24
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Tematik
a. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada anak. Fogarty 1991 dalam Agus Sudrajat 2007: 8 menyatakan bahwa dalam arti luas pembelajaran terpadu meliputi
pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam lintas peserta didik. Pembelajaran terpadu akan memberikan
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipelajari dan dipahami Tim Pengembang PGSD, 2001: 6.
Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogarty 1991 dalam Agus Sudrajat 2007: 8 tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan dalam
pelajaran IPA tingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud adalah model keterhubungan connected, model jaring laba-laba webbed, dan
model keterpaduan integrated. Tim Pengembang PGSD 2001: 17 berpendapat bahwa ada tiga model pembelajaran terpadu yang dipilih dan dikembangkan,
yaitu: 1 Model Keterhubungan connected
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang dengan sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu
topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas- tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan pada hari
berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya, dalam satu bidang studi.
25 2 Model Jaring Laba-Laba webbed
Model jaring laba-laba merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Dalam pendekatan ini pengembanganya
dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasai antara guru dan siswa, dapat pula dengan cara diskusi sesama guru.
Setelah tema tersebut disepakati dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang studi lain. Dari sub-sub tema tersebut
dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa. 3 Model Keterpaduan integrated
Model keterpaduan merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan
bidang studi dengan menetapkan prioritas kurikulum dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa
bidang studi. Berbeda dengan model jaring laba-laba yang menuntut pemilihan tema dan pengembangannya sebagai langkah awal, maka dalam model
keterpaduan, tema yang bekaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.
26
Tabel 1. Perbandingan Diagram dan Deskripsi Tiga Model Pembelajaran Terpadu
Model Karakteristik
Kelebihan Keterbatasan
Model Keterhubungan
connected Menghubungkan
satu konsep dengan konsep lain, topik
dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan
lain, ide yang satu dengan ide yang lain
tetapi masih dalam lingkup satu bidang
studi misalnya IPA atau IPS.
Peserta didik akan mudah menemukan
keterkaitan karena masih
dalam lingkup
bidang studi.
Kurang menampakkan
keterkaitan interdisiplin.
Model jaring
laba-laba Webbed
Dimulai dengan
menentukan tema
yang kemudian
dikembangkan sub
temanya dengan
memperhatikan kaitannya
dengan disiplin ilmu atau
bidang studi lain. 1. Tema
yang familiar membuat
motivasi belajar
meningkat. 2. Memberikan
pengalaman berpikir
serta bekerja
interdisipliner. Sulit
menentukan tema
Model keterpaduan
integrated Dimulai
dengan identifikasi konsep,
keterampilan, sikap yang overlap pada
beberapa
disiplin ilmu atau beberapa
bidang studi. Tema berfungsi
sebagai konteks
pembelajaran. Hubungan
antar bidang studi jelas
terlihat melalui
kegiatan belajar. 1. Fokus
terhadap kegiatan
belajar, tekadang
mengabaikan target
penguasaan konsep.
2. Menuntut wawasan
yang luas
dari guru.
Sumber : Rustaman et al 2003; Fogarty 1991 dalam Agus Sudrajat, 2007: 8-9
27
b. Pembelajaran Tematik