-0.53 Bioekologi Dan Etnobotani Pandan (Pandanaceae) Oleh Orang Rimba Di Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi

39 liat, serta kandungan unsur hara, berupa C, N, P, K, Na, dan S. Korelasi positif digambar melalui garis dengan arah sama atau membentuk sudut lancip 90 ˚. Adapun faktor lingkungan fisik berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan kelima spesies pandan di TNBD yaitu fraksi pasir, kemasaman tanah pH, serta kandungan unsur hara, berupa Ca, Mg, dan Kejenuhan Basa KB. Tabel 23 Matriks karakteristik hara tanah terhadap pandan di TNBD Jambi Sifat kimiafisik tanah Spesies Pandan B. atrocarpa B. kurzii P. furcatus P. immersus P. labyrinthicus C

5.89 0.47

N 7.89 0.36 Rasio CN

1.32 8.58

P 9.20 1.72 Ca

14.00 8.46

Mg 5.04 K

2.51 4.17

Na 3.76 0.55 KTK

0.27 1.28

KB 9.16 9.16 S 22.08 Pasir 1.31 Debu 0.24 0.24 Liat 18.65 pH

49.09 1.00

Hasil analisis PCA terlihat bahwa komponen utama diambil dari KU1 dan KU2 dengan total kumlatif keragaman 82.16 Tabel 21. Komponen 1 memberi informasi lebih besar dibanding komponen 2. Komponen Kapasitas Tukar Kation KTK tanah adalah komponen unsur tanah paling berpengaruh pada komponen satu KU1. Sulfur S adalah komponen unsur tanah paling berpengaruh terhadap komponen dua KU2. Meski demikian, berdasar Gambar 10 dan Tabel 23, terlihat beberapa unsur memberi pengaruh kuat terhadap habitat pandan, untuk B. kurzii lebih dipengaruhi Kapasitas Tukar Kation KTK, debu, dan rasio CN, serta dipengaruhi unsur pendukung lain yaitu K, Na, C, N, dan P. B. atrocarpa lebih dipengaruhi Posfor P dan pH, serta unsur lain meliputi N, C, dan Na. P. immersus dipengaruhi Kejenuhan Basa KB dan pasir, serta unsur lain seperti Mg dan Ca. P. furcatus dipengaruhi Kejenuhan Basa KB dan unsur Ca. Adapun jenis P. labyrinthicus dipengaruhi liat dan hara Sulfur S. Pengaruh beberapa unsur dan faktor lain terhadap keberadaan pandan di TNBD tergolong erat dan bersifat positif. Hal ini terlihat dari sudut lancip antara kelima jenis pandan dengan beberapa unsur pendukung, sudut lancip menunjukkan keeratan hubungan. Nilai positif merupakan pengaruh diberikan tersebut terhadap rumpun pandan, sedangkan Nilai negatif Tabel 22 menunjukkan hubungan sebuah peubah dengan peubah lain berbanding terbalik, yaitu semakin tinggi nilai suatu peubah maka peubah lain dikorelasikan semakin rendah. Hasil penelitian menunjukkan tanah di lokasi tumbuh beberapa jenis pandan di TNBD tergolong tanah liat berpasir. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara kadar pasir, debu, dan liat. Fraksi pasir berhubungan dengan cadangan mineral jangka panjang, sedang fraksi halus tanah secara langsung berhubungan 40 dengan penyediaan unsur hara tanaman. Karakteristik tanah liat berpasir sangat cocok untuk pertumbuhan pandan. Tanah dengan tekstur liat atau berlempung mempunyai laju infiltrasi sedang dan lebih mampu menyangga air bagi tanaman juga lebih mendukung perkembangan akar. Secara kimiawi, kurang dominan fraksi liat menyebabkan kapasitas tukar kation tanah menjadi rendah. Permukaan koloid liat memegang kendali utama terhadap pertukaran kation dalam tanah. Hal ini terjadi karena memiliki muatan negatif sehingga kation ditarik secara elektrostatik Tan 1998. Derajat kemasaman tanah lapisan atas topsoil di lokasi penelitian termasuk kategori masam pH berkisar antara 6.5 – 7.5. Ini menjelaskan pandan tumbuh pada kondisi tanah dengan tingkat pH masam Hardjowigeno 2003. Secara umum pandan bertahan pada kondisi dengan kandungan hara rendah dan tingkat kemasaman tinggi. Hal ini dibuktikan penyebaran pandan secara alami ditemukan di lembah, rawa, dan dataran tinggi, sebagian daerah lain di Indonesia pandan ditemukan di pesisir pantai. Pada reaksi tanah masam ketersediaan hara makro seperti P, K, Ca dan Mg cenderung sedikit sehingga menimbulkan kahat unsur hara bagi tanaman. pH tanah mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Banyak unsur di dalam tanah mengalami perubahan bentuk akibat perubahan reaksi dan pH lingkungan. Curah hujan berlebihan menyebabkan kation basa seperti Ca 2+ , Mg 2+ , K + dan Na + dari larutan tanah diganti H + dan Al 3+ yang bersifat masam Munawar 2011. Kandungan C-organik kawasan TNBD memiliki kisaran 1.5 – 4.9 sebagian tergolong kategori rendah dan tinggi, sedang nitrogen tanah berkisar antara 0.1 – 0.4 tergolong kategori rendah. Rendahnya kadar nitrogen tanah menunjukkan bahwa sumber nitrogen tanah terbatas. Nitrogen tanah bersifat sangat mobil. Nitrogen tanah biasa berasal dari bahan organik mempunyai kandungan protein tinggi dan pengikatan nitrogen bebas mikroba tanah, air hujan, dan juga melalui pemupukan. Rendahnya kandungan bahan organik menjadi faktor utama rendahnya status kesuburan tanah. Hal ini terlihat populasi pandan tidak begitu melimpah di lapang. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa Rasio CN bernilai 9 – 13. Tisdale et al. 1993 menjelaskan jika CN 20 berarti proses dekomposisi segera terjadi. Hal ini dipengaruhi sifat koloid tanah dan kation diserap. Kualitas bahan organik berkaitan dengan penyediaan nitrogen, ditentukan banyak kandungan nitrogen tinggi dan konsentrasi polifenol rendah. Rasio CN merupakan petunjuk kecepatan proses perombakan bahan organik berupa dekomposisi dan mineralisasi hara secara kimia terikat bentuk senyawa kompleks tubuh organisme. Nitrogen N merupakan unsur hara makro penting pertumbuhan tanaman dan umum sebagian besar tanaman menyerap N dari tanah dalam bentuk NH 4+ dan NO 3- Mengel Kirkby 1978. Hasil penelitian menunjukkan tiga jenis pandan memiliki kandungan P tersedia tergolong kategori sangat rendah 7.9 ppm yaitu P. immersus, P. furcatus, dan P. labyrinthicus. Sedang spesies pandan kandungan Fosfor tergolong sedang 13.5 ppm yaitu B. atrocarpa dan B. kurzii. Unsur hara P umumnya diserap dari tanah dalam bentuk H 3 PO 4 . Fosfor merupakan hara makro penting bagi tumbuhan setelah unsur hara nitrogen. Ketersediaan fosfor rendah di lokasi penelitian tersebut dimungkinkan karena rata-rata pH tergolong masam.