Pengaruh Degradasi Terhadap Jumlah Lindi Hitam yang Terserap oleh

sehingga karet terdegradasi yang dihasilkan pada penelitian ini mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dalam hal sifat fisik jika dibandingkan dengan karet kontrol. Setelah proses degradasi selesai, dilakukan pengeringan terhadap karet untuk menguapkan sisa-sisa lindi hitam yang tidak terserap oleh karet. Dalam proses pengeringan ini, dilakukan variasi pada durasi pengeringan, yaitu pengeringan normal pada suhu 100°C hingga benar-benar kering, lalu ditambah 1 jam dan 2 jam. Variasi pada durasi pengeringan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa nilai Plastisitas awal Po akan menurun seiring dengan penambahan durasi pengeringan. Plastisitas awal Po adalah plastisitas karet yang langsung diuji tanpa perlakuan khusus sebelumnya. Refrizon 2003 telah mengungkapkan bahwa umumnya pengeringan pada suhu tinggi dan waktu lama selalu akan menurunkan nilai Po dan Viskositas Mooney, karena pada suhu tinggi dan waktu lama terjadinya pemutusan molekul karet akan berlangsung lebih cepat. Setelah rangkaian proses degradasi selesai, dilakukan pengujian nilai Po dan pengujian terhadap jumlah lindi hitam yang diserap oleh karet. Pengukuran plastisitas awal Po dilakukan untuk mengukur kemampuan karet untuk menahan pembebanan tetap selama waktu dan suhu tertentu sedangkan pengujian jumlah lindi hitam yang diserap bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak lindi hitam yang diserap oleh karet sebagai indikator reaksi degradasi tersebut. Setelah dilakukan proses degradasi, karet padat selanjutnya dicampur dengan aspal. Pencampuran karet ke dalam aspal diawali dengan pemanasan aspal pada suhu 160-170°C. Pada suhu tersebut aspal mencair dengan sempurna. Aspal tersebut dipanaskan atau dicairkan pada wadah dengan volume aspal 23 volume wadah atau minimal 100 gram. Sebelum pencampuran, karet padat diperkecil ukurannya terlebih dahulu. Pengecilan ukuran ini bertujuan untuk memperluas bidang permukaan karet sehingga pencampuran antara aspal dengan karet dapat berlangsung dengan lebih cepat.

4.3 Pengaruh Degradasi Terhadap Jumlah Lindi Hitam yang Terserap oleh

Karet Pada penelitian ini, salah satu indikator yang dikaji dari proses degradasi karet menggunakan lindi hitam adalah jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet. Pengujian jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak lindi hitam yang diserap oleh karet dan mengetahui trend penyerapan lindi hitam oleh karet pada variasi perlakuan yang dilakukan. Nilai plastisitas awal Po dari sampel dapat dilihat pada Gambar 7. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet berkisar antara 7,85 sampai 16,65 gram Hal tersebut menunjukkan bahwa proses degradasi karet menggunakan lindi hitam dengan variasi waktu perendaman pada lindi hitam dan waktu pengeringan karet telah membuat karet menyerap lindi hitam dengan trend yang semakin meningkat. Gambar 7. Histogram Jumlah Lindi Hitam Terserap Berdasarkan nilai plastisitas awal pada histogram pada Gambar 7, terlihat bahwa jumlah lindi hitam terserap yang tertinggi adalah 16,65 gram yaitu pada perlakuan waktu perendaman 7 jam. Nilai plastisitas terendah didapat pada kombinasi waktu perendaman 3 jam dan waktu pengeringan normal ditambah 1 jam dan 2 jam yaitu sebesar 7,83 gram. Berdasarkan hasil analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95 dan α = 0,05, perlakuan variasi waktu perendaman karet dalam lindi hitam berpengaruh nyata terhadap jumlah lindi hitam terserap dari karet hasil degradasi tersebut. Hasil uji lanjut Duncan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan uji lanjut Duncan, terlihat bahwa jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang direndam pada lindi hitam selama 3 jam berbeda nyata dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang direndam pada lindi hitam selama 5 jam dan 7 jam. Jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang direndam pada lindi hitam selama 5 jam berbeda nyata dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang direndam pada lindi hitam selama 3 jam dan 7 jam. Begitu pula dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang direndam pada lindi hitam selama 7 jam berbeda nyata dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang direndam pada lindi hitam selama 3 jam dan 5 jam. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan jumlah lindi hitam terserap yang semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya waktu perendaman karet dalam lindi hitam. Dengan demikian, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa semakin lama waktu perendaman karet dalam lindi hitam, maka jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95 dan α = 0,05, perlakuan variasi waktu pengeringan karet tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah lindi hitam R3 : waktu perendaman 3 jam R5 : waktu perendaman 5 jam R7 : waktu perendaman 7 jam Kn : waktu pengeringan normal K1 : waktu pengeringan normal ditambah 1 jam K2 : waktu pengeringan normal ditambah 2 jam yang terserap oleh karet dari karet hasil degradasi tersebut. Hasil uji lanjut Duncan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan uji lanjut Duncan, terlihat bahwa jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang dikeringkan dalam waktu normal tidak berbeda nyata dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang dikeringkan dalam waktu normal ditambah 1 jam dan waktu normal ditambah 2 jam. Jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang dikeringkan dalam waktu normal tidak berbeda nyata dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang dikeringkan dalam waktu normal ditambah 1 jam dan waktu normal ditambah 2 jam. Begitu pula dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang dikeringkan dalam waktu normal tidak berbeda nyata dengan jumlah lindi hitam yang terserap oleh karet yang dikeringkan dalam waktu normal ditambah 1 jam dan waktu normal ditambah 2 jam. Berdasarkan hasil analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95 dan α = 0,05, menunjukkan bahwa interaksi antara variabel waktu perendaman dan waktu pengeringan berpengaruh nyata terhadap jumlah lindi hitam terserap dari karet hasil degradasi tersebut. Hasil uji lanjut Duncan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 6. Berdasarkan uji lanjut Duncan, jika ditinjau dari jumlah lindi hitam terserap terlihat bahwa karet kombinasi R7Kn tidak berbeda nyata dengan karet R7K1 dan R7K2 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R7K1 tidak berbeda nyata dengan karet R7Kn dan R7K2 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R7K2 tidak berbeda nyata dengan karet R7Kn dan R7K1 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R5Kn tidak berbeda nyata dengan karet R5K1 dan R5K2 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R5K1 tidak berbeda nyata dengan karet R5Kn dan R5K2 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R5K2 tidak berbeda nyata dengan karet R5Kn dan R5K1 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R3Kn tidak berbeda nyata dengan karet R3K1 dan R3K2 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R3K1 tidak berbeda nyata dengan karet R3Kn dan R3K2 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Karet kombinasi R3K2 tidak berbeda nyata dengan karet R3Kn dan R3K1 tetapi berbeda nyata dengan karet kombinasi lainnya. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa terserapnya lindi hitam oleh karet menyebabkan karet menjadi semakin plastis. Semakin plastisnya karet ditunjukkan oleh nilai plastisitas awal Po karet yang telah terdegradasi yang nilainya telah turun jika dibandingkan dengan karet kontrol.

4.4 Pengaruh Degradasi Terhadap Nilai Plastisitas Awal Karet