Tahapan sebelum penanaman Tahapan penyiapan media tanam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lokasi tailing dam PT. ANTAM UPBE Pongkor. Lokasi pengambilan sampel tanah top soil dilakukan di sekitar pertambangan emas PT. ANTAM UPBE Pongkor tersebut. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: sarung tangan, sprayer, kaliper, penggaris, gelas ukur, sekop, alat tulis, saringan tanah berukuran 4 x 4 mm, meteran 100 m, ajir, tali rafia, cangkul, garpu tanah, timbangan, alat tulis, tally sheet, kamera digital, dan komputer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tailing tambang emas Pongkor, tanah top soil Pongkor, bibit sengon buto umur 3 bulan, bibit rasamala umur 6 bulan, Asam humat Humate Substance Complex, Bio-remedy, Kompos aktif Solid Remedy, rock fosfat dan pupuk NPK mutiara.

3.3 Prosedur Kerja

Sebelum melakukan penanaman, sampel tanah top soil dan tailing masing- masing diambil sebanyak 1 Kg untuk dianalisis. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui sifat kimia tanah. Analisis ini dilakukan sebelum perlakuan dan dianalisis kembali setelah perlakuan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.3.1 Tahapan sebelum penanaman

a. Bibit yang sudah dipersiapkan disiram dengan bio remedy sebelum tanam sebanyak 2 kali. Bio remedy diencerkan terlebih dahulu, yaitu 1 liter bio remedy dilarutkan dalam 200 liter air, dan diberikan 250 cc per bibit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat perkembangan akar. b. Pengambilan sampel tanah top soil dan tailing pada lokasi penelitian dilakukan. Mekanisme pengambilan tailing dan top soil ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2004 . Adapun cara pengambilan sampel tailing pada lokasi penelitian seperti Gambar 1. Gambar 1 Cara pengambilan sampel tailing. c. Mengukur luas lokasi yang akan digunakan, kemudian pada setiap sisi diberi patok. d. Mengukur jarak dari satu sisi ke tengah lalu ambil tengahnya, lalu ambil tailing dari jarak tengah tersebut. e. Membersihkan permukaan tailing dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa- sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah. f. Mencangkul tailing tersebut sedalam 10 cm, kemudian diambil dengan menggunakan sekop atau cangkul. g. Mencampur dan mengaduk contoh tailing dari 5 titik tersebut dalam satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian ambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik ini merupakan contoh tailing komposit. Mekanisme pengambilan sampel top soil, yaitu : 1. Membersihkan permukaan tanah dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa- sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah. 2. Mencangkul tanah tersebut sedalam 10 cm. 3. Mencampur dan mengaduk tanah tersebut 15 contoh dalam satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian ambil kira-kira 2 kg. 1 2 3 4 5 50 m 20 m Gambar 2 Cara pengambilan top soil.

3.3.2 Tahapan penyiapan media tanam

a. Membuat lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 30 cm x 40 cm b. Tailing hasil galian lubang tanam, disimpan di samping kiri dan kanan lubang tanam. c. Setelah membuat lubang tanam selesai, dinding lubang tanam diberi rock phospat sebanyak 300 gram, perlakuan ini diberikan pada semua lubang tanam d. Setelah diberi rock phospate, dinding lubang tanam disiram dengan asam humat 250 cc yang terlebih dahulu dilarutkan dengan 100 liter air, akan tetapi tidak semua lubang tanam disiram dengan asam humat, hal ini berdasarkan perlakuan e. Tailing hasil galian dicampur dengan 1 kg kompos aktif, cara mencampur nya yaitu: 1. Tailing yang disimpan di samping kiri lubang tanam di campur dengan 500 gram kompos aktif. 2. Tailing yang disimpan di samping kanan lubang tanam di campur dengan 500 gram kompos aktif. f. Tailing hasil galian dicampur dengan 2 kg top soil, cara mencampurnya yaitu: 1. Tailing yang disimpan di samping kiri lubang tanam di campur dengan 1 kg top soil. 2. Tailing yang disimpan di samping kanan lubang tanam dicampur dengan 1 kg top soil. g. Tailing hasil galian tidak dicampur kontrol.

3.3.3 Tahapan penanaman

Dokumen yang terkait

PENGARUH BOBOT DAN KEDALAMAN PENANAMAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL SEMAI SENGON BUTO (Enterolobium cyclocarpum Jacq. Griseb)

0 6 1

Respon Pertumbuhan Semai Gmelina Arbarea Linn. Terhadap Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Asam Humat dan Asam Oksalat

0 13 66

Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat

0 11 81

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 9 171

Pemberian Mikroorganisme dan Asam Humik pada Tanah Latosol Dan Tailing untuk Memperbaiki Pertumbuhan dan Produksi Centrosema pubescens Benth.

0 12 71

Potensi fungi mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach Linn) pada media tailing tambang emas

1 9 9

: Pendugaan Potensi Kandungan Karbon Pada Tegakan Rasamala (Altingia excelsa Noronhae) KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 11 75

Perbaikan pertumbuhan tanaman rasamala (Altingia excelsa Noronhae) dengan teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, kabupaten Sukabumi

0 7 47

Pertumbuhan Tanaman Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) dengan Teknik Lateral Root Manipulation (LRM) di PT Cibaliung Sumberdaya, Banten

1 25 33

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 1 86