5.16 Bioekologi Dan Etnobotani Pandan (Pandanaceae) Oleh Orang Rimba Di Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi

33 Tabel 16 Kelimpahan spesies pandan strata semai Spesies Kelimpahan indplot Kerapatan indha Benstonea kurzii 20 1428 Benstonea atrocarpa 10 714 Pandanus labyrinthicus 7 500 Pandanus furcatus 12 857 Pandanus immersus 11 785 Total 60 4284 Tabel 17 Kelimpahan spesies pandan strata pancang Spesies Kelimpahan indplot Kerapatan indha Benstonea kurzii 49 560 Benstonea atrocarpa 41 468 Pandanus labyrinthicus 32 365 Pandanus furcatus 26 297 Pandanus immersus 20 228 Total 168 1918 Berdasar olah data penelitian kelimpahan spesies pandan strata semai, spesies B. kurzii paling banyak ditemukan dengan kerapatan 1428 indha, sedang spesies P. labyrinthicus cenderung lebih sedikit dengan kerapatan 500 indha. Sementara kelimpahan spesies pandan strata pancang jenis B. kurzii juga banyak ditemukan, namun spesies P. immersus paling sedikit kelimpahannya. Kondisi di lapang menunjukkan pandan ini mendominasi strata semai dan pancang dengan jumlah populasi melimpah di daerah rawa dan tingkat kemasaman tanah yang tinggi. Kelimpahan P. labyrinthicus Tabel 16 dan P. immersus Tabel 17 cenderung sedikit, sehingga dikhawatirkan spesies tersebut akan punah di alam, sehingga berimplikasi terhadap kestabilan ekosistem hutan TNBD. Keberadaan pandan berperan penting guna menunjang perekonomian dan melestarikan kearifan budaya Orang Rimba dalam hal menentukan strategi konservasi pandan. Kelimpahan pandan diduga dipengaruhi faktor ketersediaan unsur hara, suhu, pH, salinitas, topografi, dan kerapatan tumbuhan itu sendiri, Odum 1993 menjelaskan bahwa kelimpahan relatif merupakan persentase jumlah individu suatu spesies terhadap jumlah total individu daerah tertentu. Pola Sebaran Pandan Pada strata semai dan pancang dijumpai 5 spesies pandan di TNBD, yaitu: B. kurzii, B. atrocarpa, P. labyrinthicus, P. furcatus, dan P. immersus. Berdasar perhitungan indeks dispersi ID Morisita diperoleh tipe sebaran kelima spesies pandan seperti tersaji pada Tabel 18. Berdasar perhitungan ID Tabel 18, terdapat dua spesies pandan dengan nilai lebih besar dari satu yaitu B. kurzii dan B. atrocarpa menyebar berkelompok. Sebagian besar lokasi penelitian merupakan hutan primer berkerapatan pohon cukup tinggi. Hasil analisis vegetasi strata semai menyatakan bahwa banyak jumlah spesies tumbuhan bawah mendominasi areal tersebut. Spesies pandan B. kurzii dan B. atrocarpa umum hidup pada habitat rawa dengan tanah berlumpur dan pH masam, kemudian spesies P. labyrinthicus, P. furcatus dan P. immersus tumbuh merata pada tanah gembur di daerah perbukitan 34 kawasan tersebut. Kemungkinan mengelompok dua spesies pandan karena termasuk ke dalam tumbuhan sedikit memerlukan cahaya, sehingga ditemukan di tempat ternaungi dan agak teduh. Pola distribusi erat hubungan dengan kondisi lingkungan. Organisme suatu tempat bersifat saling bergantung, sehingga tidak terikat berdasar kesempatan semata, dan bila terjadi gangguan organisme serta sebagian faktor lingkungan akan berpengaruh terhadap komunitas Barbour et al. 1987. Tabel 18 Sebaran pandan Pandanaceae di kawasan TNBD Spesies pandan � ̅ S 2 ID Tipe Sebaran B. kurzii 38.45 63.00 1.63 Mengelompok B. atrocarpa 32.14 40.39 1.25 Mengelompok P. furcatus 22.00 8.23 0.37 Merata P. labyrinthicus 27.00 14.70 0.54 Merata P. immersus 16.40 2.86 0.17 Merata Hasil penelitian di lapang menunjukkan beberapa spesies pandan menyebar berkelompok Tabel 18. Terlepas dari faktor lingkungan dan kompetisi, hasil tersebut relevan dengan kesimpulan Barbour et al. 1987 spesies tumbuhan rumpun cenderung memiliki pola distribusi mengelompok, sebab tumbuh bereproduksi dengan biji jatuh dekat induk atau dengan rimpang menghasilkan anakan vegetatif masih dekat induk. Pandan merupakan spesies tumbuhan berumpun, kelompok rumpun punya kecenderungan pola distribusi mengelompok lebih besar dibanding pola distribusi teratur dan acak Djufri 2002. Asosiasi Pandan di TNBD Asosiasi antar spesies merupakan pendekatan untuk melihat ada atau tidak asosiasi antara spesies pandan di TNBD dengan spesies lain. Dalam formulasi ini menggunakan hipotesis H tidak terdapat asosiasi dan H 1 terdapat asosiasi. Asosiasi beberapa spesies pandan dengan tumbuhan lain ditemukan setiap strata pertumbuhan. Hasil perhitungan dan pengujian X 2 tipe asosiasi interspesifik mencatat hanya satu spesies berasosiasi positif dengan satu jenis pandan seperti tersaji pada Tabel 19. Nilai koefisien positif Tabel 19 mengindikasikan meski tidak ada hubungan nyata antara satu spesies pohon dominan tersebut dengan beberapa spesies pandan, tapi masih bisa hidup bersama dan tidak saling mengganggu satu dengan lainnya. Sesuai pendapat Mueller-Dombois Ellenberg 1974, bahwa selain pengaruh interaksi suatu komunitas, tiap tumbuhan saling memberi tempat hidup dalam suatu area dan habitat yang sama. Tabel 19 Hasil perhitungan asosiasi spesies pandan dengan tumbuhan lain Spesies pandan yang berasosiasi X 2 tabel 5 X 2 hitung Tipe Asosiasi Ea Indeks Asosiasi Oi Benstonea kurzii dengan Litsea sp1 3.84 7.87 + 2.00 0.59 Keterangan: +: asosiasi positif, : Berbeda nyata pada taraf uji 5. 35 Pasangan spesies tidak selalu menghasilkan hubungan positif. Spesies tumbuhan yang memiliki frekuensi kehadiran tinggi dan dominan, tidak selalu memberi nilai asosiasi positif tinggi dengan spesies lain. Selanjutnya spesies yang memiliki frekuensi kehadiran rendah tidak selalu memberi asosiasi negatif dengan spesies lain. Hasil perhitungan asosiasi spesies pandan dengan tumbuhan lain Tabel 19 diketahui hanya Benstonea kurzii yang berasosiasi positif dengan Medang Litsea sp1. Penentuan asosiasi dengan tabel kontingensi dilanjut uji nilai indeks asosiasi, sehingga diketahui apakah asosiasi positif pada matriks juga menunjukkan nilai indeks asosiasi tinggi. Demikian sebaliknya untuk asosiasi negatif, hasil perhitungan indeks asosiasi tentu memperkuat kesimpulan hasil perhitungan tabel kontingensi, bahwa umumnya spesies tumbuhan di TNBD menunjukkan toleransi hidup bersama pada area sama, atau ada hubungan timbal balik saling menguntungkan. Medang Litsea sp1 ditemukan melimpah dilapang dengan kerapatan 11.43 indha dan nilai INP sebesar 10.19. Diduga spesies Medang berasosiasi positif dengan pandan, meskipun tingkat asosiasi rendah. Asosiasi positif menunjukkan terdapat kondisi baik terhadap satu spesies atau kedua spesies tersebut. Dalam lingkungan hutan heterogen, asosiasi berasal dari suatu kesamaan adaptasi dan respon terhadap lingkungan beberapa spesies Kusmana 1997. Asosiasi negatif terjadi pada pasangan spesies lain, kehadiran bersama individu spesies berbeda bersifat indikatif dari pada interaksi bersifat menghancurkan atau merugikan satu atau dua spesies bersangkutan. Di dalam lingkungan heterogen asosiasi negatif mencerminkan adaptasi atau respon individu tumbuhan spesies berbeda terhadap faktor lingkungan Kusmana 1997. Hasil perhitungan indeks asosiasi memperkuat kesimpulan perhitungan tabel contingency 2x2, bahwa umumnya spesies penyusun komunitas vegetasi spesies pandan menunjukkan hubungan timbal balik saling menguntungkan dengan spesies lain walaupun tingkat asosiasi tidak terjadi pada setiap spesies tumbuhan lain. Diluar pengaruh interaksi suatu komunitas, setiap tumbuh saling memberi tempat hidup pada suatu area dan habitat sama. Integritas komunitas merupakan fenomena dibentuk dengan baik, ada toleransi kebersamaan, sehingga terbentuk derajat keterpaduan Mueller-Dombois Ellenberg 1974; Barbour et al. 1987. Karakteristik Habitat Pandan Eni et al. 2011 melaporkan bahwa vegetasi dan tanah saling berkaitan satu dengan lain. Vegetasi mendukung fungsi ekosistem skala spasial. Vegetasi sangat mempengaruhi karakter tanah termasuk volume tanah, kimia tanah maupun tekstur. Karakter tersebut memberikan timbal balik terhadap karakteristik kerapatan, potensi, serta keanekaragaman vegetasi seperti produktivitas, struktur, dan komposisi flora. Principal Component Analysis PCA merupakan salah satu teknik transformasi secara linier satu set peubah ke dalam peubah baru lebih sederhana dengan ukuran lebih kecil namun representatif Saefulhakim 2000. Dasar PCA berfungsi mereduksi variabel yang banyak menjadi beberapa komponen utama agar dapat dijelaskan bagaimana hubungan antar variabel secara sederhana. Hasil pengukuran variabel kesuburan tanah meliputi sifat fisik dan kimia dari unsur tanah pada plot pengamatan beberapa spesies pandan 36 Pandanaceae di TNBD, dilakukan analisis PCA untuk melihat hubungan karakteristik sifak fisik dan kimia terhadap pertumbuhan lima spesies pandan. Agar hasil PCA bersifat deskriptif dilakukan analisis biplot untuk menyajikan secara visual segugus objek dan variabel dalam satu grafik. Biplot hasil PCA keterkaitan faktor lingkungan fisik dengan pertumbuhan pandan disajikan pada Gambar 10. Keterangan: kemasaman tanah pH; Fosfor P; Kalium K; Kalsium Ca; Magnesium Mg; Natrium Na; Kapasitas Tukar Kation KTK; Kerapatan Basa KB; Sulfur S; Pasir Psr Gambar 10 Biplot hasil komponen utama Principal Component Analysis PCA unsur-unsur tanah terhadap lingkungan tempat tumbuh pandan Pandanaceae di TNBD Kedekatan karakteristik B. atrocarpa dan B. kurzii Gambar 10 dicirikan oleh kemasaman tanah pH, Kapasitas Tukar Kation KTK, Debu, Rasio CN dan kandungan hara berupa K, Na, C, N, dan P. Selain itu kedekatan karakteristik P. immersus dan P. furcatus dicirikan oleh Kejenuhan Basa KB, Pasir, dan kandungan unsur hara berupa Mg dan Ca. Adapun kedekatan karakteristik P. labyrinthicus dicirikan oleh Liat dan Sulfur. Selengkapnya hasil analisis sifat fisik dan kimia tanah pada setiap spesies pandan di TNBD dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasar hasil PCA keterkaitan lingkungan fisik dengan pertumbuhan lima jenis pandan, diketahui bahwa akar ciri komponen utama pertama KU1 adalah sebesar 8.45 dan mampu menerangkan data sebesar 56.36. Adapun akar ciri komponen utama kedua KU2 adalah sebesar 3.86 dan mampu menerangkan keragaman data sebesar 25.79. Akar ciri menunjukkan suatu nilai keragaman dari peubah komponen utama yang dihasilkan dari hasil analisis, semakin besar nilai akar ciri maka semakin besar keragaman data awal yang mampu dijelaskan oleh data baru. B. atrocarpa P. furcatus B. kurzii P. immersus P. labyrinthicus C N R CN P Ca Mg K Na KTK KB S Psr Debu Liat pH -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 F 2

25. 79

F1 56.37 Biplot axes F1 and F2: 82.16 37 Berdasar kedekatan karakteristik Gambar 10 diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok pandan yang memiliki karakteristik mirip, yaitu: 1. B. kurzii – B. atrocarpa Kuadran II 2. P. immersus Kuadran III 3. P. labyrinthicus – P. furcatus Kuadran IV Masing-masing spesies pandan memberikan kontribusi pada kedua komponen disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Kontribusi spesies pandan terhadap masing-masing komponen Spesies pandan Komponen 1 Komponen 2 B. atrocarpa

17.54 14.92

B. kurzii 25.65 1.48 P. furcatus 1.94 0.07 P. immersus

54.67 12.93

P. labyrinthicus 0.21 70.57 Tabel 18 menunjukkan persen variabel yang memberikan kontribusi ke masing-masing komponen. Jumlah seluruh nilai dalam masing-masing kolom komponen 1 dan komponen 2 adalah 100. Berdasar Tabel 20 terlihat bahwa dalam komponen 1 kontribusi terbesar diberikan oleh P. immersus sebesar 54.67, sedang di dalam komponen 2 kontribusi terbesar diberikan P. labyrinthicus sebesar 70.57. Berdasar hasil analisis faktor prosedur PCA diperoleh nilai total varian yang dijelaskan sebesar 82.16 dengan jumlah matriks komponen vektor ciri sebanyak dua komponen seperti disajikan pada Tabel 21. Tabel 21 Keragaman total yang dijelaskan oleh setiap komponen fisik Komponen Utama Akar Ciri Total Keragaman Kumulatif 1 8.45 56.36 56.36 2 3.86 25.79 82.16 3 1.64 10.98 93.14 4 1.02 6.85 100.00 Komponen 1 memiliki nilai eigen value akar ciri lebih besar 56.36 dari pada komponen 2 25.79, sehingga dapat dinyatakan bahwa komponen 1 berpengaruh lebih besar terhadap pertumbuhan pandan. Variabel komponen habitat fisik berkorelasi positif dengan nilai vektor ciri terbesar pada komponen 1 dan 2 akan digunakan dalam menentukan faktor berpengaruh paling dominan terhadap kehadiran dan pertumbuhan pandan di lokasi tersebut. Berdasar analisis komponen di atas, berikut nilai eigenvalue masing-masing komponen disajikan pada Tabel 22. Analisis Komponen Utama dilakukan terhadap sifat kimia tanah lingkungan tempat tumbuh pandan menunjukkan 10 unsur hara tanah diamati, dapat dikelompokkan ke dalam dua komponen utama. Hal ini mengindikasi nilai eigenvalue 1. Hasil PCA menunjukkan total nilai keragaman mampu dijelaskan komponen 1 dan 2 yaitu 82.16 dari variabel unsur tanah yang seluruhnya 38 diamati. Komponen pertama memiliki informasi relatif lebih besar dibanding komponen kedua, walaupun tidak memiliki selisih jauh. Tabel 22 Eigenvalue unsur-unsur tanah terhadap tempat tumbuh individu pandan KU 1 Faktor komponen 1 KU 2 Faktor komponen 2 Eigenvalue

8.45 3.86

Proporsi 56.36

25.79

Kumulatif 56.36

82.16 Variabel:

C 0.85 -0.47 N 0.81 -0.52 P

0.75 -0.59

Ca -0.84 -0.33 Mg -0.63 -0.68 K 0.91 -0.31 Na

0.85 -0.38

KTK 0.95 -0.10 KB -0.88 -0.34 S 0.17 0.92 Pasir -0.68 -0.64 Debu 0.73 0.46 Liat 0.49 0.63 pH 0.29 -0.31 Jumlah rumpun B. atrocarpa 2.72 -1.69 Jumlah rumpun P. furcatus -0.90 0.12 Jumlah rumpun B. kurzii

3.29 -0.53

Jumlah rumpun P. immersus -4.80 -1.58 Jumlah rumpun P. labyrinthicus 0.29 3.69 a Keterangan: Faktor determinan kehadiran pandan di suatu tempat Tabel 22 menunjukkan komponen 1 menjelaskan varian terbesar Kapasitas Tukar Kation 0.95, K 0.91, C 0.85, Na 0.85, N 0.81, P 0.75, Debu 0.73, Kejenuhan Basa -0.88, Ca -0.84, dan pasir -0.68. Komponen 2 menjelaskan varian terbesar S 0.92, Liat 0.63, Mg -0.68, dan pH -0.31. Hasil perhitungan berdasar Tabel 20, dapat disusun model indeks habitat pandan terkait peran faktor unsur tanah sebagai berikut: KU1 = 0.85 C + 0.81 N + 0.75 P – 0.84 Ca – 0.63 Mg + 0.91 K + 0.85 Na + 0.95 KTK – 0.88 KB + 0.17 S – 0.68 Pasir + 0.73 Debu + 0.49 Liat + 0.29 pH + 2.72 jumlah rumpun B. atrocarpa – 0.90 P. furcatus + 3.29 B. kurzii – 4.80 P. immersus + 0.29 P. labyrinthicus. KU2 = -0.47 C – 0.52 N – 0.59 P – 0.33 Ca – 0.68 Mg – 0.31 K – 0.38 Na – 0.10 KTK – 0.34 KB + 0.92 S – 0.64 Pasir + 0.46 Debu + 0.63 Liat – 0.31 pH – 1.69 jumlah rumpun B. atrocarpa + 0.12 P. furcatus – 0.53 B. kurzii – 1.58 P. immersus + 3.69 P. labyrinthicus. Matriks karakteristik faktor tanah edafik pandan disajikan pada Tabel 23. Berdasar Tabel 23 bahwa keterkaitan kelima spesies pandan sangat dipengaruhi sifat kimia dan sifat fisik tanah berbeda. Penjelasan mengenai beberapa komponen mempengaruhi pertumbuhan pandan didasari atas dua komponen dari komponen 1 KU1 dan komponen 2 KU2. Secara keseluruhan, faktor lingkungan fisik berkorelasi positif terhadap pertumbuhan kelima spesies pandan di TNBD, yaitu KTK, Rasio CN, tekstur tanah berupa fraksi debu dan