95 pada suhu 60
o
C. Biarkan mengendap selama 1 jam. Saring dan cuci dengan 2 x 10 ml etanol
78, 2 x 10 ml etanol 95, dan 2 x 10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105
o
C selama semalam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator D2. Abukan
pada suhu 550
o
C selama 5 jam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator I2.
Perhitungan: Serat makanan tidak larut IDF =
Serat makanan larut SDF = Serat makanan total = IDF + SDF
Kadar Karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein
D1 – I1 – B1 x 100
W D2 – I1 – B2
x 100 W
66
Lampiran 5 Prosedur Analisis Karakterisitik oksidasi Abon Bekicot dan Jerami Nangka Formula Terpilih
1. Bilangan Peroksida AOAC 1995
Sebanyak 5 gram contoh dilarutkan ke dalam 30 ml larutan asam asetat glasial dan kloroform 3:2. Kemudian ditambahkan KI jenuh sambil diaduk. Lalu
aquades 30 ml dicampurkan. Titrasi dengan Na
2
S
3
O
3
0.1 N dengan 3 tetes indikator kanji.
Bilangan peroksida mg O100 gram contoh = Keterangan: S = ml titer untuk contoh
B = ml titer untuk blanko N = normalitas untuk Na
2
S
3
O
3
8 = setengah dari berat molekul oksigen G = berat contoh
2. Analisis Angka TBA Thiobarbituric Acid Value AOAC 1999
Analisis angka TBA dilakukan dengan menimbang labu ukur 25 ml dan contoh sebanyak 100 mg. Kemudian sampel ditambahkan dengan 1-butanol
sampai tanda tera. Larutan contoh diambil sebanyak 5 ml pereaksi TBA 200 mg TBA dalam 100 ml 1-butanol. Setelah tercampur, larutan dipanaskan hingga
suhu 95 C. Kemudian didinginkan dan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 530 nm. Standar yang digunakan adalah 1,1,3,3-tetrametoxy propane sebagai prekursor malonaldehid. Konsentrasi malonaldehid contoh dihitung
berdasarkan persamaan Wanasundra 1995 dalam Srimiati 2011
3. FFA AOAC 1995
Sebanyak 10 gram minyak ditambahkan 25 ml alkohol 95 netral erlenmeyer 200ml, panaskan di dalam penangas air selama 10 menit,
kemudian campuran tersebut ditetesi indikator PP sebanyak 2 tetes. Setelah itu campuran tersebut dikocok dan dititrasi dengan KOH 0.1 N hingga timbul warna
pink yang tidak hilang dalam 10 detik.
Keterangan: A = Jumlah titrasi KOH ml
A x N x M FFA =
10 G